Linda menoleh saat Chika duduk di sampingnya yang kini tengah nonton televisi di ruang tengah.
"Bunda lihat, kamu ga kerja. Lathan pecat kamu?" tanya Chika dengan senyum tipis.
Linda menggeleng. "Engga, dia masih diluar kota ga tahu kapan pulang." jelasnya dengan kembali fokus pada layar televisi.
"Bagus deh," Chika menatap Linda agak ragu. "Maafin bunda ya, Lind." lanjutnya.
Linda menoleh. "Maaf? Maaf kenapa, Bund?" tanyanya heran.
"Bunda mau minta tolong sebenernya," Chika menunduk agak malu dan ragu, dia tahu Linda baru dua bulan bekerja dengan Lathan. "Bunda uang gaji sisa 100ribu, bunda bayar buat cicilan ke bank, air dan listrik belum.." jelasnya.
Linda menatap Chika dalam diam. Dia merasa tersentil, harusnya peka soal itu mengingat dia dibesarkan hanya oleh sosok ibu.
Linda jadi semakin benci ayahnya!
"Jadi bunda mau minjem, kamu udah gajiankan?" sambung Chika.
Linda mengangguk ragu, mengingat gajinya 5 bulan sudah dia sia-siakan.
"Boleh minjem, bunda? Gaji bulan depan—"
"Ga usah, bund. Sekarang biarin aku yang bayar." potong Linda dengan percaya diri walau pun pusing sendiri.
***
"Kenapa?" tanya Linda tidak bertenaga, terkesan datar.
"Lo ga main?" ledek Lathan dengan senyum menyebalkan.
Linda hanya menatap wajah Lathan di layar ponselnya, dia malas meladeni.
Lathan mengamati wajah Linda yang lebih murung dan terlihat seperti sedang ada pikiran itu.
"Kenapa?" tanya Lathan datar.
Linda mengerjap, dia ingin bilang tapi takut Lathan memanfaatkannya. Pasti ada uang ada ranjang.
"Engga."
"Kenapa?" tanya Lathan masih datar.
"Lagi bete aja," lalu Linda memalingkan tatapannya asal.
"Kenapa?" Lathan terus mendesak Linda.
Linda menghela nafas jengkel. "Gue butuh uang! Puas lo! Kalau aja lo kasih tahu mungkin gue ga akan habisin!" amuknya.
"Uang lo selama ini kemana? Uang yang bukan dari gue?"
Linda kicep lalu menggaruk lehernya yang tak gatal. Uang tabungannya sisa 300ribu, dia terlalu gila beberapa hari tanpa Lathan sampai sangat boros di club.
Linda bahkan benci pada dirinya sendiri yang tidak bisa membuat uang bertahan lama dengannya.
"Gue kirim," Lathan terlihat sibuk dengan sebuah tab.
Linda melirik pemberitahuan di ponselnya yang masih video call itu. Lathan benar-benar mengirimkan uang, 100 juta. Apa ini untuk gaji bulan ke 6? Linda tidak akan sembarangan lagi sekarang apalagi Lathan mudah memberikannya.
"Gue kangen,"
Linda sontak tersadar dari pemikirannya. "Apa? Geli banget!" sewotnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda, Om. (TAMAT)
RomansaLinda dipatahkan hatinya dari usia 10 tahun oleh sang ayah, cinta pertamanya. Linda kian tumbuh menjadi perempuan nakal. Lathan- om tirinya selalu hadir menemani pertumbuhannya hingga menjadi perempuan nakal yang banyak masalah disekolah, keluar mas...