Satu minggu sudah berlalu dan kini Atharya dan teman-temannya serta Sadewa sudah berada di Indonesia, beberapa jam lalu.
Sekarang mereka semua berada di ruangan Atharya untuk mainannya, bagi mereka ini sama aja seperti ke timezone hanya saja disini gratis.
"Woi curang lo!" teriak Yudha saat Gerald dengan sengaja menyenggol lengannya dan membuat tembakannya melesat.
Sedangkan Gerald melebarkan senyumannya melihat Yudha kalah, dengan cepat ia merebut senapan yang di pegang Yudha lalu mendorong Yudha agar menjauh darinya.
Yudha kesal. Tentu saja. Ia melangkah menjauh dari tempat Gerald, selain kesal melihat wajah Gerald dia juga bosan bermain. Yudha menghampiri Atharya yang duduk di dekat kaca, sebenernya Yudha merasa penasaran dengan Atharya yang sedari tadi setia menatap kaca atau lebih tepatnya ke arah taman.
"Ngelamun bae lo."
Atharya tersentak, hanya sebentar.
"Ngagetin lo!"
"Ya elo, yang laen pada main lo malah sendirian di sini." Yudha duduk di kursi sebelah Atharya, mengeluarkan batang rokok dan korek api.
Atharya dengan cepat merebut rokok itu dan menatap tajam Yudha, membuang rokok itu ke tempat sampah. Ia berjalan ke arah lemari yang berisi berbagai makanan ringan, lalu meletakkannya di meja yang berada di depan Yudha.
"Jangan ngerokok disini."
"Asal ada cemilan gratis gapapa gue mah rokoknya di buang."
Yudha mengambil satu bungkus makanan ringan itu dan membukanya.
"Lo ngapain dari tadi bengong mulu?" tanyanya di sela-sela ia memakan cemilan, hampir saja lupa karena dapat cemilan gratis.
"Kepo lo."
Wajah Yudha pias seketika. "Lo jangan bikin orang kepo kalo nggak mau cerita!"
"Salah lo sendiri kepoan."
"Ya elo bikin gue kepo."
"Ya udah."
"Ya udah apa?"
"Ya udah nggak usah kepo!"
"Brisik kalian!" pekik Lala yang mendengar keributan antara Yudha dan Atharya.
"Gara-gara lo, tu betina ngamuk kan," kata Atharya menyalahkan Yudha.
"Gara-gara lo juga anjir!"
"Lo!"
"Lo!"
"Nggak!"
"Iya!"
Begitu seterusnya sampai akhirnya salah satu penjaga yang bertugas di depan masuk ke dalam, menghampiri Atharya.
"Kenapa?"
"Ada tamu yang datang, katanya teman Aden."
Jawaban dari pelayannya membuat Atharya mengernyit bingung, pasalnya hanya teman-teman yang ada bersamanya sekarang yang tau rumahnya.
"Namanya Kara, Den."
Sang penjaga kembali berkata setelah mendengar suara dari sebelah telinganya, Atharya semakin di buat bingung karena tidak ada teman sekelasnya yang bernama Kara.
"Suruh masuk Thar, itu temen sekelas gue!" seru Gerald sambil menampilkan ponselnya yang berisi obrolan Gerald bersama Karalyn atau Kara, Atharya mengangguk lalu menyuruh pelayannya kembali dan membawa Karalyn datang kemari.
"Kok lo nggak bilang ke gue?"
"Gue mau bilang tapi si Kara keburu ngamuk."
Gerald menggaruk kepalanya yang tak gatal, tadinya ia memang ada niatan ngasih tau Atharya tapi orang yang bernama Karalyn menelponnya dan mengancamnya akan mencoret namanya dan Adam dari kelompok mereka jika tidak segera di kerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Acak"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."