03-Keputusan

6.2K 276 1
                                    

Jika Allah menghendaki dua hati untuk bersatu, pasti Allah akan menggerakkan keduanya bukan salah satunya

~Mendadak Ning~

~Mendadak Ning~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Arumi mengerjakan matanya tidak percaya saat membuka pintu. Arumi kira Alif akan berubah pikiran dak tak akan menemuinya lagi, tapi ah sudahlah sepertinya harapannya sudah pupus. "Ngapain lo kesini lagi sih?"

Sempat di ceramahi pagi oleh Altaf  karena tidak pulang semalam, itu membuat Arumi menjadi badmood ditambah kedatangan dua makhluk pengganggu ini kerumahnya, semakin menambah buruk suasana hatinya saja.

"Saya ingin bicara dengan kamu, saya sudah memiliki sebuah keputusan untuk masalah kita" Ujar Alif to the poin.

Arumi mendelik sinis "Saya, saya. Gue bilang kan gak usah! Sono lo pulang!"

"Saya tidak bisa melakukan hal itu, kita akan meni--"

"Apaan nih ribut-ribut?" Tanya Altaf yang baru saja muncul dari dalam rumah.

Tanpa menjawab, Arumi langsung melenggang pergi meninggalkan mereka.

Beralih kepada Altaf. Laki-laki itu memperhatikan Alif dari atas sampai bawah, keningnya mengerut. Ada masalah apa adiknya ini dengan seorang ustadz "Siapa lo?" Tanyanya dengan alis terangkat.

"Saya--"

"Ah gak penting, masuk aja!" Setalah berucap demikian Altaf menarik kakinya untuk masuk kedalam rumah meninggalkan Alif dan Ayana yang menganga melihat tingkah laki-laki itu.

"Perasaan tadi dia nanya, ya kan na?"

Ayana mengangguk "Iya mas"

Alif yang merasa punggung laki-laki yang bisa ia tebak kakak Arumi itu menjauh, segara ia dan Ayana menyusulnya kedalam ikut mendudukkan diri di sofa yang sudah ada Arumi disana sambil bersedekap dada.

Altaf melirik Arumi sekilas mengode perempuan itu untuk menjelaskan siapa laki-laki dan perempuan yang sekarang berada di rumah mereka. Menyadari itu Arumi berdehem singkat "Dia Alif"

Altaf mengangguk paham, netranya beralih menatap Alif "Terus kedatangan lo kemari buat apa?"

"Saya ingin menikahi Arumi, dan kami kesini ingin meminta Abang untuk menjadi wali di pernikahan kami"

Arumi tentu saja melotot mendengarnya. Alif ini tidak ada basa-basi nya jika saja orang di depannya punya penyakit jantung mungkin orang itu akan serangan jantung dibuatnya. Arumi pikir Alif tidak akan senekat itu. Bagaimana nasib hidupnya nanti jika harus hidup dengan laki-laki seperti alif? Hancur sudah masa depan Arumi.

"What?! Gue udah bilang batalin, kenapa lo malah ngotot sih?"

Sungguh Altaf tidak mengerti keadaan ini "Ini maksudnya apa?" Melihat keterdiaman Arumi membuat Altaf mengambil kesimpulan apa yang ada di otaknya "Oh jadi ini alesan lo gak pulang semalam hah?!"

Mendadak Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang