'Sampah, aku benar-benar setara dengan sampah.'
Naga merasa dirinya telah kehilangan akal sehat hanya dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam sejak kedatangan pertama kali ke dunia yang baru.
Ia benar-benar tidak mengerti mengapa dirinya bisa mengambil tindakan seperti sebelumnya. Apalagi itu dilakukan pada Sasa yang mana menjadi sumber utama dari rasa takut dan kerap kali menghantui.
'Tapi dia memang sangat manis.' pikir Naga lagi seraya mengingat kembali sensasi dari ciuman singkat yang ia lakukan serta bagaimana ekspresi yang terpasang di wajah Sasa ketika tengah berada dibawahnya.
'Kalau dia tidak terkejut apa kami akan melakukannya sampai akhir?' kali ini si pemuda mulai berandai-andai memikirkan kemungkinan yang terjadi.
Sebelum akhirnya lamunan singkat tersebut tergantikan oleh sepintas ingatan berupa pembicaraan dengan Aelfdenia menggunakan sistem yang terhubung ditengah aksi membersihkan kabin kemarin.
"Aelfdenia."
"Kita bertemu lagi, apakah kau menyukai dunia yang sekarang?"
"Mari bahas itu nanti karena ada hal penting yang harus dibicarakan."
"Tentu saja, apa itu?"
"Kau bilang ingin membantu ku melakukan penyesuaian dengan cepat kan?"
"Ya."
"Lalu kau melakukan sihir penciptaan untuk memberiku rekan yang akan membantu segala urusan nantinya, benar?"
"Tepat sekali."
"Tepat sekali, kepala mu! Dari seluruh game maupun cerita yang pernah aku lihat kenapa kau harus memberiku rekan seorang penjahat dari kisah bertema Apocalypse!"
"Memangnya ada masalah?"
"Tentu saja! Bagaimana kalau dia justru membunuhku?! Oh! Tidak, tidak. Dia bahkan sudah hampir melakukan nya."
"Tenang saja, kalau itu yang kau khawatir kan aku bisa mengubah pengaturan nya dalam sekejap."
"Apa yang kau lakukan?"
"Membuatnya mencintaimu sehingga dia tidak lagi berniat membunuh mu."
"...Tolong biarkan saja aku mati kembali."
"Aku tahu kalian akan merasa tidak cocok karena perbedaan sifat dalam diri masing-masing. Tapi percayalah hanya dia saja yang paling tepat untuk jadi pelengkap dan menuntunmu dalam setiap misi yang berlangsung."
"Aku tahu Sasa memang kuat tapi—"
"Kalian akan baik-baik saja, percayalah."
Sekarang Naga mempercayai nya. Sungguh. Karena baru kemarin Aelfdenia berbicara seperti itu dan keesokan hari nya mereka sudah terlihat seperti sepasang kekasih yang di mabuk asmara
"Kau benar-benar sudah gila, Naga."
***
Puas bergelut dengan pemikiran asal serta berbagai keluhan yang perlu ditumpahkan, begitu tenang Naga mencoba kembali fokus pada kegiatan yang semestinya ia jalani sejak awal.
Melatih kekuatan.
Beruntung usai kejadian pemukulan yang Naga rasa pantas ia terima Sasa memutuskan untuk melenggang pergi meninggalkan nya seorang diri. Sehingga memberikan waktu bagi pemuda tersebut untuk menenangkan hati maupun merasakan kepala nya yang berdenyut sakit.
Hanya satu hal saja yang jadi masalah.
"Sasa, setidaknya kalau mau pergi kau kembalikan dulu pakaianku." gumam sang perwakilan pelan sertakan senyuman pahit terlukis dimana pandangan mata hanya bisa terpaku pada long sleeve hitam milik sang rekan yang ditinggalkan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Sistem Dunia Ketiga
FantastikSetelah mengalami kematian, Naga Pervaiz Mahajana berpikir kehidupan nya telah berakhir sampai disana. Namun siapa sangka campur tangan dari seorang Dewi Penciptaan yang tidak bertanggung jawab justru membuatnya harus menjalani kehidupan yang berbed...