37. Pertengkaran Dan Rindu

53K 1.9K 11
                                    

Lathan perlahan membuka matanya saat merasakan usapan di kepalanya. Senyum Linda menyapa dengan hangatnya.

Apa kemarin mimpi? Batin Lathan namun setelahnya sadar bahwa kemarin bukanlah mimpi.

"Pagi, sayang." sapa Lathan dengan suara serak lalu meraih tengkuk Linda untuk dia kecup bibirnya.

"Pagi," balas Linda setelah Lathan mengecup bibirnya.

"Jam berapa?" tanya Lathan lalu melentangkan tubuhnya yang awalnya menyamping.

"Jam delapan," bisik Linda lalu memeluk leher Lathan.

Lathan mengusap lengan Linda. "Kita harus siap-siap, bunda, mama udah nunggu dan hari ini gue harus ke kantor." jelasnya.

"Kantor mendiang?" tanya Linda pelan.

"Hm,"

"Lo yang ambil alih sementara?"

"Liat nanti," Lathan belum tahu apakah sementar atau tidak.

"Ga mama ambil alih?"

Lathan menyamping lagi agar bisa memeluk Linda. "Mama nolak, mama ga bisa kerja di tempat bekas papa, pasti mama akan selalu nangis dan ga fokus." jawabnya.

Keduanya pun hening hanya saling memberi kehangatan di pagi hari yang agak mendung dan dingin.

"Gue pasti sibuk, gue ga mau lo cape," bisik Lathan. "Lo di sini temenin mama, bahkan bisa terus ketemu, bunda." lanjutnya.

***

Satu bulan berlalu begitu saja dengan hambar. Suasana rumah memang sudah berangsur-angsur normal.

Linda hanya diam di rumah menemani Vila atau berbincang dengan Chika sang bunda yang tidak pernah absen menemani Vila yang kini tanpa suami seperti dirinya.

Linda bosan jelas saja. Dia yang selalu main ke club, main ke mall, main di kantor dengan Lathan kini hanya makan, ngobrol dan tidur setiap harinya.

Pertemuan dengan Lathan bahkan hanya beberapa jam, itu pun menjelang tidur. Tak ada lagi Lathan yang hyper, biasanya sehari pasti melakukan kini full hampir sebulan libur.

Entah memang sibuk atau mungkin menyibukan diri sebagai peralihan dari rasa kehilangan.

Linda tidak paham. Obrolan yang mereka obrolkan bahkan hanya topik ringan.

Linda merasa dia jauh dengan suaminya. Ingin mengeluh dia tahu Lathan sibuk bekerja yang pastinya akan lebih lelah.

"Tuh, Lathan pulang." kata Chika pada anaknya.

Linda tersenyum tipis. "Iya," singkatnya tanpa ingin beranjak dari duduk. Linda malas, lebih tepat moodnya sedang buruk.

Linda terlalu berubah menjadi memendam. Biasanya semua di utarakan ini tertahan mengingat situasi Lathan.

"Bunda ke kamar Vila dulu," Chika pamit tanpa ingin ikut campur dengan urusan Linda yang terlihat seperti sedang bertengkar dengan Lathan.

Namanya rumah tangga, pertengkaran itu wajar.

"Iya, bund." balas Linda.

Kepergian Chika beriringan dengan datangnya Lathan.

Lathan menyimpan tas, meraih wajah Linda lalu mengecup keningnya. "Bunda mau ke kamar mama?" tanyanya dengan wajah tersirat lelah. Dasi sudah lepas, kemejanya sudah kusut dan naik se sikut.

Menggoda, Om. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang