"Thar, kantin nggak?" tanya Kylo setelah bel istirahat berbunyi.
Atharnya menggeleng. Ia harus ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya yang tertunda, setidaknya ia harus menyelesaikan semua tugas itu dalam kurun waktu kurang dari dua minggu.
Ini sudah minggu pertama, dan baru setengahnya yang ia kerjakan. Tugas yang diberikan tidak sulit untuk Atharya, hanya saja terlalu banyak.
Atharya selalu di perpustakaan untuk mengerjakan semua tugasnya karena jika ia bergadang sampai tengah malam saat di rumah, Sadewa pasti akan memarahinya karena seharusnya waktu malam itu digunakan Atharya untuk beristirahat. Lebih lagi laki-laki itu masih dalam masa pemulihan.
Laki-laki itu sampai di perpustakaan. Seperti biasa, hanya sedikit siswa yang berada di ruangan ini. Kebanyakan dari mereka adalah kutu buku.
Ia pergi ke meja paling ujung, meja yang biasanya ia gunakan. Atharya menghela nafasnya sebelum mulai mengerjakan tugas sekolahnya.
Tetapi baru lima belas menit laki-laki itu berkutat dengan buku-buku, rasa ngantuk menyerangnya. Atharya tidak bisa menahannya, dan sepertinya tidak masalah jika tidur sejenak, lagipula jam istirahat masih lama.
Baru terlelap beberapa detik, sebuah usapan tangan di kepalanya membuatnya terbangun. Atharya membuka matanya dan melihat sosok perempuan yang beberapa hari ini tidak ia lihat ada di hadapannya.
"Kamu sakit, Thar?"
Mendengar suara lembut dari gadis itu membuat perasaan Atharya sedikit menghangat, laki-laki segera menggelengkan kepalanya ketika sadar jika Karalyn tengah menunggu jawabannya.
Namun seperti tidak percaya dengan jawaban Atharya, Karalyn menempelkan punggung tangannya ke kening laki-laki itu.
"Kamu belum makan?" tanya Karalyn lagi yang dibalas gelengan oleh Atharya.
Karalyn menghela nafasnya pelan. Gadis itu menatap ke arah Gerald dan Adam yang duduk di depan mereka.
Paham dengan tatapan itu, mereka segera beranjak dari tempatnya. Karalyn pun juga begitu, gadis itu menarik tangan Atharya agar mengikutinya.
"Kay!" panggil Karalyn pada Kayla yang terlihat tengah mencari buku.
"Lo ngerjain apaan, Thar?" tanya Adam.
"Tugas sekolah," balas Atharya.
Adam berdecak. "Ya tau, maksud gue tugas apaan sampe segitu banyaknya," ujarnya.
"Kelas sepuluh," kata Atharya singkat.
"Makin hari makin irit aja ngomongnya," celetuk Gerald yang tak digubris oleh Atharya.
Mereka sampai di kantin, area kantin nampak lenggang karena jam istirahat telah usai. Mungkin yang masih disini karena kelas mereka kosong atau mungkin bolos.
Karalyn dan Adam yang memesan makanan, sedangkan sisanya mencari tempat duduk yang nyaman. Tentu saja di ujung, tempat itu kan tempat ternyaman semua siswa disini.
"Lo pucet bener, Thar. Mending balik," kata Gerald yang sedari tadi memang menatap laki-laki di hadapannya itu dengan raut wajah khawatir.
"I'm fine," balas Atharya dengan malas.
Laki-laki itu kesal saat semua orang memperlakukannya seperti anak kecil, usia mereka hanya terpaut tiga tahun dan Atharya juga bukan anak kecil.
"Jangan dipaksa, Thar."
Atharya berdecak. Menatap laki-laki didepannya itu dengan sinis karena sedari tadi terus mengajaknya berbicara.
"Batas waktunya sampe kapan?" kali ini Kayla yang bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Разное"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."