"Lepaskan aku, aku mauu pulang!"
Tubuh mungil itu terengkuh dengan tangan kekar yang saat ini melingkar disepanjang perut dan bahunya, yah, mereka masih di lobby kantor, tentu saja pemandangan itu disaksikan banyak orang yang tadinya lalu lalang mendadak semua terpaku ditempat, antara tidak berani melangkah saat pimpinannya disana atau hanya mengais rasa penasaran karena keributan itu, tapi tidak perlu lelah memikirkan isi kepala mereka__para penonton, Suga malah sibuk menimang-nimang puan yang kini ingin memberontak membelot dari cengkramannya
"Aku mau pulang, lepas!"
"Maafkan aku, bukan maksudnya membentakmu Lingga, maafkan aku"
"Monsieur jahat!"
"Lingga sayangku"
"Aku mau pulang" manik berkaca-kaca itu sudah mengeluarkan genangannya yang sedari tadi hendak terjun bebas namun tertahan, tapi akhirnya sekarang mengalir deras
"Kalau perlu aku akan berlutut sekarang supaya kau memaafkan aku" ucap sang pria yang tubuhnya perlahan merosot lemas, tentu saja puan itu tidak mau mempermalukannya, Lingga masih melihat sisi pria yang mendekapnya ini adalah pimpinan perusahaan, apa jadinya kalau ia berlutut sedangkan banyak pasang mata yang menyaksikannya
Lingga memutar tubuhnya segera dan mencoba menahan pria nekat itu untuk berlutut
"Jangan monsieur.."
"Aku tidak segan berlutut untukmu Lingga"
"Tidak boleh, monsieur tidak boleh melakukan itu, monsieur seorang pemimpin"
"Kau jauh lebih penting dari sekedar kursi jabatan, maafkan aku sayang, aku kelepasan"
Mohan benar-benar membeku ditempat yang menghadap lurus, membisu dan hampir katarak melihat adegan layaknya drama-drama romantis dari negaranya itu, kini perutnya pun ikut mual, tak kuasa melihat kegilaan dua manusia disana
"Kita pulang bersama okey?!"
Lingga mengangguk, berusaha mengalihkan atensinya dari picingan orang-orang disekitar yang menatap tidak percaya, tidak mungkin kalau fenomena langkah ini tidak jadi bahan gosip yang hangat berhari-hari, atau bahkan gosipnya akan bertahan selama bertahun-tahun, menjadi momen bersejarah yang mendeklarasikan sajangnimnya yang dikenal sebagai iblis itu bertekuk lutut dihadapan gadis belia bahkan tidak perduli dimana mereka berpijak
Mood gadis itu rupanya juga membaik dengan cepat setelah tangan mungilnya digandeng keluar menuju basement untuk mengambil mobil, keduanya langsung pergi dari area Js group, lalu didetik pemeran utama itu keluar suasana menjadi normal kembali, walaupun beberapa orang langsung bergerumul dengan sirkelnya masing-masing untuk membahas apa yang baru saja mereka lihat
📩 "Tujuh ratus ribu won, sudah aku kirim ke rekeningmu, pergilah jalan-jalan atau berbelanja, yang terpenting selesaikan semua pekerjaan hari ini, aku ada urusan mendesak, kalau memungkinkan aku akan kembali ke kantor untuk tanda tangan, tapi sebelum itu stempel dulu saja berkasnya" sempat mengirim pesan sebelum kedua tangannya sibuk menyetir
Jia hanya memutar bola mata, jengah membaca pesan dari atasannya itu, bukan tambahan uang yang ia harapkan, awalnya ia mengira kalau hari-harinya akan indah di kantor, apalagi saat Suga memutuskan menambah meja dan kursi diruangannya agar tidak perlu bolak-balik keruangan sekertarisnya untuk sekedar saling bertukar pendapat
Tapi hari indah dalam bayangannya itu seketika rusak, sejak melihat kehadiran gadis belia yang tengil itu tertidur di sofa tanpa ia tau kapan datangnya, ditambah lagi tingkahnya yang dinilai tidak waras, "apa gadis itu gila?" ucap Jia kesal
Ia tidak butuh tambahan uang apapun, karena gajinya sudah lebih dari cukup, ia hanya ingin dekat dan bermanja dengan atasannya saja, sayangnya gadis lain justru mengambil kesempatan itu lebih dulu, sial..! umpatnya kesal

KAMU SEDANG MEMBACA
Monsieur [✓]
Hayran Kurgu°Hard loves° 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐥𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐬𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 🔞 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐡𝐚𝐲𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐛𝐢�...