"Kenyataanya begitu kan!" goda Suga dengan tawa yang menampakan gummy smilenya itu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tapi tetap saja aku sakit hati kalau monsieur mengatai seperti itu"
"Ini, ambil!! dan makanlah sendiri!" tegasnya sambil menyodorkan mangkuk itu ke perut Suga
Saat Lingga hendak pergi Suga malah menarik tangannya sampai kepala Lingga bertumpuh diatas dadanya
Lingga sangat terkejut, refleks melalakkan mata tanpa mengucap satu kata pun
Tangannya terus menekan kepala Lingga agar tetap bersandar di dadanya
"Kau bisa mendengarnya Ma chéri?" tanpa rasa canggung lagi
"Mwo?"
"Dengarkan baik-baik dengan telingamu"
Suara degupan jantung Suga begitu keras, Lingga menjadi salah tingkah sekaligus tidak bisa mengatakan apapun karena situasi ini benar-benar membuatnya terkejut dan tidak tau harus berkata apa
Aliran darah mengalir deras dan membuat keduanya semakin terpacu dengan adrenalin mereka
Lingga menelan ludahnya, merasakan dada bidang monsieurnya itu berdenyut, begitupun dengan Suga yang sedikit berkeringat karena menahan gugup
"Monsieur~
"Diamlah dan dengarkan saja detak jantungku"
Semakin dalam Lingga mendengarnya semakin ada rasa yang aneh dalam dadanya sendiri, cinta?
Ah tidak mungkin secepat ini, ucap Lingga dalam batinnya, bagaimanapun dia tidak boleh secepat itu jatuh cinta terutama dengan pria yang baru ia kenal
"Apa suaranya terdengar keras?"
Lingga hanya mengangguk canggung
Setelah sekitar sepuluh menit di posisi itu, Suga melepaskan Lingga dan kembali menatapnya
"Monsieur, jangan begini aku~
"Wae?"
"Aku~
"Apa aku pantas untukmu?"
"Nee??" kagetnya bukan main, tadinya Lingga menatap arah bawah karena gugup tapi kini matanya menajam kearah Suga seakan meminta penjelasan
"Lingga!"
"Apa kau mau jadi pacarku?" ucap Suga tanpa ragu sedikitpun
"Ho??" mata Lingga semakin melalak sempurna mendengar ucapan itu