23. Bertemu Shia

146 18 0
                                    

Setelah kejadian tak terduga yang dialami, wanita yang semula menjadi pelaku penyiraman kemudian meminta keduanya untuk duduk. Menempati kursi serta meja yang berada di aula, tepat di dekat bar.

Meskipun dari luar bangunan terlihat buruk karena memiliki beberapa masalah dalam perawatan, namun nyatanya begitu melihat bagian dalam secara langsung penginapan itu terbilang cukup bersih dan luas.

Ada beberapa kamar di lantai bawah, seperti yang Naga masuki untuk berganti pakaian. Akan tetapi tidak begitu banyak karena sisanya memenuhi seluruh lantai dua.

Di lantai satu juga selain memuat aula serta bar adapula dapur, gudang serta pintu yang mengarah ke bagian samping bangunan penginapan dimana istal kuda berada. Sehingga dapat dikatakan memiliki segala fasilitas yang dibutuhkan para pelanggan kalau saja tidak berada di kawasan kumuh.

Usai berganti pakaian, Naga dan Sasa lalu menuruti permintaan dan mendudukkan diri mereka pada kursi tersedia. Lantas berhadapan dengan wanita tersebut yang kemudian memperkenalkan diri.

"Nama saya Shia Vekilza, pemilik tempat ini." ia memulai dengan ekspresi khawatir terpasang di wajah, lantas meneruskan, "Untuk kejadian sebelumnya saya sangat menyesal telah memperlakukan anda berdua seperti itu. Tolong maafkan kesalahan saya, sebagai ganti nya menginaplah disini selama yang kalian inginkan. Saya tidak akan menarik biaya sama sekali—"

"Tunggu, tunggu, tunggu. Nona, jangan terburu-buru dulu."

Wanita bernama Shia itu kemudian mengangkat kepalanya yang semula tertunduk dalam, menatap bingung kearah Naga yang menyela ucapan dan kini tengah menghela nafas panjang.

"Nona, kau tidak bisa asal memberi kompensasi seperti itu. Bagaimana kalau aku langsung menerima nya dan memutuskan menginap disini selama yang aku mau? Kau akan kesulitan."

Menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan lagi, membuat Shia kembali mengucapkan maaf berulang kali. Membuat Naga yang mendengar semakin merasa tidak enak terhadap situasi berlangsung.

Sempat ingin meminta pertolongan Sasa untuk membantu pembicaraan, namun sang kekasih justru tidak terlihat peduli sama sekali. Hanya menunggu keputusan Naga dan akan mengikuti hasil begitu saja.

Jadilah sang perwakilan memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu, hendak mengetahui situasi yang berlangsung terutama mengenai alasan dibalik penyiraman sebelumnya.

"Mari lupakan saja kejadian sebelumnya. Aku sudah memaafkan mu." kata nya memulai pembicaraan dan meneruskan, "Tapi jika nona tidak keberatan, bisa jelaskan padaku kenapa melakukan hal seperti itu? Karena saat datang kesini juga, aku melihat jalanan nya sangat becek dan berlumpur. Padahal tidak ada hujan sama sekali."

Untuk sesaat Shia terdiam, matanya bergerak kesana kemari terlihat ragu dan takut disaat yang sama. Kedua tangan serta bahu nya pun bergetar, tak bisa mengendalikan diri dari berbagai macam perasaan yang menyerang.

"Kalau— kalau aku menceritakan nya, a-apa— apa kalian bisa menolong?" tanya Shia pelan. Sempat tercekat hingga menyebabkan suara tak keluar seolah tengah kehabisan nafas dan tercekik.

Membuat Naga dapat langsung menarik kesimpulan bahwa wanita pemilik penginapan ini tengah tertekan dan berada dalam situasi memojokkan.

Jadi ia putuskan bertanya, "Apa tidak ada orang lain yang mau menolong?"

"T-tadinya ada temanku. Tapi sekarang dia sedang tidak berada disini. Sedangkan untuk memberikan pekerjaan kepada para petualang harus membayar sejumlah uang yang besar."

Setelah mengatakan itu Shia sempat terdiam cukup lama. Ragu hendak meneruskan atau justru menghentikan cerita sampai disana. Namun Naga menunggu nya dengan sabar, tidak memaksa sampai wanita itu dapat kembali meneruskan penjelasan.

[BL] Sistem Dunia KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang