Sudah tiga minggu sejak kejadian di rumah sakit itu, Gerald dan yang lain juga sering bolak-balik rumah sakit karena mereka menunggu anak itu sadar. Atharya tidak bisa masuk untuk melihat keadaan anak itu, karena setiap ia ke rumah sakit selalu ada Gail yang menunggunya.
Kali ini Atharya datang bersama Karalyn, karena Karalyn juga harus mengantarkan dokumen yang disuruh oleh Adrian agar membawanya kesini. Seperti biasa, Gail sudah duduk di tempat biasanya ia menunggu Atharya datang. Gail dengan berteriak memanggil Atharya dan berlari ke arahnya.
"Jangan lari-lari!" peringat Atharya yang di abaikan oleh Gail.
"Itu siapa bang?" tanya Gail yang baru pertama kali melihat Karalyn, atau mungkin sudah tapi ia tak mengingatnya.
"Panggil dia Kak Kara, adiknya Dokter Rian. Pacar bang Jio juga," jelas Atharya.
Gail mengangguk, "kalau gitu Kak Kala pacalnya Gail juga!"
"Sok-sok an manggil pacar kalo ngomong R aja belom bisa," sindir Atharya.
Gail cemberut, menatap tak suka ke arah Atharya yang masih menggendongnya. Ia menjulurkan tangannya ke arah Karalyn yang sedari tadi hanya diam memperhatikan interaksi Atharya dan Gail dengan senyuman gelinya.
"Eitss! mau ngapain kamu, ha?" tanya Atharya menjauhkan dirinya dari Gail agar tidak menyentuh Karalyn.
"Mau digendong sama pacal!" balas Gail, tangannya masih berusaha menggapai Karalyn.
"Pacal? Apa itu pacal?" tanya Atharya menirukan perkataan Gail.
Gail menaruh telunjuknya di dagu, "pacal itu.. apa?"
Atharya dan Karalyn tertawa mendengar Gail yang balik bertanya, mereka melanjutkan jalannya yang tadi terhenti karena Gail. Memasuki ruangan Adrian untuk memberikan dokumennya, lalu setelah itu mereka berjalan ke ruangan yang dikunjungi Gerald dan yang lain akhir-akhir ini.
Sesampainya di depan pintu, Atharya menurunkan Gail. Membuat Gail bingung, "kok Gail ditulunin?"
"Mau di gendong? Sama Kak Kara ya?" tawar Atharya yang langsung diangguki Gail dengan semangat.
Setelah Gail di gendongan Karalyn, Atharya menyuruh Karalyn untuk menunggu di luar karena Gail tidak boleh masuk. Karalyn mengangguk, tapi tidak dengan Gail.
"Gail ikut bang Jio aja!"
"Tapi kamu nggak boleh masuk, nanti ya? sebentar aja," bujuk Atharya yang mendapat gelengan cepat dari Gail yang malah membuat Atharya khawatir. Gail suka mengeluh pusing saat kepalanya terlalu cepat bergerak.
"Bawa masuk aja, nggak ada perawatnya." Sontak Atharya menatap sekelilingnya, sepi.
"Cctv tuh!" tunjuk Atharya ke arah atas.
Karalyn menghela nafasnya, "udah bawa masuk aja."
"Nanti kena marah," tolak Atharya.
Karalyn tak memperdulikannya, dengan cepat ia membuka pintu ruangan itu. Atharya segera menghentikannya, "iya iya masuk, tapi Gail aku gendong."
"Sini! Bang Jio yang gendong kalo Gail pengen ikut masuk," ancam Atharya.
Gail menurut.
"Lah, kok sama Gail?" tanya Gerald yang menyadari kedatangan mereka.
Yudha yang menatap figure Atharya, Karalyn dan Gail di gendongan Atharya seperti keluarga kecilpun berceletuk, "jadi kapan nambah satu anggota lagi, Bund? Yah?"
"Mau gue lempar sendal lagi, Yud?" tanya Atharya sarkas.
"Eits! Adek Athar jangan gitu sama Abangnya, durhaka!" balas Yudha dengan kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Random"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."