18. Perburuan (5)

167 21 0
                                    

Dentuman besar mengerikan, guncangan hebat pada tanah maupun hutan serta pelepasan energi sihir dalam jumlah besar berwarna nyala cahaya hingga menyentuh langit diatas sana.

Tidak ada yang tahu apa terjadi maupun sebab alasan mengapa fenomena bisa tercipta.

Yang jelas sejak pelepasan energi sihir dimulai, ketiga zirah tersisa mulai menunjukkan sikap yang berbeda. Dimana segera menghentikan serangan yang hendak diarahkan pada Sasa dan bergerak ganti menyerang asal dari cahaya. Meski setelahnya gagal karena terkena gelombang kuat hingga menyebabkan ketiga nya terpental jauh sampai ke hutan.

Hal tersebut tentu nya tak luput dari pandangan Sasa, yang kini telah cukup mampu mengangkat sedikit tubuhnya guna melihat dengan jelas pendar cahaya yang kian menguat.

Untuk kemudian dibuat terkejut bahkan tidak mempercayai penglihatan sendiri ketika mengetahui bahwa asal dari energi besar yang dikeluarkan berada pada lokasi dimana Naga terbunuh.

Sampai akhirnya getaran membawa kerusakan beserta kilau cahaya menyapa langit perlahan menghilang, barulah Sasa bisa melihat sosok dibalik kejadian mengejutkan.

Kekasihnya, Naga, kini tengah berdiri masih dengan luka menganga di tubuh.

Pandangan nya kosong seolah telah mati, berbanding terbalik dengan pergerakan yang dilakukan, dimana tengah menggerakan kedua tangan dengan membuka menutup kelima jari layaknya tengah melakukan penyesuaian.

Kalau bukan karena kondisi yang belum sepenuhnya pulih dari luka akibat terjatuh dari ketinggian, Sasa mungkin sudah akan berlari mendekati Naga. Sebaliknya kini hanya bisa memandang dari kejauhan, memperhatikan dalam diam.

Bahkan ketika beberapa jendela berwarna merah darah berukuran sangat besar mulai terlihat disekitar Naga. Menampilkan sederet kata membentuk rangkaian kalimat yang tidak dapat Sasa mengerti isinya karena tertulis dalam bahasa yang tidak ia kuasai.

Akan tetapi bila melihat dari bagaimana Naga yang justru menghancurkan seluruh jendela tersebut, dapat disimpulkan bahwa isinya bukanlah sesuatu yang membantu.

Usai penghancuran dilakukan, Sasa melihat Naga menyentuhkan tangan pada luka diterima. Menarik dengan tenang anak panah yang masih tertancap di tubuh. Untuk kemudian mengembalikan bentuk jantung yang telah hancur seperti sedia kala dan menutup kulit yang robek sepenuhnya.

'Itu bukan dia.'

Hanya itu saja yang bisa Sasa pikirkan ketika melihat pemandangan tersebut. Tidak mengerti bagaimana Naga dapat dengan mudahnya mengembalikan kondisi seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Tak lantas berhenti sampai disana saja, ketiga zirah berukuran lima meter yang sebelum nya menyerang dan terlempar jauh ke hutan kini telah kembali. Membawa senjata masing-masing dan bersiap menyerang lagi.

Hanya memperdulikan Naga sebagai lawan sehingga mengabaikan keberadaan Sasa yang masih terbaring tak berdaya di atas tanah. Menunggu sampai kemampuan penyembuhan memulihkan kondisi seperti semula tanpa berniat melepasakan pandangan.

Memperhatikan bagaimana jendela yang semula telah dihancurkan kembali memperlihatkan wujud memberi peringatan bertepatan dengan kedua tangan Naga yang mengeluarkan kilatan cahaya menyerupai listrik. Membakar tangan dengan cepat hingga menimbulkan luka menghitam dari ujung jari hingga ke lengan atas.

Namun meskipun begitu tidak sedikitpun Naga terlihat gentar, berbeda dengan sikap yang sebelumnya biasa ditunjukkan.

Dimana kini layaknya sebuah boneka tanpa nyawa justru dengan mudah membiarkan kulit dan daging yang menyelimuti tangan terbakar begitu saja.

Demi bisa menyelesaikan senjata ciptaan tak biasa. Sebuah trisula dengan hiasan kepala ular sertakan potongan kain merah terikat pada bagian tengah.

Kalau tidak memperhatikan dengan benar, Sasa mungkin akan mengira senjata tersebut tak jauh berbeda dari buatan biasa. Hanya bentuk nya saja yang lebih detail dengan berbagai hiasan ditambahkan.

[BL] Sistem Dunia KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang