"Bang Jiooo! tolongin Gail!"
Atharya terbangun seketika ketika mendengar suara Gail yang berteriak dari kejauhan lalu disusul dengan pintu yang dibanting dengan keras.
Perasaan panik menyerangnya saat tidak mendapati Gail disebelahnya, Atharya langsung keluar dari kamarnya tanpa berpikir panjang.
"Gail?!" teriak Atharya saat mendengar suara Gail yang terdengar seperti ditahan oleh sesuatu.
Laki-laki itu menuruni tangga dengan terburu-buru, mengabaikan perasaan herannya karena biasanya lampu di rumah ini selalu menyala.
Brakk!
Atharya terjatuh saat kakinya tak sengaja menyandung sesuatu, ia membalikkan badannya ke arah benda yang membuatnya jatuh.
Meskipun cahayanya remang, namun Atharya masih bisa melihatnya dengan jelas.
"Papa," panggil Atharya seraya menggoyang-goyangkan tubuh Sadewa yang terbaring di lantai.
"Pa, bangun!"
Tidak ada jawaban dari Sadewa, bahkan tubuhnya tidak bergerak sama sekali. Atharya panik. Ia memanggil ajudan Papanya dan para penjaga, namun tidak ada jawaban dari mereka.
Atharya mulai menangis, hingga beberapa saat kemudian sebuah tangan mengusap kepalanya dan lampu di rumah itu menyala.
"Selamat ulang tahun, Jagoannya Papa," bisik Sadewa.
"HAPPY BIRTHDAY!!" seru Gerald, Yudha dan Geri secara bersamaan dengan tangan masing-masing yang memegang confetti.
Atharya yang tadinya menangis terdiam sejenak, lalu melanjutkan tangisannya ketika sadar kalau semua hanya prank.
"Lah? kok makin nangis?" tanya Gerald dengan raut wajah bingung.
"Prank nya nggak lucu," balas Atharya sembari mengusap airmatanya yang keluar.
Sadewa tertawa, pria itu tidak menyangka kalau Atharya akan menangis seperti ini. Pria itu membawa Atharya kedalam pelukannya, menepuk-nepuk pelan punggung Atharya.
"Thar, kita nggak bawa kue ultah. Habisnya Om Sadewa dadakan sih ngasih taunya," celetuk Yudha.
Atharya melepaskan pelukannya dengan sang Papa, laki-laki itu menatap ketiga temannya dengan tatapan malas.
"Kalo dadakan mending nggak usah," ujar Atharya.
"Cih! hargain usaha kita kek! gue udah merelakan waktu tidur gue demi lo ini," cibir Gerald yang dibalas anggukan oleh Geri dan Yudha.
"Ya, thanks. Tapi lo nggak ikhlas?" tanya Atharya.
"Ikhlas kita ikhlas banget," balas Geri.
Atharya mendengus, lalu matanya sekelilingnya. Ia mengernyit heran saat tidak mendapati Gail disini.
"Gail mana?" tanya Atharya.
Semua mendadak diam. Celingak-celinguk untuk mencari keberadaan bocah kecil itu, namun tidak menemukannya.
Hingga tiba-tiba Gail datang dari pintu utama bersama beberapa anggota polisi dan orang-orang berbaju hitam.
"Bang Jioo!" seru Gail seraya berlari kecil ke arah Atharya dan memeluk laki-laki itu.
"Selamat Malam, Pak Sadewa?" sapa salah satu dari mereka yang Atharya tebak adalah anggota KPK, dilihat dari bajunya.
"Selamat Malam, ada perlu apa kemari tengah malam begini?" tanya Sadewa yang sudah beranjak dari lantai, begitu juga dengan Atharya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
De Todo"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."