7. Tantangan Mabuk

115K 2.6K 22
                                    

Linda mengendap-endap, memastikan Lathan sudah tidak ada lagi disekitaran rumahnya. Dia sudah ingin melepaskan penat dengan Lena di club. Dia muak dengan segala tingkah Lathan semenjak terikat kontrak.

"Akhirnya gue bebas!" pekiknya tertahan dengan beryes heboh.

Linda mengedarkan pandangan mencari mobil Lena yang katanya sudah siap di pinggir jalan. Tapi, mana?

Linda mendengus, tak heran dengan Lena yang memang selalu begitu. Katanya dekat padahal masih di kamar mandi. Memang sialan bestienya itu.

"Gue naik taksi aja kali ya? Takutnya Lathan balik lagi ke rumah, diakan kayak jelangkung-"

"Oh gitu,"

"AHK!" jerit Linda teramat kaget sampai mundur lalu tersandung kakinya sendiri dan pada akhirnya jatuh diatas aspal yang untungnya tidak ada kendaraan.

Lathan menautkan alisnya tak suka. Reaksi Linda begitu lebay. Senyum miring nan sinis pun terbit.

"Kemana?" tanya Lathan menantang.

Linda pun berdiri tertatih, menepuk gaun pendeknya dengan salah tingkah dan gugup. Lathan pasti tahu kemana dia akan pergi hanya dengan melihat pakaiannya.

"Main sama Lena," jawab Linda cepat dengan memandang apapun selain Lathan.

Lathan dengan tidak sopan mengamati Linda dari atas ke bawah. "Lo ga cape? Dari siang sampe sore gue sentuh dan malemnya mau cari sentuhan lain," sindirnya.

Linda sontak menatap Lathan bengis. "Lo pikir gue ke club cuma mau seks?! Gue bahkan sampe bosen seks gara-gara lo! Gue mau bebas!" geramnya.

"Dengan penampilan lo yang kayak gini itu mengundang, Linda!" tekannya.

"Terus gue harus pake apa? Udah deh ga usah ribet! Gue butuh hiburan, gue capek kerja!" sindirnya senewen.

Lathan tersenyum miring. "Lena ga akan pernah dateng sampai kapan pun, dia udah gue usir dan langsung pergi. Dia kayaknya takut sama gue," balasnya dengan senyum ramah walau sedetik karena detik selanjutnya Lathan menyorot Linda mengintimidasi.

Linda menelan ludah. "Gu-gue mau ke club, gue mau minum dikit, gue cape kerja sama lo," ujarnya pelan agak jengkel.

"Ga bisa."

Linda pun jadi emosi. "BODO AMAT! Gue tetep pergi sendiri! Ngapain gue takut sama lo? Lo bukan siapa-siapa gue di luar jam kantor!" semprotnya lalu mulai menunggu taksi lewat.

Sialnya lama! Tidak seperti di film-film, taksi selalu ada jika di butuhkan.

Linda terkejut saat sebuah lengan membelitnya hingga sebelah jemari Lathan mendarat di atas bukitnya.

"AHK!" jerit Linda lalu menatap Lathan yang posisinya sangat dekat itu. "Sakit, Lathan! Ini pelecehan!" jeritnya lagi dengan berusaha melepas remasan kuat itu.

"Setelah seharian seks, pelecehan? Konyol!" desisnya ditelinga Linda. "Lo terlalu terbuka malam ini, ganti gaun lo, gue bawa lo ke club!" tegasnya.

***

Linda meringis saat merasakan sebelah dadanya agak sakit dan ternyata samar ada memar.

"Lathan, Setan!" geramnya lalu kembali bergerak memakai gaun lengan panjang selutut yang sangat pas membentuk tubuhnya.

Tak lama dia menghampiri Lathan yang sudah siap dengan mobil menyala. Mobil itu pun meninggalkan pekarangan rumah menuju club.

Linda mengerjap. "Gue ga pernah ke club ini, ke club biasa aja," tolaknya.

"Turun!" Lathan pun menarik kunci mobilnya dan turun tanpa memperdulikan penolakan Linda.

Menggoda, Om. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang