31. Menjadi Petualang

92 15 2
                                    

Untuk ke sembilan barang yang ia bawa, Neil Horyeras memberikan bayaran berupa satu keping emas kal. Harga yang tidak Naga sangka bisa di dapatkan dengan mudah mengingat sebelum-sebelumnya ia sudah lebih dulu merasa kalau mencari uang di dunia saat ini akan jauh lebih melelahkan dibanding sebelumnya.

Tampaknya keberuntungan tengah berada di pihak Naga sekarang sehingga membuat sang perwakilan penciptaan itu tidak dapat melepaskan senyum sumringah yang terukir pada bibir nya.

"Aku senang sekali, setelah sekian lama akhirnya kita mendapatkan uang juga." ujarnya seraya tidak lupa menyimpan penghasilan pertama di dalam inventaris agar tidak hilang. Tentu setelah meminta persetujuan dari sang kekasih pula.

Mereka berdua kini tengah berjalan pulang ke rumah, sengaja melewati jalanan yang sepi karena tidak ingin berhadapan dengan para pengunjung kedai minuman yang kerap kali bertindak tak terkendali akibat berada dalam kondisi mabuk parah. Merupakan trauma tersendiri pula bagi Naga yang sampai kehilangan nyawa akibat insiden serupa.

Namun di sisi lain situasi yang gelap dan sepi akan orang berlalu-lalang tersebut menjadi sebuah kesempatan emas bagi Naga, yang mana telah meniatkan hati untuk memanfaatkan kondisi demi bisa mendapatkan sedikit cinta dari sang pujaan hati.

"Kalau begitu tolong rayakan hal ini dengan memberiku sebuah ciuman, sayang." pinta nya kini beralih memutar posisi. Tidak lupa menghentikan langkah agar dapat merentangkan tangan lebar sebagai gestur meminta afeksi.

Tanpa menyuarakan protes, Sasa yang melihat hal itu pun segera menuruti permintaan. Membalas pelukan dengan melingkarkan kedua tangan pada pinggang terlebih dahulu sebelum meraih bibir dan memberikan ciuman dalam.

Satu hal yang Naga bisa pastikan saat ini ialah sejauh mereka menjalin hubungan bisa dikatakan bahwa Sasa telah banyak mengalami perkembangan.

Kini kekasih nya itu sudah tak lagi menjadi kaku setiap kali Naga mengajak berciuman, belum lagi gerakan yang dilakukan sudah semakin baik dan dapat mengimbangi permainan. Menjadi suatu kebanggaan pula bagi sang perwakilan penciptaan yang seolah berhasil mengajari.

'Manis sekali, diam-diam dia berusaha keras ya.' pikir Naga dalam hati.

Setelah usai melakukan beberapa gerakan ringan sertakan permainan lidah singkat dan sesapan pada saliva, mereka berdua lalu melepaskan sentuhan di waktu yang nyaris bersamaan. Hal yang terbilang tidak biasa bagi Naga mengingat ia seringkali menjadi yang paling bersemangat di antara keduanya apalagi bila dalam urusan bercinta.

Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan tiba-tiba sepintas ingatan sebelumnya muncul begitu saja di dalam kepala. Mengingatkan Naga akan aktivitas di atas ranjang yang belum lama dilakukan tepat sebelum mereka pergi menuju serikat perdagangan.

Dimana setelah itu entah bagaimana bisa justru membuat Naga merasa malu sendiri hingga membuat rona memerah malu menjalar pada kedua pipi.

Didukung pula dengan situasi yang telah berganti menjadi malam hari, membuat Naga semakin merasa khawatir dengan isi otak sendiri.

"Apa ada sesuatu yang kau inginkan Sasa? Kita bisa membeli nya." tanya nya begitu berhasil tersadar dari lamunan berbahaya seraya mencoba membuat pengalihan.

Sasa sendiri yang tidak memiliki masalah apapun lalu menjawab tanpa kendala. Bahkan dengan santai melangkahkan kaki kembali meneruskan perjalanan mereka berdua agar bisa segera mencapai rumah.

"Kau tidak perlu membeli apapun."

"Tenang saja, membelikan mu satu atau dua barang tidak akan membuat uangku langsung habis." balas Naga kemudian juga ikut melanjutkan langkah bersama Sasa.

"Kau harus memikirkan soal serikat petualang."

"Ah— susah ya, aku harus segera mendapatkan pengesahan dari sana."

[BL] Sistem Dunia KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang