Masih ingat kan? Kairo itu adalah satu-satunya orang yang Atharya anggap sahabat. Iya, mereka bersahabat sejak taman kanak-kanak hingga mereka masuk ke Sekolah Menengah Pertama atau sering kalian sebut SMP.
Kairo itu humble, hyperaktif, perusuh dan jail. Berbeda dengan Atharya yang memang dari dulu kaku dengan orang baru, sifat mereka yang bertolak belakang membuat mereka bisa saling melengkapi persahabatan mereka.
Saat memasuki Sekolah Dasar, sifat Atharya sedikit lebih ceria karena Kairo, Atharya juga selalu dilindungi Kairo jika ia dijaili oleh teman sekolahnya. Memang Kairo berbeda 3 tahun dari Atharya, itu karena Kairo yang terlambat masuk sekolah dan Atharya yang terlalu cepat masuk sekolah.
Saat mereka menginjak kelas 4, ada satu siswi pindahan kelas 5 yang entah kenapa saat melihatnya Kairo spontan mengatakan "Tante", anak baru itu Auristela.
Mereka berdua kompak memanggil Auris dengan panggilan Tante, awalnya Auris jengkel karena panggilan itu. Bahkan kadang sampai menangis dan berakhir dimarahi oleh guru, tapi mereka tidak kapok, masih tetap memanggil Auris dengan sebutan itu.
Hanya mereka berdua, karena jika ada yang memanggil Auris dengan sebutan "Tante", Kairo dan Atharya akan memarahi atau bahkan bertengkar dengan orang itu.
Hingga mereka SMP, ternyata Auris juga bersekolah di sekolah yang sama, membuat Kairo dan Atharya semangat lagi memanggil Auris dengan sebutan "Tante" di tambah lagi penampilan Auris juga berubah, lebih wah dari saat SD. Auris yang terbiasa dengan panggilan itu menampilkan muka biasa saja, berbeda dengan teman sekelasnya yang mengejek Auris.
Mendengar kabar itupun Kairo dan Atharya datang untuk memperingati teman sekelas Auris, tapi berbeda dengan waktu SD. Teman sekelas Auris malah mengejek mereka berdua yang mengakibatkan mereka emosi, berakhir mereka bertengkar dan di panggil ke BK. Setelah itu tidak ada lagi yang mengejek Auris.
Tapi saat mereka mulai memasuki semester dua, kabar buruk terdengar di telinga Atharya dan Auris. Kairo dan Ayahnya mengalami kecelakaan yang membuat nyawa mereka tidak bisa diselamatkan. Atharya mengamuk dan berteriak marah saat mendengar kabar itu.
Di hari pemakaman Kairo, Atharya lebih memilih menyembunyikan kepalanya di bahu Sadewa yang saat itu menggendongnya. Ia tidak mau melihat sahabat satu-satunya itu dimakamkan, Atharya tahu kalau Kairo tidak akan kembali lagi, sama seperti Mama dan Kakak kembarnya. Ia hanya bisa berbisik pelan agar suaranya tidak terdengar, tapi Sadewa bisa mendengar bisikan Atharya yang ada di dekapannya. Ia mengusap kepala anaknya sambil menahan air matanya agar tidak jatuh dari mata yang berada di balik kacamata hitamnya.
"Mama sama Rega jagain Kairo ya? Jangan buat Kairo nangis karena ninggalin Athar, nanti Athar nyusul kalian ke surga bareng Papa."
Beberapa hari setelah kepergian Kairo, Auris meminta orang tua nya untuk pindah, sedangkan Atharya tetap memilih untuk tinggal walaupun Sadewa sedikit memaksanya untuk pergi sementara, setidaknya sampai hati Atharya menerima kenyataannya jika Kairo sudah pergi.
Atharya dan Auris tetap bertukar kabar lewat perantara Ayah mereka sampai akhirnya Atharya mau menggunakan ponsel.
Sifat Atharya kembali kaku dan tak tersentuh lagi jika dengan orang asing. Walaupun memang dari dulu Atharya tetap kaku dengan orang lain selain Kairo dan Auris, tetapi mereka bisa melihat kalau Atharya berbeda dengan yang dulu. Bahkan teman - teman Atharya yang mencoba akrab dengannya saja sudah mulai menjauh karena tidak tahan dengan sifat Atharya.
Dua tahun berlalu, Auris memilih untuk kembali lagi kesini. Dengan penampilan yang sama tapi kepribadian yang berbeda, sifat Auris menjadi arogan dan menyebalkan di mata orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Random"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."