Lathan mengeringkan rambutnya dengan handuk seraya melirik Linda yang masih mendengkur halus, terlihat lelap dan damai. Langkah Lathan pun terayun menuju sarapan di meja lesehan dekat perapian.
Lathan mulai memakan sarapannya mengabaikan rambut yang masih basah. Perutnya perlu segera di isi setelah panjangnya pergulatan dengan Linda yang menguras tenaga.
Sesekali Lathan melirik Linda yang tak kunjung bergerak.
Lathan berdiri dengan masih mengunyah lalu merangkak mendekati Linda, mengusap pipinya. "Bangun, sarapan." bisiknya setelah selesai mengunyah.
Linda hanya menggeliat tanpa membuka mata.
"Bangun, sayang." Lathan berujar datar namun di akhiri kecupan di kening Linda.
Linda pun membuka matanya perlahan. "Masih ngantuk," balasnya serak.
"Beres sarapan lanjut tidur, bayi kita butuh asupan." Lathan kembali turun dari kasur, yang penting Linda sudah bangun.
Linda bergerak mendudukan tubuhnya. Terdiam beberapa saat guna mengumpulkan nyawa lalu turun dengan lunglai mendekati Lathan.
Lathan terlihat sibuk dengan sarapannya.
Linda nemplok di punggung Lathan, menyandarkan pipi di bahu kekar Lathan.
Lathan menoleh sekilas, masih sibuk mengunyah nasi goreng yang sisa sedikit lagi itu.
"Males gerak," keluh Linda masih nemplok di belakang tubuh Lathan, memeluk perut Lathan yang kotak-kotak itu.
"Terus ga jadi jalan?" tanya Lathan kalem dengan meraih roti lalu mendekatkannya ke bibir Linda.
Linda menggigitnya sedikit dan mengunyahnya malas.
"Kita beli pakaian bayi, di sini lucu-lucu."
Linda memicingkan matanya. "Kata siapa?" tanyanya setelah menelan hasil kunyahannya.
"Mama,"
Linda pun mendatarkan ekspresinya dan kembali menggigit roti yang di angsurkan Lathan.
"Pindah, duduk yang bener." Lathan menuntun lengan Linda agar duduk di sampingnya.
Linda pun patuh dan mulai meraih sendok untuk menikmati nasi goreng yang ada di Jepang.
"Rasanya gimana? Sama kayak di Indo ga?" tanya Linda.
Lathan mengangkat bahu. "Gue ga paham, yang penting bisa di makan." jawabnya acuh.
Linda mendengus dan mulai memakannya sedikit demi sedikit. Rasanya lebih hambar tapi masih bisa di makan dan cocok di lidahnya.
"Enak?" tanya Lathan setelah meneguk sedikit susu hangat.
Linda mengangguk. "Mayan, nanti siang gue mau lobster lagi." ditatap Lathan sekilas, dia agak salah tingkah saat mengingat ungkapan semalam.
"Hm," Lathan mengusap rambut Linda yang berantakan lalu berdiri.
"Kemana?"
Lathan menunjuk rambutnya. "Gue keringin dulu, lo cepetan mandi. Kita jalan," putusnya.
Linda hanya mengangguk pasrah. Masih ingin tidur tapi sayang kalau liburan panjangnya hanya di nikmati dengan tidur saja.
Lathan membungkuk untuk mengecup rambut Linda serta mengusap pipinya sekilas dan Lathan pun pergi meninggalkan Linda yang mesem-mesem malu.
Lathan semakin suka sentuhan fisik, rasanya banyak sekali kupu-kupu menggelitik perut.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda, Om. (TAMAT)
RomanceLinda dipatahkan hatinya dari usia 10 tahun oleh sang ayah, cinta pertamanya. Linda kian tumbuh menjadi perempuan nakal. Lathan- om tirinya selalu hadir menemani pertumbuhannya hingga menjadi perempuan nakal yang banyak masalah disekolah, keluar mas...