Episode 17

758 139 16
                                    

Sesampainya di mension, Suga langsung menggendong Lingga masuk kedalam

"Monsieur, aku bisa jalan sendiri"

"Kenapa kau selalu sok kuat, lihatlah darahmu banyak sekali"

"Monsieur tapi~"

"Sudah diamlah Lingga, kau tambah berat kalau semakin banyak bicara"

"Yaa!.. bagaimana ceritanya suara bisa menambah berat"

Suga mendudukkan Lingga perlahan di sofa, kemudian ia menggeledah beberapa laci untuk mencari kotak obat

Sedangkan di dalam kamar mandi Mohan masih sibuk mendesah karena ia sedang menyelesaikan urusan pribadinya yang tadi sempat tertunda gara-gara panggilan dari bosnya itu

"Ah"

"Eum.. kimochii yes!" desah Mohan sambil membayangkan wanita jepang yang tadi mengulum rakus miliknya

"Mohan!!!!"

"Mohan kau dimana?!"

"Mohaannnn!" teriak Suga diluar sambil mengetuk keras pintu kamar ajudannya itu

"Hais, ada apalagi sajangnim ini astaga!"

"Yee, sebentar sajangnim..." balasnya dari dalam

"Mohann! cepat!!"

"Ah, ah.., haisssh!" kesalnya segera mengakhiri padahal sedikit lagi sudah tittt.... cr⁰oot (sensor)

Dengan cepat Mohan memakai celana panjang dan kaosnya

"Yee sajangnim!"

"Kau ini lama sekali kalau di panggil, sudah berani kau mengabaikan panggilanku eoh!"

"Jwesonghaeyo sajangnim, saya tadi anu, em, ada apa sajangnim?"

"Belikan aku antiseptik, terus cairan untuk membersihkan luka, dan perban juga!"

"Perbannya berapa gulung sajangnim?"

"Seribu gulung!"

"Seribu gulung??"

"Eoh, untuk membungkusmu jadi mumi! astagaa, kenapa aku punya ajudan lemot sepertimu"

"Jwesonghaeyo"

"Cepat lima belas menit, Lingga kakinya terluka, kalau tidak segera diobati nanti infeksi"

"Tapi bukankah diluar banyak penjaga sajangnim, kenapa harus saya lagi?"

"Mereka bodoh semua, kau berani menawarku eoh!, aku kurangi gajimu.."

"T-tidak sajangnim, jangan.., b-baikk.. saya berangkat sekarang"

"Eoh!"

"Perban satu gulung saja!"

"Yee algaessimnida"

"Punya anak buah tidak ada yang becus!" sambil menggelengkan kepalanya dan keluar menemui Lingga diruang tengah

"Monsieur"

"Iyah? kenapa, sakit??"

"Perih, antarkan aku ke kamar mandi dan membasuh lukaku ini dengan air, biasanya itu akan meredakan perihnya"

"Tidak boleh membasuh luka dengan sembarang air, kau ini astaga!, harus cairan yang steril, tahan sebentar, mohan sedang membelinya"

"Hm, gurae~

Suga menundukan kepala dan kembali meniupi lutut Lingga,  rasanya seperti diurus seorang appa, akhirnya membuat Lingga meneteskan air mata

"Yaaa... Yaa kenapa menangis eoh? apa sakit sekali?"

Monsieur [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang