-36-

1.8K 308 43
                                    

Kini sudah 3 hari Chaeng tidak sadarkan dirinya dan ruang inapnya juga sudah dipenuhi dengan bunga dan juga balon dari orang orang yang membesuknya.

"Jisoo-ya, aku membelikan sarapan untuk kamu" ujar Jero yang memasuki ruang inap Chaeng.

Akhir akhir ini juga, hubungan keduanya semakin membaik. Tidak ada lagi rasa canggung diantara mereka bahkan mereka sudah melupakan kesalahan yang pernah Jero lakukan dimasa lalu.

"Terima kasih Jer" Jisoo mengambil sarapan pemberian Jero dan langsung memakannya disofa.

Jero pula berganjak menghampiri Chaeng dan duduk dibangku disamping sang anak "Selamat pagi Princess. Princess tidak mau bangun? Papa sudah rindu banget sama kamu" oceh Jero.

Seakan mendengar ocehan Jero, jari tangan Chaeng yang digenggam oleh Jero itu perlahan lahan mula bergerak "Chaeng, kamu dengarin Papa!?"

"Kenapa Jer!?" Jisoo bergegas menghampiri Chaeng.

"Lihat Jis, jari Chaeng bergerak!" Seru Jero. Dia bergegas berlari keluar dari ruangan untuk memanggil sang Dokter.

Beberapa detik kemudian, dia kembali bersama Dokter yang merawat Chaeng.

"Permisi Nyonya" Dokter Baek menghampiri Chaeng membuatkan Jisoo menjauh untuk memberi ruang.

"Chaeng" gumam Jisoo dengan mata berkaca kaca.

"Chaeng kita pasti sadar" ujar Jero menyemangati Jisoo.

"Nyonya, Tuan, kondisi Chaeyoung sudah beransur membaik. Untung sekali sistem sarafnya tidak terlalu rusak jadi dia tidak akan mengalami kecacatan. Tapi dia mungkin akan sering merasa pusing gara gara efek benturan. Pastikan dia minum obat secara rutin untuk membantu penyembuhannya" jelas Dokter Baek melepaskan masker oksigen yang dipakai oleh Chaeng.

"Syukurlah" Jisoo dan Jero akhirnya mampu bernafas lega.

"Terima kasih Dok" ujar Jero.

Dokter Baek mengangguk dan berpamitan pergi dari sana.

"Chaeng sayang. Kamu dengarin Mommy?" Jisoo memanggil Chaeng yang perlahan lahan membuka matanya itu.

Chaeng mengerjabkan matanya berkali kali. Ingin berbicara namun dia masih merasa lemes. Namun tidak bisa dipungkiri kalau dia merasa senang ketika melihat Mommy dan juga Papa nya berada disampingnya saat ini.

"Ayo minum dulu sayang" Jero membantu Chaeng bangkit dan bersandar di headboard kasur. Dia mengambil segelas air putih dan membantu Chaeng minum.

"Merasa lebih baik?" Tanya Jisoo.

Chaeng mengangguk. Dia menatap Jero dan Jisoo secara bergantian.

"Kenapa hurm?" Tanya Jero mengelus pipi Chaeng.

Bocah itu hanya menggeleng dan tersenyum tipis.

"Sebentar ya. Mommy mau menghubungi Tante Nini" Jisoo menjauh dari Chaeng dan menghubungi sang adek untuk memberi kabar soal Chaeng.

"Papa" panggil Chaeng pelan.

"Iya sayang? Chaeng butuh apa?" Sahut Jero.

"Apa Papa akan menikah tama Mommy?"

"Mwo? Maksud kamu apa sayang?" Kaget Jero.

Chaeng tersenyum tipis "Chaeng mau tinggal tama Papa tapi Chaeng juga mau tinggal tama Mommy. Apa tidak bita kalau kita tinggal bersama?"

Jero bungkam. Apa yang harus dia katakan saat ini? Dia masih belum mempunyai jawaban atas pertanyaan sang anak.

"Chaeng, nanti Tante Nini sama Om Sean akan kesini" Jisoo menghampiri Chaeng membuatkan Jero bernafas lega.

"Chaeng mau makan?" Tanya Jero mengalihkan perbicaraan.

"Mau!" Sahut Chaeng gercep.

Jisoo mencubit pipi gembul Chaeng dengan gemes "Kita tunggu makanan tiba ya" Chaeng mengangguk patuh.

Bersamaan dengan itu, seorang suster memasuki ruang inap Chaeng dengan membawa nampan makanan untuk Chaeng "Pastikan Chaeyoung menghabiskan makanan ini terus minum obat ya"

"Baiklah Sus, terima kasih" sahut Jisoo.

Suster itu mengangguk dan berganjak keluar dari sana. Setelah itu, Jisoo mengambil sepiring bubur dan menyuapi Chaeng.

"Kenapa ada banyak bunga tama balon?" Tanya Chaeng menatap sekeliling ruang inapnya.

"Itu karena sahabat Tante Nini yang datang untuk membesuk Chaeng" sahut Jisoo dibalas anggukan dari Chaeng.

Menit demi menit berlalu dan sepiring bubur akhirnya dihabiskan oleh Chaeng. Bersamaan dengan itu, datanglah Jennie bersama Sean yang membawa balon untuk Chaeng.

"Hey gembul!" Jennie langsung mencium pipi gembul Chaeng berkali kali.

"Ihh Tante~" rengek Chaeng karena pipinya sudah basah.

Jennie terkekeh dan membersihkan pipi Chaeng menggunakan sapu tangannya.

"Chaeng, Om punya balon nih" ujar Sean.

"Hehe telima katih Om" ujar Chaeng senang.

Ceklek

Pandangan mereka tertuju kearah pintu ruang inap Chaeng yang dibuka. Dahi mereka mengernyit ketika melihat sosok yang tidak mereka kenali itu.

"Bu Naya!?!" Kaget Jero ketika menyadari sosok itu.

Naya, sosok itu berjalan menghampiri Jero "Jinan ngomong sama aku siapa nama anak kamu makanya aku kesini" ujarnya.

"Oppa, dia siapa?" Tanya Jennie bingung.

"Aku Naya, calon pacar Jero" sambar Naya.

"Pacal!?" Kaget Chaeng.

Jisoo? Dia hanya diam dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Hai Chaeyoung. Suatu hari nanti Tante akan menjadi Mama kamu" ujar Naya tersenyum tipis.

"No! Papa milik Mommy!" Balas Chaeng kesal.

"Maaf" Jero langsung menarik Naya keluar dari ruang inap itu.

Jisoo menghembuskan nafasnya dengan kasar. Apa lagi ini ya Tuhan"










Pada lebaran kah👀

  Tekan
    👇

Mommy Chu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang