"Oh."
Hanya itu yang Karalyn ucapkan sebelum gadis itu menutup pintu ruang osis, meninggalkan Atharya yang kini menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya yang mengepal.
"Athar salah apa, Kara," ucap Atharya lirih sembari mengusap matanya yang berair.
Atharya duduk di kursi panjang itu sampai Karalyn selesai membereskan ruang osis dan keluar dari sana. Gadis itu melihat Atharya, namun ia mengabaikannya dan pergi ke kelas.
Tentu saja Atharya tidak tinggal diam, laki-laki itu pergi menyusul Karalyn dan mengajak gadis itu berbicara meskipun diabaikan.
Karalyn berhenti berjalan, begitu juga dengan Atharya.
"Masuk kelas sana!" usir Karalyn sebelum gadis itu kembali melanjutkan jalannya dan masuk ke dalam kelas.
Atharya menghela nafasnya kasar. Dengan berat hati, ia kembali ke kelasnya.
Sesampainya di kelas, Atharya tidak langsung duduk ke bangkunya. Laki-laki itu dimarahi oleh guru yang tengah mengajar dan diberi hukuman berdiri di tengah lapangan selama jam mata pelajaran guru itu.
Mau tak maupun Atharya mematuhi perintah itu.
Untungnya, tidak hanya ia yang dihukum ditengah lapangan. Ada dua siswa yang sudah berada disana lebih dulu sebelum ia datang.
"Dihukum kenapa lo, tuan muda?" tanya salah satu siswa itu pada Atharya.
Atharya melirik ke arah siswa itu, ia tidak mengenalnya.
"Telat," balas Atharya singkat.
"Hah? bukannya tadi berangkat pagi?" tanya siswa yang satu lagi.
Atharya mengernyit. Kenapa dua orang ini terlihat seolah-olah mengenalnya dan bersikap akrab dengannya, padahal Atharya tidak mengenal mereka sama sekali.
Atharya menghiraukannya. Laki-laki itu hanya diam selama masa hukuman dan langsung pergi setelah mendengar bel pergantian jam berbunyi.
"Eh, mau kemana Tuan Muda?" tanya siswa yang melihat kepergian Atharya.
"Stop panggil gue Tuan Muda, nama gue Atharya!" seru Atharya dengan raut wajah kesal dan bergegas pergi dari sana.
"Bikin badmood aja," dengus Atharya kesal.
Laki-laki itu tidak kembali ke kelasnya, melainkan pergi ke kantin karena Lala mengatakan jika pelajaran selanjutnya kosong.
Atharya memutuskan untuk membeli makanan dulu sebelum kantin ramai dengan lautan para siswa yang mengantri makanan, laki-laki itu sedang tidak mood untuk berada di tengah-tengah suasana yang ramai.
Setelah pesanannya sudah jadi, bukannya kembali ke kelas, Atharya malah melangkahkan kakinya menuju basecamp. Kebetulan sekali di basecamp tidak ada penghuninya, jadi Atharya bisa tenang.
Kemudian, Atharya menata makanannya. Laki-laki itu makan sembari memikirkan rencana agar Karalyn mau berbaikan dengannya, ia sudah tidak lagi memikirkan kenapa gadis itu memutuskannya secara sepihak.
Lagipula mereka tidak benar-benar putus karena kata itu tidak keluar dari bibir Atharya, laki-laki itu terkekeh pelan mengingat persyaratan mereka sebelum akhirnya memutuskan untuk berpacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Random"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."