19. Jadi Istri Dan Hamil?

108K 2.7K 40
                                    

"Gimana?" Linda mendekat, meletakan telapak tangannya di kening Lathan. Terdiam beberapa saat untuk merasakan suhunya. "Belum turun," komentarnya.

Lathan menyingkirkan lengan Linda. "Obat baru masuk, ga ada obat yang ajaib!" Lathan menyentil kening Lathan. "Bodoh!" ejeknya datar.

Linda mendengus seraya mengusap keningnya. Padahal dia sedang serius, sedang tulus. Menyebalkan!

"Apa?" Lathan menyipitkan tatapam tajamnya. "Lo lagi ngatain guekan di sini?" tunjuknya ke kepala Linda.

Linda menepis kasar lengan Lathan. "Tu tahu!" sewotnya lalu bergerak hendak turun dari kasur Lathan namun Lathan tahan.

"Pijitin!" perintah Lathan seenak jidat.

Linda hendak protes namun urung saat Lathan meraih pinggangnya hingga tubuh mereka merapat lalu tengkuknya di tarik dan Lathan asyik menggerayangi, mencium leher Linda.

Linda memutar matanya jengah. "Lo minta pijit yang mana sebenernya?! Kalau mau dipijit yang beneran pijit bukan gini posisinya!" omelnya.

Lathan menghentikan tingkahnya, melepaskan Linda dan membiarkannya memijat kening dan puncak kepalanya.

Rasanya tidak buruk bahkan Lathan sampai terlelap pulas agak mendengkur.

Linda menghentikan pijatannya, menyelimuti Lathan lalu turun dari kasur. Dia akan pulang, besok pagi baru kembali ke sini.

***

Lathan terlihat agak mendingan walau tidak sepenuhnya pulih. Tubuhnya yang tak enak, lemas mulai kembali bertenaga walau tidak full.

Kedua matanya yang masih agak sayu mengedar, mencari keberadaan Linda yang tidak ada di sekitarnya.

Lathan meraih ponselnya di nakas, mendial nomor Linda.

"Hal—"

"Dimana?" potong Lathan dingin. Dia tidak suka dengan kenyataan Linda tidak menjaganya di sini.

Yang Lathan inginkan ada Linda di sampingnya saat dia bangun.

"Rumahlah, kenapa?" sewot Linda.

"Lima belas menit belum ada di sini, gaji lo gue potong!" Lathan pun mematikan sambungan sepihak.

Linda di sebrang sana jelas misuh-misuh, tidak jadi sarapan bahkan pergi meninggalkan rumah hanya memakai pakaian tidur yang menerawang tipis.

Linda tidak peduli! Dia akan patuh dengan perintah Lathan dari pada gajinya di potong. Toh Lathan tidak akan terganggu dengan pakaian yang di pakainya.

Tapi ternyata salah besar! Sesampainya dia di hadapan Lathan tepat waktu Lathan marah-marah tidak jelas.

"— Lo jalang!" Lathan terlihat marah lalu meninggalkan Linda yang menganga di samping kasur Lathan.

Linda mengatur nafasnya, padahal dia tergesa agar sampai tapi saat sampai dia malah kena omel tanpa tahu alasannya apa.

Linda mengusap dada, kenapa hatinya sakit saat di katai binatang, jalang dan hal buruk lainnya.

Linda tidak tahu letak kesalahannya.

Hingga tak lama Lathan keluar dari kamar mandi, tak menganggap Linda yang duduk di sofa ada.

Menggoda, Om. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang