Lingga langsung menghadap belakang sambil berakting seakan menghubungi seseorang
Jimin sempat berhenti karena sedikit mengenali postur tubuh gadis itu
"Ayo cepat Jim!" Jihyo menarik paksa tubuh adiknya agar bergerak lebih cepat
Sampai di pintu masuk menuju mall Jihyo justru terkejut saat melihat Suga membawa banyak kantung belanja
"Oppa!"
"Eoh, Jihyo-ah"
"Oppa, berbelanja? Wah oppa mau membuat acara?"
"Tidak, aku hanya belanja keperluan dapur, dirumah sedang kehabisan"
Jihyo sedikit berfikir, menurutnya situasi itu aneh, dimana Suga adalah orang paling mager yang pernah ada, dia bahkan jarang sekali masuk ke dalam mall
"Aku duluan"
"Heum, aku kira kita bisa makan malam bersama"
"Mwo!" sahut Jimin
"Ya kan Jim.." memelototi adiknya
"Oh nee, silahkan, bergabung saja"
"Anniy, anniy, aku sedang tidak lapar, lagipula aku harus segera pulang, kalian makan saja"
"Ayolah oppa"
"Tidak Jihyo, terimakasih, aku permisi dulu ini berat sekali"
Suga segera melarikan diri, Jihyo hendak mengejar untuk memaksanya tapi kemudian Jimin memegangi tangan nunanya itu
"Yak lepaskan!"
"Andwe, aku lapar sekali kajja, kita kesini untuk makan sushi favorit kita nuna!"
"Haiss.. baiklah kajja!"
Suga segera menuju mobilnya, ia sangat faham dengan watak Jihyo yang tidak mudah menyerah
Tokk.. tok.. tokk..
"Lingga gwenchana?? buka pintunya!"
"Monsieur!" kaget Lingga karena lamunanya buyar seketika saat Suga mengetuk kaca
"Gwenchana? aku lihat kau melamun"
"Nee gwenchana"
"Kalau begitu buka bagasinya, aku mau memasukan barang-barang ini"
"Eoh nee"
Setelah semua barangnya masuk ia beralih menempati kursi kemudi, dan melajukan mobilnya
Dalam perjalanan, Lingga hanya diam dan sesekali menatap kaca samping, Suga awalnya juga diam tapi hatinya merasa ada sesuatu yang sedang gadisnya pikirkan
"Lingga.."
"Eoh nee?"
"Apa kau sedang memikirkan sesuatu?"
"Tidak monsieur, aku hanya masih bingung, aku tidak memasukan snack yang tadi tapi kenapa itu ada di dalam trolli"
"Oh snack yang kau bilang mahal itu?"
Lingga terkejut, karena sepertinya tadi ia hanya bergumam lirih dan mungkin hanya dia yang bisa mendengar, tapi perkiraannya salah ternyata ada orang lain yang memiliki pendengaran spek dewa juga mendengarnya
"Hehe, iyah, tapi bagaimana monsieur bisa mendengarnya, padahal aku hanya berguman lirih saja"
"Sudah kenapa memikirkannya, yang penting aku sudah membelikan itu untukmu, kau penasaran rasanya kan?"
"Eoh, gomawo"
Suga tersenyum tipis, dalam benaknya ia merasa bangga karena bisa memberikan apa yang gadisnya inginkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Monsieur [✓]
Fiksi Penggemar°Hard loves° 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐥𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐬𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 🔞 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐡𝐚𝐲𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐛𝐢�...