Mereka sampai di rumah Karalyn dengan selamat, karena Atharya sedikit ngebut jadinya hanya membutuhkan waktu kurang dari lima belas menit untuk sampai.
"Lo kedinginan?"
Bukannya apa-apa, hanya saja ia tidak tega saat melihat Karalyn sedikit menggigil. Atharya membantu Karalyn melepaskan helmnya. By the way, helm Argazka semuanya full face, itu karena motor Argazka modelannya motor cowok, Sadewa sekalian membeli semua helm yang cocok untuk dipakai.
Karena menurut Sadewa, Atharya terlihat lebih keren saat memakai helm itu. Jadinya pria itu membeli semua model yang seperti itu.
"Makasih."
Lalu Karalyn segera melepaskan hoodie yang dipakai nya, tapi Atharya segera mencegatnya.
"Pakai aja, balikin besok."
"Oke."
Karalyn membalikkan badannya dan beranjak melangkah, tapi lagi-lagi tertahan oleh Atharya.
"Kita belom kenalan secara resmi, kan? Gue Atharya," kata Atharya mengulurkan tangannya, cukup lama tidak ada balasan ngebuat Atharya mengernyitkan dahinya heran.
Perlahan ia menurunkan tangannya, dengan cepat Karalyn menarik tangan Atharya yang mulai turun. Atharya tersenyum, itu ngebuat Karalyn lagi-lagi terpesona.
"Atharya, mau ga jadi cowok gue?" katanya tanpa sadar, detik berikutnya ia terkejut dan segera menarik tangannya.
Tapi tidak bisa, karena Atharya menggenggam tangan itu erat dan masih dengan senyuman yang sama, tidak ada raut terkejut dari wajahnya.
"Boleh, tapi ada satu syarat."
Karalyn lagi-lagi terkejut karena mendengar jawaban dari Atharya dan juga penasaran. "Apa?" tanyanya.
"Gue yang nentuin kapan kita putus."
"Kalo gue minta putus duluan?" tanya Karalyn setelah berpikir cukup lama.
"Ditolak."
"Lo nggak lagi mainin gue kan?" tanya Karalyn penuh selidik, tetapi tatapan Atharya menunjukkan keyakinan.
"Nggak akan."
"Oke."
Mereka secara resmi berkanalan dan juga pacaran di pukul sembilan malam, tanggal 21 juli 20xx. Tolong di ingat ya, karena hal sepele seperti ini bisa saja sangat penting buat orang lain.
"Papaaa!" teriak Atharya yang tiba-tiba membuka pintu kamar Sadewa, untungnya Sadewa tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
"Kenapa?" tanyanya setelah ia meminum teh hangat, tidak lagi kopi. Masih ingatkan kalau Sadewa sedang sakit?
"Aku punya pacar."
Sadewa tergelak mendengar pengakuan Atharya, siapa yang mau sama anak modelan Atharya?
"Beneran Pa, dia adeknya dokter Rian!" Sadewa menghentikan tawanya.
"Jadi beneran?" Atharya mengangguk.
"Dokter Rian yang kerja di rumah sakit Papa?"
Lagi-lagi Artharya mengangguk.
"Kamu pake pelet ya?" Atharya hendak mengangguk tapi langsung berhenti dan menggeleng.
"Enak aja pake pelet! Athar udah ganteng, nggak perlu pake pelet," balas Atharya tak terima dikatai.
Sadewa hanya menganggukan kepalanya saja, sedang berusaha mempercayai putra satu-satunya.
"Yang nembak dia apa kamu?"
"Dia."
"Papa yakin, matanya tadi kelilipan pas liat kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Ngẫu nhiên"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."