part 31

477 47 5
                                    

"Itu siapa, njir? ganteng banget!!"

Banyak pasang mata yang memperhatikan seorang remaja laki-laki yang baru saja turun dari sebuah mobil yang bisa dibilang mewah.

Tanpa memperdulikan tatapan orang-orang dan bisikan-bisikan itu, laki-laki itu berjalan masuk kedalam gedung sekolah dengan langkah santai.

Laki-laki itu mengeraskan volume musik diponselnya karena suasana di sekolah ini sangat berisik, kemudian kembali melanjutkan jalannya menuju ruang guru.

Namun, perjalanannya terhambat saat melihat adegan yang tidak mengenakan di ujung koridor tempat yang ia tuju.

Laki-laki itu menghampiri kerumunan yang ada disana, menerobos masuk ke tempat pusat kerumunannya tanpa memperdulikan tatapan orang-orang.

"Stay away from her," ujar laki-laki itu seraya merangkul bahu gadis disebelahnya.

"Lo siapa ngatur-ngatur?" tanya lawan bicaranya dengan nada sewot, terlebih lagi melihat tangan laki-laki itu yang dengan gampangnya merangkul siswi yang baru saja ia nyatakan perasaannya.

Laki-laki itu mengangkat satu alisnya, melepas rangkulan tangannya pada siswi yang masih terdiam itu dan mengenggam tangannya.

"She's mine!" ungkap laki-laki itu dengan nada tegas.

"Boong! Dia bukan pacar Kakak, kan?" seru siswa laki-laki itu pada siswi yang sedari tadi masih terdiam, gadis itu sedang mencerna situasi ini.

"Woi! apanih? bubar! bubar! bel masuk, woi!"

Suara seruan dari salah satu pentolan sekolah itu membuat kerumunan disana segera membubarkan diri.

Sedangkan laki-laki tadi langsung menarik tangan siswi yang masih ia genggam pergi dari sana.

"Bang, kata lo dia jomblo!" adu siswa yang menyatakan perasaannya tadi pada salah satu pentolan di sekolah itu.

"Ya emang, tapi dia punya pawang."

Ditempat lain, lebih tepatnya di basecamp Adhikarz. Dua remaja berlawanan jenis itu tengah duduk di sofa panjang yang ada disana.

"Kara..?" panggil laki-laki itu yang membuat gadis disebelahnya sedikit terkejut karena ketahuan melamun saat memperhatikannya.

"Ya?" tanya gadis itu, Karalyn.

"Kangen," ujar laki-laki itu yang tidak lain adalah Atharya. Ia mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Karalyn.

"Hah?" beo Karalyn.

Gadis itu tidak bodoh, ia hanya sedang mencerna apa yang baru saja terjadi. Saat dirinya baru saja datang ke sekolah lalu ada yang menyatakan cinta padanya dan tiba-tiba laki-laki didepannya ini muncul.

Enam bulan tidak pernah bertemu membuat Karalyn sedikit terkejut dengan perubahan laki-laki didepannya ini.

Dari bentuk wajahnya yang lebih tegas, binar matanya yang berbeda, tubuhnya yang bertambah tinggi dan caranya berbicara. Karalyn tidak tahu apa yang berbeda, tapi sejauh ini penilaiannya hanya itu.

"Kangen," ujar Atharya yang kembali mengulangi perkataannya.

"Kita udah putus," kata Karalyn yang berhasil membuat raut wajah Atharya tak terima.

"Nggak, Kara nggak boleh ngingkarin perjanjiannya," balas Atharya.

Karalyn terlihat bingung, ia tidak ingat perjanjian apa yang dimaksud oleh Atharya. Sementara Atharya yang melihat raut kebingungan Karalyn pun menghela nafasnya.

"Kita nggak bisa putus kalo bukan aku yang minta," ucapnya.

Karalyn bangkit dari sofa, menatap ke arah Atharya dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan.

TAUSENDSASSA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang