"Bunda mana?" Linda mencari keberadaan bundanya di kamar lalu pindah ke ruang tengah dengan Lathan mengekor.
Lathan duduk tanpa ingin menjawab. Dia lebih fokus ke ponselnya.
"Bunda gue ga ada!" Linda berdiri di hadapan Lathan lalu duduk dengan panik. "Lo tahu—"
"Rumah sakit." potong Lathan dingin tanpa menatap lawan bicaranya.
Linda menggeram kesal, padahal dia sudah sangat panik tapi reaksi Lathan begitu menyebalkan.
Tatapan Linda turun ke ponsel Lathan. Ekspresi kesalnya berubah datar.
Linda seolah tertampar dengan video yang tengah Lathan putar itu. Dia harusnya tidak usah terkejut mengingat pergaulan Lathan yang ternyata lebih bebas dari yang dia duga.
Lathan menoleh, menatap Linda dengan sorot mata tajam khasnya walau hanya sesaat. Lathan tidak ambil pusing, dia tidak perlu menjelaskan apapunkan?
Linda terus menatap video yang panas itu. Betapa liarnya Lathan menampar— astaga! Lathan lebih sadis pada jalang itu! Linda menelan ludah.
Tanpa tahu akhir pergulatannya bagaimana video itu pun berubah gelap, tanda selesai di putar.
"Woah! Lo yang katanya keluar kota tapi malah siksa jalang?" Linda bertepuk tangan.
Linda yang awalnya setitik luluh pada tingkah Lathan yang agak berubah kini kembali, hatinya mengeras tak tersentuh.
Linda harusnya tetap sadar kalau laki-laki di sekelilingnya itu brengsek!
Lathan hanya diam menatap Linda yang berceloteh mengejek, menatapnya dengan kilat seperti dulu. Penuh kebencian.
"Sekali brengsek memang akan selamanya begitu, semua laki emang brengsek, untung gue bukan bini lo! pelajaran banget buat gue hari ini. Gue pergi dulu, kalau butuh gue buat ngangkang telepon aja, gue usahain," Linda tersenyum lalu mengedip genit dan beranjak.
Linda menyesal berjanji akan berubah. Harusnya dia terus menjadi player dan bebas!
Lathan tidak menahan, bahkan tidak bergerak sedikit pun. Dia hanya menatap Linda tak terbaca.
***
Chika terlelap dengan infusan sudah hampir habis, Linda pun sama terlelap dengan posisi duduk di sisi kasur yang tengah di tempati Chika.
Lathan menutup pintu pelan, mengayunkan langkahnya untuk masuk dan berdiri menatap Linda dan Chika bergantian.
Lathan menatap jam mahal yang melingkar di lengan kirinya. Waktu sudah hampir malam, infusan pun sudah akan habis.
Lathan menekan tombol agar perawat datang ke ruangan ini.
Tak lama satu perawat wanita datang dengan ramah. Mulai memeriksa infusan yang memang hanya beberapa tetes lagi akan kosong.
Chika perlahan membuka matanya saat suara suster yang tengah berbincang dengan Lathan menyapa pendengaran.
"Lathan," panggil Chika lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda, Om. (TAMAT)
RomanceLinda dipatahkan hatinya dari usia 10 tahun oleh sang ayah, cinta pertamanya. Linda kian tumbuh menjadi perempuan nakal. Lathan- om tirinya selalu hadir menemani pertumbuhannya hingga menjadi perempuan nakal yang banyak masalah disekolah, keluar mas...