Sepanjang lobi Lathan terus menggandeng Linda di pinggangnya posesif. Linda mengabaikan itu, dia berjalan saja dengan memasang wajah datar nan angkuh disertai kedua tangan yang dilipat di perut.
Lathan melirik Linda lalu tersenyum samar. Segalak, seangkuh, sesombong apapun sekarang dimata Lathan Linda hanya seperti kucing yang di paksa seram menyerupai macan, harimau dan sejenisnya.
Bagi Lathan tetap lucu. Apalagi semenjak hamil tingkah Linda semakin berubah agak manja.
"Mereka nyapa!" Linda mendelik sebal pada Lathan. "Lo lirik kek atau mangut, sombong amat jadi atasan!" celotehnya.
Lathan tidak menggubris, dia terus mengayunkan langkah dengan menatap lurus ke depan.
Linda mendengus dan kembali menutup bibirnya rapat.
"Siang ini jadi?" Lathan melepaskan rengkuhannya, membiarkan Linda bebas duduk dimana saja.
"Jadi, Lena yang ke cafe depan kantor sesuai kata lo yang harus di sana," sarkasnya.
Lathan melepas jas, mulai duduk di kursi kebesarannya tanpa membuka suara lagi.
"Oh iya, ada Rano juga,"
Lathan sontak menatap Linda. "Kenapa tiba-tiba? Semalem lo izin ketemu Lena, cuma berdua!" tatapannya tajam.
Linda mendengus. "Sekalian mau lurusin kesalah pahaman, Reno yang deketin gue! Biar Lena cari yang baru dari pada si brengsek Reno!" dumelnya.
"Lo ga boleh ngomong kasar," tegur Lathan.
Linda kembali mendengus.
"Dan gue batalin izin—"
"Apa?! Ga bisa gitu dong! Lagian ini hidup gue! Kenapa sekarang lo jadi banyak ngatur!" cerocosnya tak terima.
Lathan tidak menggubris dan fokus pada pekerjaannya, mulai membuka satu persatu berkas di hadapannya dengan teliti.
"Lo tahu sendiri, gue akan nekad kalau banyak di larang," Linda bersidekap tidak mau kalah.
"Coba aja," Lathan hanya melirik sekilas.
Linda menggeram, penasaran juga apa yang akan dilakukan Lathan jika melanggar. Apa dia akan di sakiti saat seks?
"Oke." balas Linda so berani.
Lathan menghela nafas lalu menatap Linda lurus tak terbaca. "Gue ikut." putusnya.
Linda mengerjap. "Ikut? Ngapain! Ini masalah—"
"Lo ke sini!" tegas Lathan jengkel. Pagi-pagi Linda sudah mengajaknya berdebat saja.
"Ga!"
"Lo mau gue kurung lo biar ga jadi?" ancamnya serius.
Dengan kesal Linda mendekati Lathan.
"Lo duduk," Lathan menepuk pahanya. "Lebih baik lo pijitin bahu gue dari pada berisik!" perintahnya.
***
Lathan sudah hampir setengah jam serius membaca beberapa kontrak dan sebagainya yang harus di tanda tangani.
Linda yang awalnya menghadap Lathan untuk memijat bahu kini berubah menghadap depan dengan masih duduk di pangkuannya.
Linda bersandar seenak jidat, ikut membaca walau baginya terasa rumit dan mual saking banyaknya pasal yang tidak dia pahami.
Perjanjian yang menurut Linda terlalu bertele-tele dan tidak jelas.
"Geser," celetuk Lathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda, Om. (TAMAT)
RomanceLinda dipatahkan hatinya dari usia 10 tahun oleh sang ayah, cinta pertamanya. Linda kian tumbuh menjadi perempuan nakal. Lathan- om tirinya selalu hadir menemani pertumbuhannya hingga menjadi perempuan nakal yang banyak masalah disekolah, keluar mas...