"Karaaa," panggil Atharya yang saat ini tengah duduk di atas motornya.
Sementara Karalyn yang saat itu tengah mengobrol dengan temannya pun menoleh, mendapati Atharya yang duduk di atas motor dengan memeluk helm nya.
"Gue duluan yaa," pamit teman Karalyn.
Setelah itu, Karalyn berjalan menghampiri Atharya. Berdiri disebelah laki-laki itu.
"Kamu daritadi disini?" tanya Karalyn.
Atharya mengangguk, lalu menggeleng didetik setelahnya.
"Baru bentar, ayo naik!" ujarnya sembari menurunkan stepfoot motornya.
Setelah memastikan pacarnya itu naik dan sudah diposisi aman, Atharya langsung memutar gas nya. Mulai membelah jalan raya yang malam ini nampak lenggang.
"Yang, mau makan dulu nggak?" tanya Atharya dengan sedikit berteriak agar Karalyn dapat mendengarnya.
"Kamu laper?" tanya Karalyn.
Karalyn melihat ke arah spion yang memperlihatkan Atharya walaupun hanya matanya saja.
"Mayan. Kamu laper nggak? Gail nitip makanan juga nih," balas Atharya seraya melihat ke arah spion sekilas.
"Hmm, boleh deh."
"Siap!"
Mereka berhenti di salah satu cafe yang merupakan langganan Atharya.
"Mau makan apa?" tanya Atharya seraya memberikan buku menunya pada Karalyn.
Karalyn menerima buku itu dan mulai membaca satu-persatu menu yang ada disana.
"Chicken katsu aja, sama matcha," ujar Karalyn.
Pelayan cafe yang tengah bertugas di kasir pun segera mencatat pesanan itu, setelah itu ia membacakan ulang pesanannya.
"Bungkusin satu juga, kaya biasa," ujar Atharya.
"Siap," balas pelayan cafe itu.
"Kayak biasa, di atas juga, kan?" imbuhnya yang dibalas anggukan oleh Atharya.
Setelah itu, Atharya menggandeng tangan Karalyn pergi menuju lantai atas. Laki-laki itu memilih tempat yang ada sofa panjangnya, beruntung masih tersisa satu tempat disana.
"Kamu sering kesini, ya?" tanya Karalyn setelah mereka duduk di sofa dan Atharya langsung memposisikan kepalanya di pangkuan sang pacar.
"Iya, dulu pas SMP. Sekarang jarang, biasanya aku duduk dipojok sana," balas Atharya seraya menunjuk ke arah pojokan yang terdapat satu single sofa disana.
"Disini tempatnya adem, enak juga soalnya orang-orang pada sibuk sendiri-sendiri," celoteh Atharya seraya memainkan rambut panjang Karalyn yang terasa halus dan wangi.
"Kamu sendiri aja? temen-temen kamu?" tanya Karalyn, gadis itu sejujurnya penasaran dengan kehidupan Atharya saat masih berada di sekolah menengah pertama.
Tapi ia tidak akan memaksa laki-laki itu cerita jika tidak mau.
"Iyaa, dulu sama Kairo sama Auris. Tapi habis Kai pergi jadi sendirian, aku nggak suka sama temen-temen smp selain mereka," balas Atharya seraya mendongak ke atas, menatap wajah Karalyn sekilas.
"Karaa," panggil Atharya.
"Kenapa?" tanya Karalyn.
"Kamu habis latihan dance aja tetep cantik ya," ungkap Atharya jujur.
Sementara Karalyn yang mendengar itu hanya mendengus sebal dan mengacak-acak rambut Atharya dengan gemas, padahal dalam hati gadis itu tengah berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Rastgele"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."