"Kenapa tangan kamu?" tanya Sadewa ketika pulang dari kantornya dan mendapati putranya tengah bermain basket di depan rumah bersama Kylo.
"Kepo," balas Atharya yang membuat Sadewa mendelik ke arahnya.
"Papa cuma nanya," kata Sadewa.
"Athar juga cuma jawab," sahut Atharya.
Sadewa menggelengkan kepalanya pelan. Pria itu menatap Kylo, meminta laki-laki itu penjelasan karena Atharya tidak mau menjawab.
"Athar mainan samsak, Om. Kata Lala nggak pake sarung tinju makanya berdarah," jelas Kylo yang membuat Atharya melempar bola basketnya ke arah laki-laki itu karena membeberkan semuanya.
"Kapok belum?" tanya Sadewa pada Atharya.
"Belum," balas Atharya singkat.
"Yaudah, nanti Papa beliin samsak."
Setelah itu Sadewa pergi memasuki rumah karena masih ada yang harus pria itu kerjakan.
Sadewa tahu yang dilakukan Atharya itu salah, namun selama putranya itu tidak merugikan orang lain ia akan membiarkannya. Kalaupun nanti membuat kesalahan, pria itu akan meminta Atharya untuk bertanggung jawab sendiri.
Sadewa hanya akan membantu kalau itu sudah diluar kemampuan Atharya.
"Gue dulu nggak segininya," gumam Sadewa setelah membaca pesan dari Karalyn yang menceritakan kejadian di sekolah hari ini.
"Apa Sandra, ya?" tanyanya lagi mengingat mendiang istrinya itu lebih bar-bar darinya.
Sadewa menggelengkan kepalanya, mencoba mengenyahkan pikirannya dan fokus pada pekerjaannya karena malam ini ia harus ikut makan malam bersama.
Sudah beberapa hari ini pria itu melewatkan makan malam bersama.
Sementara di depan rumah, Atharya menatap Kylo sinis. Yang ditatap sinis pun membalasnya dengan sinis juga.
"Apa?!" tanya Kylo galak.
"Harusnya gue yang marah," cibir Atharya.
"Suka-suka aku, lah!"
"Cih," decih Atharya.
"Aish! shibbal!" maki Kylo saat melihat ekspresi wajah Atharya yang membuatnya kesal.
"Paan tuh?" tanya Atharya bingung.
"Sialan," balas Kylo.
"Malah ngatain," ujar Atharya sinis.
"Itu artinya, bodoh!"
"Oh," balas Atharya singkat, lalu tertawa.
"Pa, Athar mau jemput pacar!" ijin Atharya yang langsung menyelonong masuk begitu saja di ruang kerja Sadewa.
"Bukannya tadi kamu ngeluh pusing?" tanya Sadewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUSENDSASSA [COMPLETED]
Random"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu syarat," ujar Atharya. "Apa?" tanya cewek itu dengan tatapan bingung. "Nggak ada kata putus."