"Oh! Kau sangat cocok memakai pakaian itu." puji Naga ketika melihat Sasa telah mengenakan baju serta celana dari kulit Ekruir yang ia buat semalam.
Senyum sumringah tampak tak lepas dari bibirnya, netra pun sibuk terarah memandangi setiap lekukan dari tubuh yang menjadi lebih terbentuk diikuti pula oleh rasa puas karena berhasil meningkatkan statistik penampilan sang kekasih.
Usai menatap, ia lalu melangkahkan kaki mendekat guna menghapus jarak, hendak membenahi hiasan berupa sabuk yang longgar dan mengusap beberapa bagian berkerut. Bila dibandingkan dengan pakaian yang dibuat sebelumnya, tingkat kualitas saat ini sudah jauh lebih tinggi karena menggunakan bahan tebal serta teknik pembuatan yang rumit.
Meskipun ada harga yang pantas dalam proses pembuatan tapi Naga tidak merasa menyesal sama sekali. Sebaliknya justru mulai berpikir untuk membuat lagi apabila memiliki waktu luang di kemudian hari.
"Apa ada bagian yang mengganggu? Terlalu ketat, sesak atau panas misal?"
"Tidak ada, ini sangat pas."
"Aku senang mendengarnya." balas Naga kemudian seraya mencuri sentuh dengan melingkarkan kedua tangan pada pinggang Sasa sehingga membuat jarak di antara keduanya hampir terhapuskan.
"Lalu bagaimana dengan senjata nya? Apa kau suka?"
Sesaat kedua netra berbeda warna saling beradu pandang sebelum akhirnya anggukan pelan diberikan sebagai jawaban atas pertanyaan. Meski setelah itu terdapat ekspresi tak senang yang diperlihatkan oleh Sasa karena teringat kembali akan kejadian yang membuat Naga harus terluka parah untuk kedua kali.
Kalau bukan karena ramuan penyembuhan yang berhasil memulihkan kondisi seperti sedia kala, maka mungkin saat ini Naga harus terbaring dalam waktu cukup lama seraya menerima rasa sakit tak terkira sebagai bayaran atas kemampuan.
Lantas menyadari akan perubahan ekspresi yang ditunjukkan membuat sang perwakilan penciptaan menelan saliva cepat, gugup serta merasa bersalah atas apa yang terjadi.
"Sepertinya aku menahan mu terlalu lama." gumam nya selipkan tawa yang dibuat-buat.
Rengkuhan singkat pun dilepaskan. Baru teringat pula kalau keduanya kini sedang berada di depan gilda petualang karena ia bersikeras ingin mengantar Sasa kesana.
Lantas tak ingin suasana pagi hari dimulai dalam keadaan yang tidak mengenakkan membuat sang perwakilan penciptaan itu lalu memutar otak untuk membuat kekasihnya merasa senang.
Setelah didapat barulah ia mengarahkan netra menatap ke arah sekitar guna memastikan bahwa keadaan cukup sepi dari pejalan. Begitu dirasa aman barulah Naga mendaratkan beberapa kecupan pada area sekitar wajah. Mulai dari kening, hidung, sudut bibir, dagu serta pipi. Sengaja menghindari memberikan ciuman pada bibir menggoda milik sang kekasih karena tidak ingin kehilangan kendali untuk kesekian kali.
Saat misi singkat berhasil diselesaikan, perwakilan penciptaan tersebut lalu melepaskan sentuhan dan mengulas senyuman senang. Lalu berkata, "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu merasa khawatir atau semacamnya."
Sasa sendiri tidak memberikan balasan atas perkataan. Lebih memilih menatap dalam netra keemasan diikuti tangan terangkat agar dapat mengusap pipi kanan Naga. Seolah membuat gestur kalau ia mempercayai ucapan dan merasa senang atas tindakan barusan.
Kemudian berkata, "Apa yang akan kau lakukan?"
Mendapati pertanyaan yang tidak ia duga sebelumnya membuat Naga terdiam selama beberapa saat. Berusaha mengingat kembali kegiatan yang seharusnya dilakukan. Namun nihil, Naga tidak merasa dirinya punya cukup kesibukan yang bisa dikerjakan pada hari itu.
"Entahlah, aku sudah menggunakan kemampuan secara berlebihan tadi. Jadi seperti nya tidak ada kegiatan."
"Kalau begitu beristirahat lah." balas Sasa cepat. Membuat Naga hanya bisa memasang senyuman seperti biasa karena merasa senang diberi perhatian oleh orang terkasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Sistem Dunia Ketiga
FantasíaSetelah mengalami kematian, Naga Pervaiz Mahajana berpikir kehidupan nya telah berakhir sampai disana. Namun siapa sangka campur tangan dari seorang Dewi Penciptaan yang tidak bertanggung jawab justru membuatnya harus menjalani kehidupan yang berbed...