Linda merapihkan pakaiannya setelah selesai menyusui Roger. Dia pun meraih ponsel untuk melihat apakah ada kabar atau apapun itu. Alis Linda mengernyit menatap ponselnya.
Sebuah pesan muncul dari sbahabatnya Lena.
"Apa? Darius di penjara?" gumam Linda kemudian turun dari kasur untuk mencari keberadaan Lathan.
Langkahnya terayun mencari keberadaan Lathan sampai lupa pakai sandal rumah. Siap-siap disemprot Lathan jika Lathan ngeh.
"Lathan, lo tahu soal ini?" Linda mengangsurkan ponselnya.
Lathan menundukan tatapan ke kaki Linda dibanding menatap layar ponsel itu. Lathan sudah tahu apa yang akan di bahas Linda maka dia abaikan.
"Udah dibilangin pake sendal!" tegurnya.
Linda berdecak. "Lo tahu soal ini?!" tanyanya dengan kesal.
Lathan menarik ponsel Linda dan menyimpannya. "Hm," jawabnya.
"Jangan bilang lo yang laporin?"
Lathan meregangkan lehernya yang pegal. "Kita ke kantor polisi besok, semua bukti rekaman cctv di Jepang bikin Darius ke tangkep. Gue mau hukum dia," terangnya.
Linda menghela nafas pasrah. "Kenapa ga bilang?" tanyanya agak kecewa.
"Mau bilang tapi lo tahu duluan," balas Lathan santai. "Kenapa? Lo ga mau mantan lo dipenjara?" senyum miring terbit.
"Bukan gitu, ck!"
Lathan berdiri, memeluk Linda lalu mengangkatnya.
"Lebay! Cuma ga di sandal—"
"Stt, mama." potong Lathan acuh.
Linda tersenyum tipis lalu memeluk leher Lathan seraya mengecup pipinya beberapa kali.
"Aku-kamu, kita malah lo-gue lagi." bisik Lathan tepat di depan bibir Linda.
"Yee, apa masalahnya! Lebay!" di kecup lagi pipi Lathan dengan diakhiri kecupan ringan di bibir.
"Roger tidur?"
"Hm,"
Lathan pun menurunkan Linda di kasur. Langkahnya terayun menuju sandal rumahan milik Linda berada dan meraihnya untuk di dekatkan di kaki Linda.
"Kamu istirahat, pasti cape urus Roger yang rewel hari ini." Lathan mengecup kening Linda sekilas.
Linda tersenyum. "Ayo berdua," ajaknya agak manja.
"Roger bangun gimana?"
"Yaudah tidur yang lain aja."
"Belum bisa! Ck! Ngundang mulu lo, ga asik!" Lathan menjauh mendekati tempat Roger terlelap.
"Ululuh marah, sini cium dulu papa sini sini," goda Linda.
Hari-harinya kian bahagia. Linda dan Lathan selalu saling melengkapi walau perdebatan terkadang tidak bisa dihindari.
***
"Sayang, aku mau keluar sebentar. Titip, Roger." Linda pun pergi.
Lathan pun menyimpan ponsel, membenarkan boxernya yang naik lalu mendekati Roger yang duduk dengan sibuk bermain mainan.
"Anak papa udah besar," Lathan mengendus wangi Roger, memeluk Roger yang menggeliat itu dengan gemas.
Roger mengerang seperti akan menangis saat Lathan terus memeluknya gemas. Benar-benar mengganggu waktu santai Roger dengan mobil mainannya.
Roger merengek dan akhirnya menangis. Barulah Lathan melepas pelukannya.
"Laki-laki ga boleh nangis," Lathan menggendong Roger yang kini sudah satu tahun dengan senyum geli. Kalau Linda melihat dia membuat Roger menangis pasti akan mengomel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda, Om. (TAMAT)
RomanceLinda dipatahkan hatinya dari usia 10 tahun oleh sang ayah, cinta pertamanya. Linda kian tumbuh menjadi perempuan nakal. Lathan- om tirinya selalu hadir menemani pertumbuhannya hingga menjadi perempuan nakal yang banyak masalah disekolah, keluar mas...