Karalyn menunggu kabar dari Atharya, laki-laki itu tidak dapat dihubungi sedari tadi. Bahkan sampai acaranya sudah selesai pun laki-laki itu tidak memberinya kabar.
Panggilan telepon dari Adrian masuk ke ponsel Karalyn, gadis itu segera mengangkatnya.
"Dek, pulang aja, jangan nunggu Atharya," ucap Adrian begitu Karalyn menempelkan ponselnya ke dekat telinganya.
"Kenapa?" tanya Karalyn.
"Nanti aku jelasin di rumah, sekarang pulang dulu."
"Oke," balas Karalyn sebelum panggilan berakhir.
"Duh! perasaan gue nggak enak," gumam Karalyn seraya berjalan menghampiri teman-temannya yang akan pulang.
"Gimana? itu bule nggak dateng?" tanya Kenzo.
Karalyn menggeleng.
"Yaudah, pulang bareng gue aja, Kar," ajak Kenzo.
Karalyn mengangguk, lagipula rumah mereka hanya selisih beberapa rumah saja.
"By the way, Kar. Habis Athar berantem sama Ferran kemaren, ada yang macem-macem ke Athar nggak?" tanya Kenzo ditengah-tengah perjalanan mereka pulang ke rumah.
"Nggak ada, sih. Emang kenapa?" balas Karalyn.
"Ferran nggak mungkin diem gitu aja, itu bocah kan nekat," jelas Kenzo.
"Kalo Ferran macem-macem sama Athar, Om Dewa juga bakalan turun tangan," ujar Karalyn yang cukup membuat Kenzo merasa lega.
Sejenak, laki-laki itu melupakan status Atharya yang bukan merupakan orang biasa. Tapi tetap saja merasa cemas karena Ferran juga bukan dari keluarga biasa meskipun masih jauh di bawah Atharya.
Walaupun mereka baru kenal sebentar, sebenarnya Kenzo sudah menganggap Atharya lebih dari kenalan karena kepribadian remaja itu yang mampu membuatnya nyaman berinteraksi dengannya walaupun kadang perkataan Atharya sedikit kasar.
"Thanks, Ken."
"Sans," balas Kenzo.
Karalyn langsung masuk ke dalam rumah ketika melihat mobil milik Adrian sudah terparkir rapi di garasi.
"Sini, Kar."
Gadis itu menghampiri Adrian yang duduk di ruang tamu dengan segelas kopi di depannya.
"Kamu udah dapet kabar dari Pak Sadewa?" tanya Adrian yang dibalas gelengan oleh Karalyn dengan tatapan bingung.
Adrian menghela nafasnya pelan.
"Athar masuk rumah sakit," kata Adrian. Kemudian, laki-laki itu menceritakan semuanya termasuk luka yang didapatkan Atharya.
Sedangkan Karalyn yang mendengarkan ceritanya dengan perasaan yang sudah tercampur aduk, firasatnya yang sedari tadi menghantuinya kini sudah terungkap.
Namun Karalyn tidak menyangka kabar buruk itu berhubungan dengan Atharya.
"Mau kemana?" tanya Adrian saat Karalyn tiba-tiba beranjak dari duduknya.
"Jenguk Athar," balas Karalyn dengan nada suara yang terdengar lemas.
"Besok aja, udah malem."
Karalyn mengangguk, gadis itu pergi ke kamarnya dengan langkah lunglai. Sesampainya di kamar, Karalyn langsung melempar dirinya ke atas tempat tidur.
Gadis itu mengeluarkan tangisnya yang sedari tadi ia tahan sejak awal Adrian menceritakan keadaan Atharya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Random"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."