36. Berlove Di Ruang Rahasia Dan Kabar

63.4K 2K 29
                                    

"Ini ruangan apa?" tunjuk Linda pada pintu yang agak tak wajar. Apa gudang? Tidak mungkin. Pintunya terlalu pendek.

Linda membungkuk, masuk dengan pandangan mengedar. Matanya sontak melotot.

Apa Lathan kelainan? Lathan penguntit?

Linda melongo menatap seluruh ruangan yang di tempeli fotonya dari bayi hingga dewasa. Astaga! Inikah sisi yang tidak dia ketahui dari Lathan?

Lathan memeluk Linda dari belakang. "Dulu, gue bikin ruangan ini waktu SMP kelas satu? Hm, iya waktu itu." jelasnya.

Linda menatap Lathan dengan masih syok. "Lo, dapet ini semua dari?" tanyanya.

Lathan melepas pelukan, memasukan jemarinya ke saku lalu menatap ruangan yang dia buat itu.

"Sebagian minta, sebagian suruh orang buat foto." jawabnya kalem dengan masih menatap jajaran foto Linda dari hasil candid.

Linda menatap Lathan agak ngeri. "Jadi, dulu gue merasa diikutin itu orang suruhan lo? Lena bahkan sempet suruh gue buat lapor ke polisi," terangnya.

"Gue tahu, makanya gue suruh berhenti buat ngikutin." Lathan memilih duduk di sofa kecil yang dulu selalu dia tempati untuk menatap pujaan hatinya.

"Lo aneh, agak ngeri juga." komentar Linda dengan menatap takjub ruangan yang penuh dengan fotonya.

"Gue mau bercinta di sini," Lathan berdiri. "Gue berhasil dapetin lo, Linda." tambahnya dengan menatap Linda lekat.

"Ha? Bercinta?" Linda mengerjap lalu menatap sekitar yang hanya ada sofa satu, itu pun kecil. "Di sini?" tanya lalu kembali mengerjap.

Lathan dengan yakin mengangguk. Menyentuh setiap sisi pinggang Linda dengan tatapan semakin intens. Lathan menarik Linda dalam sekali hentak hingga Linda sangat merapat padanya.

"Ck! Serius di sini?" Linda menepuk dada bidang Lathan sekilas.

Lathan tidak menjawab, dia memiringkan wajahnya lalu menekan bibirnya pada bibir Linda.

Keduanya berpagutan, saling menikmati dan memuaskan.

Ciuman Lathan pun terlepas kemudian turun menyasar leher Linda yang kini memanjang memberinya akses.

Lathan menurunkan resletingnya dengan masih mengecup dan menyesap leher Linda. Linda pun sama, menaikan roknya.

Lathan menarik pelan sebelah kaki Linda untuk dia angkat dan pegang di sebelah lengannya lalu menepikan celana dalam Linda dan setelahnya menekan perlahan miliknya.

Kecupan Lathan masih liar di leher Linda yang mulai memerah menampakan jejak. Lathan mulai bergerak, menghentaknya pelan.

namun pergerakannya terhenti saat suara ponsel menyapa.

Keduanya refleks saling melepaskan dan berjauhan.

"Angkat dulu, siapa tahu penting." Linda menjauh satu langkah seraya membenarkan celananya begitu pun Lathan.

Lathan tidak mendebat, dia mengangkat panggilan dengan agak menjauh beberapa langkah.

Linda sama menjauh, dia ingin melihat lebih jelas wajahnya saat masih belasan tahun. Senyumnya tertarik lebar.

Pantas Lathan tergila-gila, dia mengaku saat remaja begitu cantik.

Linda menoleh terkejut saat Lathan meraih jemarinya lalu menariknya tergesa meninggalkan ruangan.

"Ada apa?" Linda menatap wajah panik Lathan jadi ikut panik.

"Ikut aja." jawab Lathan singkat.

"Ada apa, Lathan?!" desak Linda saat sudah masuk ke dalam lift.

Menggoda, Om. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang