Genre: Spiritual-Romance
Start: 12 Mei 2023
Revisi: 29 Desember 2023
Ending: 10 Mei 2024
❥Mendadak Ning
Aku tidak pernah sekalipun menyesali takdir yang mempertemukan kita meskipun dengan cara yang salah bahkan mengikat kita dalam satu ikatan suci b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•°•°•°
Arumi kembali ke pesantren dengan wajah sembabnya. Perempuan itu mendongak saat dirinya sudah sampai di depan pagar pesantren.
Arumi mengerutkan keningnya. Ada yang aneh, kenapa banyak orang yang berdiri di pagar, dan apa ini, kenapa ada polisi di sini?
Arumi Manarik nafasnya dalam-dalam. Mencoba menghalau pikiran buruknya, mungkin saja para polisi ingin menyelidiki kasus pembunuhan ayana, begitu.
Hati Arumi semakin tak tenang ketika salah satu santri menunjuknya. Selanjutnya atensi mereka semua beralih padanya. Bahkan para polisi itu pun menatapnya sekarang. Secara perlahan polisi itu berjalan menghampirinya.
'Ya Allah kenapa nih?' Batin Arumi. Jantungnya berdetak kencang.
"Saudari Arumi?"
"I-ya pak" Jawabnya terbata-bata.
"Betul anda istri dari gus Alif Anak pemilik pesantren ini?" Arumi mengangguk dengan ragu "Kami mendapatkan kabar bahwa telah terjadi pembunuhan di pesantren ini. Dan semua bukti mengarah kepada anda"
Nafas Arumi tercekat, hal apa lagi ini. Arumi menggelengkan kepalanya tidak percaya. Apa Alif yang melaporkannya ke polisi?
'Gak-gak mas Alif gak mungkin laporin gue ke polisi!'
"Kami meminta kerjasama saudari untuk ikut ke kantor polisi, menjelaskan semuanya" Ucap pak polisi menyadarkan Arumi dari lamunannya.
"Tapi saya gak salah pak! Gak mungkin saya celakain adik ipar saya sendiri, saya di fitnah!" Teriak arumi tidak terima.
"Mohon kerjasamanya bu, ikut kami ke kantor. Bawa!" Titahnya pada seorang polwan di sampingnya untuk segera membawa Arumi.
Arumi memberontak saat kedua lengannya di apit "Saya gak salah pak!"
"Jelaskan saja di kantor!"
"Lepasin! Saya gak salah hiks..." Lagi-lagi air matanya mengalir dengan lancang membasahi pipinya. Cobaan apalagi ini ya Rabb.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Qs-Al-baqarah:286)
Mau sekuat apapun ia memberontak, cekalan itu tak akan terlepas dari lengannya.
Di salah satu kerumunan santri yang mulai berbisik-bisik, ada satu santri yang tersenyum miring. Dia adalah Yumna. Gadis itu tersenyum kemenangan melihat saingannya telah tersingkirkan "Selamat tinggal Arumi!"
Tanpa sadar seseorang menarik tangannya kasar, terpaksa membawanya mengikuti perempuan itu kemana membawanya.
Fyi: Alya, Yumna, dan Kayla masih berada di pondok pesantren meskipun sudah lulus. Ini mereka lakukan sebagai wujud pengabdian mereka kepada pesantren yang telah memberikan mereka ilmu selama belajar disana.