1. Dikira Cupu Ternyata Suhu

477K 5.4K 48
                                    

      Linda membenarkan lipstik merah menyalanya, dia bercermin pada kaca mobil dari luar mobil. "Sempurna, Linday!" serunya dengan agak mendesah seksi nan nakal.

Kaca mobil itu turun perlahan, mulai menampakan sosok tampan yang begitu dingin tak terbaca. Tatapannya lurus ke depan.

"Eh, ada isinya ternyata. Kirain lo udah bobo ganteng di rumah," nada suara Linda terdengar ramah namun mengolok plus menyindir laki-laki seusianya itu.

"Lo pikir cuma lo yang bisa datang ke acara itu?" suaranya yang dingin begitu maskulin. Padahal usianya baru 25 tahun tapi suaranya begitu matang. Tatapannya tetap lurus dan tak terbaca.

Linda melipat tangannya di atas garis tempat kaca mobil itu tenggelam. "Oh kirain ga suka main ke club," cengengesnya menyebalkan. "Pestanyakan di club, tempat yang emm.." bibir Linda mendekati telinga si dingin tampan itu. "Hot," lanjutnya dengan hembusan nafas seksi.

Barulah dia menoleh, menatap Linda dengan matanya yang tajam khas.

Linda tidak mundur, terlihat berani walau jarak wajahnya dekat. Bahkan tersenyum dengan tengilnya.

"Minggir cewek menor! Like a ja-"

Linda mengecup sudut bibirnya sebelum mengatainya jalang lalu berlari menuju mobilnya sendiri sambil mengacungkan jari tengah. "See you, Lathan setan!" teriaknya lalu masuk ke dalam mobil.

Lathan hanya menatap Linda dengan kian tajam karena sembarangan mencium. Apa wanita itu sering melakukan hal itu?

***

"Apa?! Gila lu, berani amat!" lalu Lena terbahak setelahnya.

"Gue ga takut apapun," dengan sombongnya Linda tersenyum percaya diri.

"Btw ,Lathan adik ayah lokan? Lo panggil dia om seharusnya?" Lena menyesap minuman beralkoholnya.

"Adik tiri tepatnya dan harusnya panggil om, tapi kita seumuran jadi panggil om ga penting!" balasnya seraya menggoyangkan gelas minuman di tangan dengan tatapan lurus kelautan manusia yang tengah menari.

Lena mangut-mangut paham. "Lo jadi kerja di mana?" tanyanya mengambil topik lain.

"Nganggur aja lagi tahun ini, gue masih mau seneng-seneng," Linda berdiri dari duduknya, menyimpan gelas di tangannya lalu mulai berjingkrak mengikuti lagu yang dimainkan DJ. "Gue turun duluan ya," serunya antusias lalu bergegas menuju lantai dansa yang sesak itu.

"Woooo!" teriaknya tanpa beban, begitu menikmati dengan agak setengah mabuk.

Linda terus menggerakan tubuhnya yang dibalut gaun merah darah nan seksi itu. Kulit putihnya begitu bercahaya di bawah lampu kerlap-kerlip.

"Nikmatnya!" jerit Linda melepaskan beban walau sesaat.

Linda menoleh kaget saat melihat patung di antara lautan manusia yang sibuk menggerakan tubuh itu.

Linda tersenyum miring mengejek. "Ngapain lo?" teriaknya agar Lathan mendengar.

Lathan menunjuk dengan dagunya.

Linda mengikuti arah yang di maksud Lathan. Ternyata sahabat Lathan yang terkenal aneh tengah cengengesan mabuk sambil berjoget random, joget yang menurut Linda norak sekali.

"Iuuhh!" Linda agak menjauh namun refleks tersentak saat sadar dia malah mendekat pada Lathan. "Iuhh!" pekiknya lagi seraya bergeser dan mulai berjoget lagi, meliukan tubuhnya di depan bule yang tampan.

Wow! Linda langsung terpesona melihatnya. Baru saja senyum, senyumnya lenyap, kini dia menganga kaget saat melihat si norak sahabat Lathan muntah hingga gaunnya basah terkena cipratan.

Menggoda, Om. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang