"Atharya, ayo pacaran!"
"Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis.
"Hah?"
"Tapi ada satu syarat," ujar Atharya.
"Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung.
"Nggak ada kata putus."
Atharya meminta Geri agar di antar ke kelasnya, awalnya Geri membujuk agar tidak usah pergi ke kelas dan berdiam diri disini saja. Tapi Atharya lebih keras kepala ingin pergi ke kelasnya, ini hari pertama ia sekolah yang harusnya Atharya mengikuti acara MOS tapi papanya malah membawanya ke ruangan yang mereka sebut dengan basecamp.
"Lo di kelas ipa satu, pinter juga lo masuk ke kelas unggulan," kata Geri saat ia mendapat balasan dari temannya, sebenarnya Geri juga panitia MOS. Tapi ia malas untuk meladeni calon adik kelasnya, terutama para cewek.
"Ipa?" tanya Atharya.
Geri mengangguk membuat Atharya berdecak kesal, dengan cepat ia membalikkan badannya dan bersiap untuk menerjang sang Papa yang masih bersenda gurau dengan teman-temannya.
"Sakit, Athar!" adu Sadewa saat kepalanya tertimpa tas yang di lempar oleh Atharya.
Anak itu kesal dengan papanya yang seenaknya memasukkan dirinya di kelas IPA, padahal Atharya sudah meminta untuk masuk di kelas IPS.
"Kok Papa masukin aku ke kelas ipa? Aku kan mintanya ips!" geram Atharya dengan kaki yang tidak bisa diam, kakinya menendang tulang kering Sadewa.
Sadewa meringis lalu membalas anaknya dengan jitakan. "Anak kurang ajar!" katanya.
"Inik kiring ijir!" balas Atharya menye-menye.
Tentu saja hal itu mengundang gelak tawa dari teman-teman Sadewa. Sadewa berdecak kesal, menatap teman-temannya dengan sinis.
"Iya, nanti Papa pindahin ke ips."
Atharya tersenyum puas, ia segera mengambil tas yang berada di tangan Sadewa dan menengadahkan tangannya.
Sadewa membalas dengan uluran tangan, namun segera ditepis oleh Atharya.
"Uang jajan tambahan," kata Atharya saat mendapat tatapan bingung dari Sadewa, tentang uang jajan Atharya tidak akan lupa dengan janji papanya tadi.
"Dah, sana!" usir Sadewa saat ia memberikan beberapa lembar uang berwarna merah. Atharya keluar setelah pamit ke teman-teman papanya, di ikuti Geri dan yang lain tentunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Berani banget lo sama Om Dewa."
Yudha membuka percakapan mereka setelah mereka keluar dari basecamp.
"B aja." Balasan dari Atharya membuat yang lainnya menatap Atharya dengan tatapan tak percaya.
Bagaimana tidak? bagi mereka, Sadewa itu galak, sadis dan arogan saat di luar. Sadewa hanya akan bercanda kalau berada di dekat sahabat-sahabatnya, seperti tadi.
Mereka baru pertama kali ini melihat sifat Sadewa yang lain saat bersama Atharya, mereka bisa merasakan aura keluarga yang hangat walaupun tidak lengkap.