24. Makan Dan Memakan

76.8K 2.5K 18
                                    

Linda mendorong piringnya. "Ga enak, tukeran." pintanya ah bukan lebih tepatnya perintah.

Lathan tidak mendebat, dia mendorong piringnya dan meraih piring Linda. Lathan amati isi piring itu, padahal sama hanya beda di daging ayamnya yang digoreng sedangkan milik Lathan dibumbui kecap.

Lathan mengunyah lalu melirik Linda yang lahap memakan bekas makannya itu, terlihat menikmati.

"Enak," celetuk Linda lalu menjejalkan nasi dan lauk pauk tanpa menunggu yang di mulutnya habis.

Lathan menggeleng samar. Si anti nasi, si tukang diet berubah jadi tukang kuli. Linda terlihat seperti kelaparan saking lahapnya.

"Ah kayaknya enak yang itu," ujar Linda setelah menghabiskan setengah milik Lathan.

Lathan yang memang tidak terlalu nafsu makannya jelas ketinggalan. Nasi dan lauk pauknya masih mengisi piring lebih penuh di banding milik Linda.

"Tukeran lagi," Linda melempar cengiran dengan pipi sebelah masih kembung.

Dengan sabar Lathan mengambil dan melanjutkan makannya tanpa jijik. Lathan sudah terbiasa dengan liur Linda, untuk apa jijik.

"Kok jadi enak," seru Linda riang dan agak tak percaya.

Lathan mendengus. "Masalahnya di rakus bukan enak apa engganya! Besok-besok pesen dua porsi buat lo sendiri." balas Lathan.

Linda mengunyah dengan menekuk wajahnya sebal. "Gue ga tahu kenapa bisa gini, lo kok marah," lirih Linda agak tersinggung.

Lathan menghela nafas. "Sebelah mana marahnya? Gue suruh biar lo kenyang aja," nadanya agak frustasi dengan sensitifnya Linda.

"Lo ga mau gue ganggu ya? Ya udah, maaf." Linda membawa piringnya, makan dengan menjauhi Lathan. Ceritanya merajuk.

Lathan melihat itu mendengus dan bodo amat. Dia melanjutkan makannnya hingga, mencuci tangan lalu kembali bekerja tanpa membujuk.

***

"Kemana?" Lathan menghentikan kegiatannya lalu menatap Linda yang sibuk membenahi barang bawaannya ke dalam tas.

"Pulang."

"Suruh siapa?" Lathan menautkan kedua jemari tangannya dekat dagu, menatap lurus Linda.

"Ga ada, kenapa harus nunggu di suruh? Gue sadar diri kali, adanya gue di sini itu ganggu lo," sewotnya tanpa menatap Lathan.

Lathan mangut-mangut samar, ternyata Linda masih merajuk. Malas sekali dia membujuk.

"Lo mau Lena gue pecat dari perusahaannya? Gue punya koneksi," bukannya membujuk dia malah mengancam.

Linda menoleh, menatap Lathan marah karena melibatkan Lena di permasalahan mereka. Linda merasa tidak adil dan jelas tidak akan membiarkan itu terjadi!

"Tatapan lo!" tegur Lathan tak suka, menatap tajam Linda.

"Lo anjing! Babi!" teriaknya lepas kontrol.

Lathan mengetatkan rahangnya. "Apa? Lo bilang apa?" tanyanya datar namun tatapannya kian tajam dan marah.

Hanya karena hal sepele serius Linda harus bertingkah semenyebalkan itu?

"Anjing! Kenapa?" dagu Linda naik berani.

"Hanya karena masalah makan yang sepele, lo mau gue makan?!" ancamnya.

Menggoda, Om. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang