Naga sudah menyukai Reksa sejak mereka masih berstatus sebagai murid Sekolah Menengah Atas. Dimana pada saat itu menjadi tahun tersulit bagi Naga untuk melanjutkan hidupnya usai kepergian sang ayah.
Layaknya sebuah dongeng Cinderella, hidup bersama dengan ibu tiri beserta putra bawaannya membuat Naga harus mengorbankan banyak hal yang ia inginkan.
Uang, rumah peninggalan bahkan termasuk sekolah.
Dengan alasan keterbatasan biaya hidup, Naga dipaksa tak meneruskan pendidikan sendiri dan harus bekerja mencari uang untuk adiknya agar tidak mengalami nasib serupa.
Seolah belum cukup puas, semua teman-teman yang ia kenal bahkan mengabaikan ia begitu saja. Menganggap bahwa Naga adalah murid bermasalah yang akan membawa pengaruh buruk bila berdekatan dengan nya.
Pada saat itu Naga merasa bahwa dirinya benar-benar hancur. Perasaan marah, sedih, kecewa, rendah diri semua bercampur menjadi satu karena menganggap bahwa dunia tak lagi berpihak ke padanya.
Kalau bukan karena kehadiran Reksa Nugraha mungkin Naga Pervaiz Mahajana tidak akan menjadi dirinya yang sekarang.
Dimulai dari meluangkan waktu ditengah kegiatan sekolah untuk membantu agar Naga tidak tertinggal pelajaran.
"Bang Dragon, aku bawa catetan nih buat belajar. Tulisan nya memang mirip cacing kepanasan, tapi masih bisa kebaca kok."
Tidak mengenal kata bosan membantu nya mendapatkan pekerjaan.
"Bang, ada beberapa tempat yang buka lowongan kerja. Kalau misal nanti gak keterima abang gak usah khawatir, masih banyak tempat lain. Aku bakal terus bantu cari."
Disaat semua orang yang ia kenal menjauh, dia menjadi satu-satunya yang justru mendekat tanpa memperdulikan apapun.
"Bang, main game yuk. Kerja mulu, sesekali libur lah. Bantuin Reksa nyelesain stage ini, soalnya mati terus dibunuh sama penjahat nya."
Reksa juga selalu menghiburnya ketika ia merasa lelah dan sedih dengan hidup yang tak berarti.
Hanya Reksa saja yang ada ketika Naga membutuhkan uluran tangan untuk membantu nya berdiri. Melepaskan seluruh penat yang dirasa bersamaan beban yang harus ditanggung sedari usia muda.
Sudah terlalu banyak hal yang telah ia terima dan tak terhitung jumlahnya sampai pada akhirnya Naga meyakinkan diri memberikan hati sepenuhnya.
Sebut ini naif, impulsif atau menjijikkan karena jatuh cinta hanya berdasarkan pertolongan yang diterima. Mungkin saja perasaan nya hanya bentuk balas budi atau rasa bahagia karena tak lagi merasa kesepian dan harus menjalani hidup seorang diri.
Namun begitulah adanya, waktu selama bertahun-tahun telah menjadi bukti bahwa perasaan Naga tulus ditunjukkan kepada Reksa.
Bahkan ketika si pemuda mengungkapkan perasaan nya pada orang lain, Naga berusaha menenangkan hati sendiri untuk belajar menerima. Mengorbankan perasaan semata-mata hanya untuk melihat orang yang dicinta merasa bahagia.
Namun menyerah dan dipaksa menyerah adalah dua hal yang berbeda.
Kalah setelah pertarungan berakhir tidaklah sama seperti dinyatakan kalah bahkan sebelum semua itu bisa dimulai.
Menyakitkan sudah jelas, akan tetapi perkataan Tarani sedikit banyak mengubah pemikiran Naga untuk bisa berdamai dengan perasaan nya. Belajar melupakan Reksa agar pemuda itu dapat bahagia dengan pilihan sendiri.
Sedangkan Naga akan menyembuhkan hati terlebih dahulu sebelum mempercayakan nya kepada orang yang baru. Meski tak mudah, setidaknya ia telah berusaha.
Andai saja semua itu bisa terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Sistem Dunia Ketiga
FantasíaSetelah mengalami kematian, Naga Pervaiz Mahajana berpikir kehidupan nya telah berakhir sampai disana. Namun siapa sangka campur tangan dari seorang Dewi Penciptaan yang tidak bertanggung jawab justru membuatnya harus menjalani kehidupan yang berbed...