Keduanya berbincang ringan. Saling mengusap, mengecup hingga berakhir menuju tahap yang menggairahkan.
"Serius? Nanti ada yang ngintip gimana?" Linda melenguh saat Lathan menggesekan jemarinya di sana.
"Ga akan. Jaga-jaga lo ga gue bikin polosan." Lathan pun mengarahkan miliknya.
Linda yang posisinya seperti kucing pun mulai melenguh. Di kursi pantai yang lebar dan berkasur tipis itu keduanya saling melepaskan desahan.
Linda memandang pemandangan di hadapannya dengan sayu diiringi desahan. Tubuhnya tersentak-sentak pelan.
Percintaan yang indah juga menegangkan. Linda takut ada yang melihat atau mengintip.
Lathan membungkuk, memeluk Linda dari belakang dengan terus bergerak mencari kenikmatan.
Bibir Lathan menjalar di leher jenjang Linda.
Linda menoleh dengan desahan yang patah-patah akibat hentakan yang kini Lathan lakukan di belakangnya.
Lathan menyambut dengan memagut bibir Linda, meredam desahannya walau sesekali lolos karena beberapa kali pagutannya terlepas.
"Oh astaga!" Linda meremas bantalan tipis itu, dadanya mulai turun membuat posisinya kian menungging.
Lathan menegakan tubuhnya seraya mempercepat laju saat tahu Linda akan mencapai puncaknya.
"Ah yaahh.." Linda melenguh dengan mata terpejam sesaat.
Lathan berhenti, mengangkat pinggang Linda lalu dirinya rebahan dengan Linda di atasnya, memunggunginya.
Tanpa di perintah Linda bergerak perlahan, naik turun dengan posisi agak berjongkok karena terhalang perut dan takut menyakiti bayinya.
Lathan mendesah, mendesis lirih penuh rasa nikmat seraya terus menatap dua pantat berisi yang seolah melahap dan mengeluarkan miliknya.
Linda kian bergerak erotis, mengusap dadanya sendiri seraya menatap pemandangan di sertai semilir angin.
Awan di langit kian menghitam. Apakah akan hujan?
Lathan mendudukan tubuhnya membuata dada bidangnya rapat dengan punggung Linda yang masih dibalut pakian.
"Kayaknya mau hujan." komentar Linda diakhiri desahan lirih.
Lathan tidak merespon, dia memeluk Linda, menatap pemandangan yang di pandang Linda seraya membantunya bergerak pelan.
Dan beberapa saat kemudian gerimis mulai menyapa keduanya.
Penyatuan terlepas saat Lathan turun dari atas Linda seraya memasukan miliknya ke dalam celana. Linda pun Lathan rangkul, kepalanya dia lindungi seadanya dengan telapak tangan lalu membawanya lari kecil menuju ke dalam ruangan.
Sesampainya di ruangan keduanya saling melempar tawa pelan, merasa konyol dengan tingkahnya satu sama lain.
Lathan kembali mendekat, melumat bibir Linda dengan memeluknya erat. Jelas semua belum berakhir.
Di luar sedang hujan, alangkah baiknya mereka kembali saling memberi kehangatan bukan?
"Lanjut, sayang?" bisik Lathan seraya mengecup samar pipi Linda, mengendus wangi kulitnya.
"Lokan belum keluar," balas Linda seraya menggerayangi dada bidang Lathan lalu menyusup masuk ke dalam celana suaminya.
"Linda si penggoda, datang." bisik Lathan dengan suara serak tertekan gairah.
Linda terkekeh lalu mengecup rahang Lathan. "Gue suka kumis sama jambang tipis lo, bikin ugh!" bisiknya seksi. Linda semakin menjadi mengusili Lathan dengan godaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda, Om. (TAMAT)
RomansLinda dipatahkan hatinya dari usia 10 tahun oleh sang ayah, cinta pertamanya. Linda kian tumbuh menjadi perempuan nakal. Lathan- om tirinya selalu hadir menemani pertumbuhannya hingga menjadi perempuan nakal yang banyak masalah disekolah, keluar mas...