"Ada yang ketinggalan, nggak?" tanya Atharya pada Kylo yang katanya sudah selesai membereskan barang-barangnya.
Hari ini adalah hari dimana Kylo akan tinggal bersama keluarga barunya, Atharya tidak perlu mengantar karena keluarga itu yang akan menjemputnya disini.
Kalaupun Atharya ingin mengantar Kylo pun, Sadewa pasti melarangnya karena ia belum sembuh. Laki-laki itu juga dihukum oleh Sadewa untuk tidak boleh menggunakan kendaraannya karena meninggalkan mobilnya di pinggir jalan dengan kondisi mobil masih menyala. Beruntung tidak ada yang mencurinya.
"Kalo ada juga aku tinggal ambil lagi," kata Kylo.
"Sedih banget gue nggak ada yang nemenin main basket," ujar Atharya dengan nada monoton.
"Kamu nggak keliatan sedih," balas Kylo seraya memutar bola matanya malas.
"Lagi males berekspresi," ucap Atharya.
"Alasan," gumam Kylo.
Suara ketukan pintu membuat atensi mereka teralihkan, mereka langsung melihat ke arah pintu dan mendapati Auris berdiri di daun pintu.
"Udah selesai?" tanya gadis itu.
Kylo mengangguk.
Lantas mereka segera turun ke bawah karena orang tua Auris sudah menunggu. Iya, orang tua Auris yang mengangkat Kylo menjadi anak mereka.
"Sudah siap?" tanya Aurel, Mama Auris.
"Udah, Tante."
"Tante? panggil Mama, dong," ujar Aurel seraya mengernyitkan dahinya.
"Iya, Mama," balas Kylo yang kini tersenyum kaku. Atharya ingin tertawa ketika melihat ekspresinya itu, akan lebih baik lagi kalau ia bisa memotretnya saat itu juga.
"Bye, Athar. Kylo nya gue ambil," kata Auris saat mereka berpamitan. Gadis itu sembat menjulurkan lidahnya sebelum pergi.
Sedangkan Atharya hanya memutar bola matanya malas.
"Sana balik kamar, kamu butuh istirahat," tutur Sadewa pada anaknya yang masih menatap mobil yang kini sudah melenggang pergi.
"Athar udah sembuh," balas Atharya.
"Istirahat. Katanya besok mau liat Karalyn tampil?" ujar Sadewa.
"Iya-iya," balas Atharya malas.
Laki-laki itu berjalan menuju lift, begitu juga dengan Sadewa yang membututinya di belakang.
"Ngapain Papa ikut?" tanya Atharya.
"Make sure kamu beneran istirahat," balas Sadewa.
Atharya diam, laki-laki itu sedang malas berdebat dengan Papanya.
"Abang Jio mau kemana?" tanya Gail ketika melihat Atharya yang baru saja keluar dari lift dan berpakaian rapi.
"Hmm, mau pergi," balas Atharya yang kini duduk di sebelah Gail.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Random"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."