37. Kencan Pertama

155 15 0
                                    

Setelah berpisah dengan para anggota Venomtalons, Naga mengajak Sasa mengunjungi salah satu tavern terdekat untuk mengisi perut yang lapar. Mendapati bahwa tempat berupa bangunan kayu dengan dua lantai tersebut telah ramai didatangi oleh pengunjung yang juga memiliki niatan serupa.

Beruntung masih ada tempat duduk tersisa bagi keduanya untuk melakukan pemesanan, sehingga tak berakhir pergi mencari tempat lain dan sebaliknya bisa langsung menunggu hidangan tersedia di atas meja.

Naga lalu memanfaatkan waktu kosong itu untuk mengecek kembali keadaan Sasa, mencari luka yang disebabkan oleh pertarungan di dalam dungeon sebelum nya. Namun nihil, ia tidak menemukan satu pun kecuali bekas robekan di beberapa bagian dari pakaian yang dikenakan.

Kemudian teringat bahwa kemampuan Sasa dalam penyembuhan menjadi alasan jejas  telah ditutup dengan sempurna.

"Apa kau terlibat dalam pertarungan berbahaya? Apa itu bagian dari misi? Kau tidak apa-apa kan atau ada yang sakit?"

Beragam pertanyaan kembali diajukan sebagai tanda kekhawatiran. Tak menutupi pula gurat penuh kecemasan yang terpasang pada wajah sang perwakilan.

Sasa yang melihat hal tersebut memilih untuk tak langsung menjawab. Membiarkan terlebih dahulu kala Naga meraih kedua tangan nya dan mendaratkan beberapa kecupan disana. Menyukai sensasi tertinggal ketika bibir lembut bersentuhan dengan permukaan.

Ketika hal itu selesai dilakukan barulah ia putuskan menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan dengan tenang.

"Hanya misi kecil untuk peningkatan, bertarung pun di lantai pertama. Semua luka nya juga sudah sembuh. Tidak ada yang fatal, hanya sedikit goresan kecil yang bisa disembuhkan dengan mudah." ujarnya.

Naga sudah akan menerima ucapan yang disampaikan oleh sang kekasih, merasa tidak ada kebohongan yang disembunyikan. Akan tetapi belum sempat ia menyuarakan hal tersebut, sang perwakilan penciptaan sudah lebih dulu terkejut kala mendapati ada sentuhan aneh yang terasa pada tangan milik nya.

Kemudian menemukan sebuah luka memanjang khas sayatan yang telah lama berhenti mengeluarkan darah sertakan pula noda mengering karena tidak diobati dengan benar.

"Kenapa telapak tanganmu bisa luka? Tidak bisa disembuhkan?" tanya Naga heran.

Sasa sendiri tak lantas menjawab. Baru teringat pula akan luka yang ia perbuat sendiri pagi ini dan memang tidak tertutup karena menjadi kelemahan dari kekuatan penyembuhan miliknya.

Merasa bahwa tidak menerima jawaban yang diinginkan membuat Naga memilih untuk tak memaksa lebih jauh. Sebaliknya justru beralih merogoh saku sendiri guna mengeluarkan cairan penyembuhan yang ia beli dari sistem pagi tadi. Menghabiskan beberapa ribu poin pengalaman sebagai antisipasi.

"Aku bersihkan ya?" tanya nya tak lupa meminta izin terlebih dahulu yang kemudian mendapat anggukan setuju dari Sasa.

Dengan sebuah kain hasil ciptaan yang dibentuk layaknya sebuah sapu tangan, perlahan-lahan Naga menyiramkan ramuan dan membersihkan bekas luka yang ada. Membiarkan setelah nya efek dari kekuatan penyembuhan itu bekerja dan menutup kulit terbuka tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.

Sasa sendiri tidak merasakan adanya perih sama sekali. Ramuan tersebut bekerja dengan sangat baik. Sungguh tidak heran mengingat itu merupakan cairan serupa yang telah menyembuhkan kondisi terburuk Naga pada saat perburuan dalam sekejap mata.

"Sudah selesai sayang." kata sang perwakilan diikuti senyum sumringah terpasang seraya tak lupa menyimpan kembali ramuan yang masih tersisa ke dalam saku.

Sapu tangan yang telah kotor karena digunakan pun telah berakhir di tempat sampah, sengaja dibuang karena enggan repot harus mencuci ulang.

"Terima kasih." ujar Sasa kemudian. Mendapat balasan sesaat dari Naga berupa usapan lembut pada pipi kirinya.

[BL] Sistem Dunia KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang