-30-

2.1K 357 101
                                    

Malam harinya, Jennie dan Sean datang kemansion Jisoo untuk makan malam bersama. Kebetulan sekali Jisoo lagi memasak jadi Jennie langsung membantunya didapur. Sean pula bergabung bersama Haein yang menemani kedua anaknya diruang tamu.

"Kamu tidak ada niatan untuk punya anak?" Tanya Haein.

Sean tersenyum tipis "Aku sama Jennie masih ingin menikmati waktu berdua dulu si. Lagian kita menikah juga secara tiba tiba"

"Terus apa sekarang kalian saling mencintai?"

"Eoh, aku mencintai dia begitu juga sebaliknya. Menikahi dia adalah pilihan yang tepat.

"Baguslah"

"Lagian aku sama Jennie sudah menganggap Chaeng seperti anak kita sendiri. Chaeng sudah seperti pengembali semangat aku sama Jennie" lanjut Sean mengusap kepala Chaeng yang duduk disampingnya.

"Kalian memang kelihatan cocok untuk menjadi orang tua Chaeng" komentar Haein.

Dahi Sean mengernyit "Maksud Hyung?"

"Apa kamu sama Jennie ingin mengadopsi Chaeng untuk menjadi anak kalian? Hyung bisa ngomong sama Jisoo soal itu" jelas Haein.

Raut wajah Sean berubah "Apa Hyung masih belum menerima Chaeng sebagai anak Hyung?" Datarnya.

Haein menghela nafasnya dengan kasar "Sean, kamu harus mengerti kalau Hyung sama Jisoo sudah punya Aerin, anak kandung kita. Sudah pasti kasih sayang Hyung untuk Aerin sama Chaeng itu berbeda"

Sean beralih menatap Chaeng yang menonton Doraemon di tv "Chaeng. Mendingan Chaeng ke dapur. Temani Mommy sama Tante Jennie ya"

"Alleosso Om" dengan patuhnya Chaeng berganjak kedapur.

Bukan tanpa alasan Sean meminta Chaeng kedapur. Hanya saja dia tidak ingin Chaeng mendengar obrolan mereka yang pasti akan menyakiti hati Chaeng.

"Bukannya dulu sebelum menikah sama Jisoo Nuna, Hyung sudah menyayangi Chaeng? Hyung harus ingat kalau tanpa Chaeng, Hyung tidak akan bisa menikahi Jisoo Nuna. Andai saja waktu itu Chaeng tidak memberikan restu untuk Hyung menikahi Jisoo Nuna, Hyung tidak akan bisa menikahi Jisoo Nuna!"

"Kamu tidak mengerti Sean. Hyung hanya tidak ingin Chaeng kekurangan kasih sayang. Sudah jelas kalau Hyung tidak bisa memberikan kasih sayang untuk Chaeng seperti Hyung menyayangi Aerin. Aerin sama Chaeng itu berbeda! Sampai kapan pun Chaeng tidak bisa menyamakan posisinya dengan Aerin karena Chaeng hanya anak yang diadopsi!"

"Ternyata selama ini Oppa berpura pura saja?" Sambar Jisoo yang ternyata sudah berada disana.

Haein sontak bangkit dan menghampiri sang istri "Sayang, kamu jangan salah faham. Aku hanya tidak ingin Chaeng kekurangan kasih sayang makanya aku meminta Sean mengadopsi Chaeng"

"Tidak ada siapa siapa yang bisa membawa Chaeng pergi! Chaeng anak aku!" Tegas Jisoo.

"Aku hanya tidak ingin kamu kurang perhatian sama Aerin. Aerin anak kandung kamu Chu. Seharusnya kamu lebih memikirkan soal Aerin berbanding Chaeng!" Balas Haein.

Jisoo menghapus air matanya yang keluar secara tiba tiba itu dengan kasar "Sepertinya keputusan aku dulu untuk menikah sama kamu adalah keputusan yang salah. Seharusnya aku memikirkan perasaan anak duluan sebelum menerima lamaran kamu"

"Terus sekarang kamu mau apa Jisoo!? Mau cerai?!" Sambar Haein tersulut emosi.

"Kalau kamu mau menceraikan aku, silakan saja. Tapi Aerin akan ikut bersama aku!" Sahut Jisoo.

"Tidak! Aerin akan ikut bersama aku! Kamu bisa pergi bersama anak pungut kamu itu!"

"Cukup Oppa!" Sentak Jisoo "Chaeng bukan anak pungut! Dia anak aku!" Marahnya.

"Terserah, aku tidak peduli!" Sentak Haein. Dia mengusap wajahnya dengan kasar dan menyambar kunci mobilnya. Pokoknya dia harus pergi untuk sementara waktu agar bisa menenangkan dirinya "Aku akan kembali untuk mengambil Aerin!" Tegasnya sebelum berganjak pergi dari sana.

Jisoo terduduk lemes dilantai. Dia menutup mukanya menggunakan kedua tangannya. Kenapa pernikahan kali keduanya juga harus kembali gagal? Kenapa dia tidak berhak untuk merasakan apa itu cinta sejati?

"Mommy" Chaeng memeluk Jisoo "Maafin Chaeng. Temuanya talah Chaeng" lirih Chaeng. Sudah pasti dia bisa mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya itu dan sekarang dia merasa bersalah karena sudah menjadi punca pertengkaran itu "Mommy bita mengembalikan Chaeng ke panti. Chaeng tidak akan mengganggu Mommy lagi"

Jisoo membawa Chaeng kedalam dakapannya "Tidak Chaeng. Chaeng tidak akan kemana mana. Tempat Chaeng hanya disini, disamping Mommy. Chaeng akan selamanya menjadi anak Mommy"

"Apa kamu punya cara untuk memastikan hak asuh Aerin menjadi milik Kak Jisoo?" Tanya Jennie kepada sang suami.

"Aku punya kenalan yang bekerja sebagai pengacara. Aku bisa meminta bantuan dari dia" sahut Sean.

Jennie mengangguk dan menghampiri sang Kakak. Dia mengelus punggung Jisoo "Kakak yakin mau cerai?"

"Ini yang terbaik Jen. Kalau dia tidak bisa menerima anak Kakak, Kakak juga tidak bisa menerima dia" sahut Jisoo.

"Kakak tidak akan menyesal?" Tanya Jennie memastikan.

"Kakak yakin sama keputusan Kakak" sahut Jisoo. Dia sanggup kehilangan sang suami daripada harus kehilangan anak anaknya karena anak anaknya adalah harta yang tidak ternilai harganya.













Aku sudah menunaikan keinginan kalian bukan? 🤣



Tekan
👇

Mommy Chu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang