Seperti tebakannya, nama Jisoo menjadi trending dan ramai sosok yang kepo sama keberadaan Chaeng yang bersama Jisoo itu namun Jisoo tidak mengambil pusing. Untuk apa juga dia mendengarkan bacotan orang orang? Lagian dia tidak akan rugi si.
"Jen, teman teman kamu pada kemana?" Tanya Jisoo menghampiri Jennie diruang tamu.
"Tadi pas sarapan mereka langsung pulang Kak. Tidak sempat berpamitan soalnya mereka punya urusan masing masing" sahut Jennie.
Jisoo mengangguk faham "Kamu tidak ada kegiatan bukan?"
"Tidak ada. Kenapa?" Sahut Jennie.
"Bagus! Jaga Chaeng ya. Kakak harus ke perusahan. Ada meeting mendadak"
"Mwo!? Masa aku jagain bocah itu? Kalau dia rewel gimana huh?"
"Chaeng tidak mungkin rewel kalau kamu tidak jahilin dia" sahut Jisoo "Kakak ke perusahan sebentar saja kok. Sebelum jam siang Kakak sudah pulang"
"Ya sudah deh" pasrah Jennie "Tuh bocah lagi dimana?"
"Chaeng masih tidur dikamar. Jangan gangguin dia! Awas saja kalau dia lecet!"
"Iya deh Kak" sahut Jennie malas.
"Kakak duluan" setelah menyambar kunci mobilnya, Jisoo langsung bergegas pergi meninggalkan perkarangan mansion.
Jennie pula sudah merasa bosan. Dan sedetik kemudian, sebuah ide muncul difikirannya. Dengan segera dia bangkit dan berlalu kekamar sang Kakak.
"Masih tidur nih bocah" gumamnya menatap Chaeng yang betah tidur dengan memeluk boneka tupainya.
Perlahan lahan tangan jahil Jennie mengambil boneka tupai itu dari pelukan Chaeng "Buset! Nih boneka buluk banget si. Mana bau lagi" gerutunya.
Tanpa diduga, dia berganjak keluar dengan membawa boneka itu.
Dibuangnya boneka itu kedalam tong sampah yang ada didepan gerbang mansionnya "Selamat tinggal boneka jelek!" Teriaknya tertawa jahil.
*
*"Chu, Kakak mau ngomong sama kamu" Irene yang juga sekertaris Jisoo langsung mengikuti Jisoo setelah meeting mereka berakhir.
"Kakak pasti mau ngomong soal anak kecil yang bersama aku itu bukan?" Tebak Jisoo.
"Nah, benar tuh! Siapa dia? Kenapa dia bisa bersama kamu di mall?" Kepo Irene.
"Chaeng. Namanya Chaeng. Dia anak aku"
"Nde!?" Kaget Irene "Kamu serius!? Kapan kamu hamil? Kapan juga kamu melahirkan?"
Jisoo terkekeh "Kakak apa apaan si. Selama ini juga aku sering ke perusahan masa Kakak tidak melihat aku hamil apa tidak. Lagian ya, masa aku hamil 1 hari terus lahirin anak yang sudah berumur 3 tahun"
"Ya makanya jelasin dengan benar Jisoo!!" Kesal Irene.
Jisoo menghentikan kekehannya "Itu anak angkat aku Kak. Aku memutuskan untuk mengadopsi dia"
"Kamu serius? Memangnya kamu tidak ingin mempunyai anak kandung kamu sendiri?"
Jisoo membasahi bibir bawahnya "Sudah cukup aku bikin kesalahan memilih pendamping hidup aku. Kali ini aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Aku sudah bahagia sama Chaeng yang sudah aku anggap seperti anak kandung aku sendiri jadi aku tidak akan menikah lagi"
Irene menatap Jisoo dengan sendu. Dulu, dia lah yang menjadi saksi atas betapa besarnya cinta Jisoo untuk Jero dan dia juga menjadi saksi betapa hancurnya Jisoo atas perselingkuhan yang dilakukan oleh Jero.
"Apa pun keputusan kamu, Kakak akan mendukung kamu" ujar Irene "Kapan Kakak bisa ketemu sama anak kamu?"
"Kapan kapan saja bisa kok. Kakak tinggal datang saja ke mansion" sahut Jisoo.
Irene mengangguk "Nanti pas Kakak tidak sibuk Kakak kesana"
Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan Chaeng akhirnya bangun dari mimpi indahnya.
Dia hanya berdiam diri diatas kasur dengan wajah polosnya. Sedetik kemudian, dia menyadari kalau boneka yang selalu dipeluknya itu sudah tidak ada "Mommy!" Teriaknya memanggil sang Mommy.
Namun bukan Jisoo yang datang malah Tante nya yang datang "Pagi pagi sudah teriak. Kenapa?" Tanya Jennie.
"Mommy mana?" Tanya Chaeng.
"Mommy kamu lagi kerja" sahut Jennie "Mau apa?"
"Chaeng mau boneka tupai Chaeng" ujar Chaeng.
Jennie menghela nafasnya dengan kasar "Ngapain dicari si? Boneka itu sudah jelek. Bau juga"
Mata Chaeng berkaca kaca "Hiks Chaeng mau boneka Chaeng huaaaa Mommy" tidak butuh waktu yang lama, dia mula menangis dengan keras.
"Heh, diam Chaeng!" Tegur Jennie.
Bukannya berhenti menangis, tangisan Chaeng malah semakin keras membuatkan Jennie mula menjadi panik.
Dengan segera Jennie menggendong bocah itu "Sudah Chaeng. Nanti kita beli boneka yang baru" bujuknya.
"Huuaa tidak mau! Mau tupai Chaeng!!" Dengan masih menangis, Chaeng memukul mukul pundak Jennie membuatkan yeoja itu kewalahan.
"Astaga nih bocah! Heh sudah Chaeng!!" Teriak Jennie frustasi.
Gara gara sudah kehabisan cara untuk membujuk sang bocah, Jennie akhirnya membawanya turun kelantai bawah. Semoga saja Jisoo cepat pulang untuk menenangkan anaknya itu.
"Ada apa ini? Jennie akhirnya bisa bernafas lega ketika melihat Jisoo berjalan memasuki mansion.
"Dia langsung nangis pas bangun Kak" ujar Jennie.
Jisoo mengambil Chaeng dari gendongan Jennie "Chaeng sayang, kenapa hurm? Coba ngomong sama Mommy"
"Hiks Mommy. Boneka tupai Chaeng hilang" adu Chaeng.
"Kok bisa hilang?" Bingung Jisoo "Jen, kamu sudah mencari bonekanya diatas kasur?" Tanya nya menatap sang adek.
Jennie menggigit bibir bawahnya "B-bonekanya tidak ada disana Kak"
Dahi Jisoo mengernyit "Tadi pagi masih ada loh. Kok bisa tidak ada?"
"Y-ya kan soalnya sudah a-aku buang. Hehe"
"Nde!?!"
Waduh mbak Jen, siap siap diamuk deh:v
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Chu✅
FanfictionKisah Jisoo yang mengadopsi balita yang berusia 3 tahun di sebuah panti asuhan. Chaesoo📌 Family📌 Fanfiction📌