-33-

1.8K 317 50
                                    

Pagi harinya, setelah selesai dimandikan oleh sang Mommy, Chaeng langsung mencari keberadaan Jero. Ternyata Papa nya itu lagi menikmati secangkir coffee didapur bersama Sean.

"Papa" panggil Chaeng.

"Eh princess Papa sudah bangun" Jero menggendong Chaeng dan mendudukkan bocah itu dibangku disampingnya.

"Dimana Mommy?" Tanya Jero.

"Mommy lagi mandiin dede bayi" sahut Chaeng menyambar biskut yang ada dimeja makan dan memakannya .

Jero mencubit pipi Chaeng dengan gemes "Masih pagi makan biskut hurm"

"Chaeng tudah lapel" sahut Chaeng.

"Sebentar ya. Tante Jennie lagi siapin sarapan" ujar Jero.

"Alleosso"

Jennie menghampiri mereka dengan membawa makanan yang sudah selesai dimasak.

"Mommy Chu dimana Chaeng?" Tanya Jennie.

"Mommy lagi tama dede bayi" sahut Chaeng.

Tidak butuh waktu yang lama, Jisoo turun dari lantai atas dan bergabung bersama mereka.

"Aerin kemana Kak?" Tanya Jennie.

"Tadi pas minum susu dia lanjut tidur" sahut Jisoo.

Jennie mengangguk faham "Baiklah, ayo kita makan"

Sarapan akhirnya dinikmati dengan tenang. Sesekali Jero menyuapi Chaeng membuatkan bocah itu benar benar menempel dengan sang Papa.

"Apa nanti Papa pulang?" Tanya Chaeng.

"Eoh, Papa harus pulang. Papa harus bekerja" sahut Jero.

"Tapi Chaeng mau tama Papa" rengek Chaeng mempoutkan bibirnya dengan gemes.

"Papa janji nanti sore Papa bawa Chaeng keluar okay?" Bujuk Jero.

"Benalan?"

"Iya, Papa janji"

"Alleosso. Chaeng akan menunggu Papa!" Sahut Chaeng dengan patuh.

Beberapa menit kemudian, mereka selesai menikmati sarapan mereka dan sekarang saatnya untuk Jero berpamitan pulang.

"Chaeng jangan nakal nakal ya. Bantu Mommy jagain dede bayinya" nasihat Jero.

"Okay Papa. Chaeng akan membantu Mommy" sahut Chaeng.

"Pintar. Ayo sini cium Papa"

Cup

Jero tersenyum ketika Chaeng mengecup pipinya. Seterusnya dia beralih mengecup dahi Chaeng.

Cup

"Papa duluan" pamit Jero berganjak pergi dari sana.

"Chaeng, Tante sama Om juga pulang duluan ya" pamit Jennie.

"Okay Tante" sahut Chaeng.

Jennie mencubit pipi gembul Chaeng sebelum dia berganjak pulang dengan menggandeng tangan sang suami.

"Kamu mendingan siap siap. Sudah telat untuk ke cafe bukan?" Ujar Jennie memasuki kamarnya.

Hap

Secara tiba tiba Sean menggendongnya seperti karung beras dan membaringkannya diatas kasur "Hari ini aku libur deh" ujarnya ikut berbaring disamping Jennie.

"Tapi aku harus kerja" ujar Jennie yang memang sudah membuka satu butik baju. 

"Nourr! You can't go anywhere because now you're mine" bisik Sean memeluk Jennie dengan erat.

Jennie terkekeh kecil. Badan mungilnya semakin masuk kedalam pelukan hangat sang suami. Ah, nyaman sekali.

*

"Dedenya ngompol Mom?" Tanya Chaeng polos sambil menatap Jisoo yang lagi menggantikan popok Aerin.

"Iya sayang" sahut Jisoo.

Chaeng berganjak duduk disamping Aerin "Aelin lindu tama Daddy? Chaeng juga lindu tama Papa"

"Memangnya Chaeng tidak rindu sama Daddy?" Tanya Jisoo.

"Tidak" sahut Chaeng polos.

"Loh, kenapa?" Kaget Jisoo

"Kalena Daddy tuka malah malah tama Chaeng. Daddy juga tidak tayang tama Chaeng"

Jisoo tersenyum miris "Maafin Daddy ya. Daddy pasti tidak sengaja marahin Chaeng"

Chaeng mengangguk "Chaeng tudah memaafkan Daddy. Kata Papa, Chaeng tidak boleh beldendam walaupun Chaeng tidak tahu apa itu beldendam"

"Nanti gede Chaeng pasti tahu" sahut Jisoo mengusap kepala Chaeng. Dia bangga dengan Jero yang mengajarkan Chaeng untuk menjadi sosok yang baik.

"Mommy, Chaeng mau main dihalaman ya" pamit Chaeng.

"Iya sayang. Hati hati ya. Jangan keluar dari kawasan mansion ini"

"Okay" sahut Chaeng berganjak keluar dari kamar sang Mommy.

Bocah itu langsung saja berlari dihalaman mansion "Wah, ada kupu kupu!" Pekiknya senang.

Dengan antuasisnya Chaeng terus mengejar kupu kupu itu bahkan dia sudah berganjak keluar dari gerbang mansion.

Tanpa sadar, Chaeng sudah berada diatas jalanan. Bocah itu terus mengejar kupu kupu itu sehingga dia mula menyadari kalau ada sebuah mobil yang melaju dengan kencang kearahnya.

Tinnnnnn

Chaeng hanya mampu terbeku. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sehingga tiba tiba badannya melayang tinggi dan terbaring diatas jalanan ketika mobil itu menabraknya.

Brukkk

"Chaeng, kamu dimana sayang?" Jisoo berganjak keluar dari mansion untuk mencari keberadaan sang anak.

"KIM CHAEYOUNG!" ketika menyadari sang anak ditabrak mobil, Jisoo langsung berlari kearah anaknya itu "Chaeng" dibawanya Chaeng kedalam pangkuannya "S-sayang, buka mata kamu" tangan Jisoo terketar ketar. Dia berusaha menghapus noda darah yang mengalir keluar dari jidat sang anak "Hiks sayang, andwae. Buka mata kamu Chaeng!"

Pengendara mobil yang menabrak Chaeng pula hanya mampu terbeku. Dia mula merasa ketakutan saat ini.

"Hiks Chaeng!" Isak Jisoo menepuk pipi Chaeng dengan pelan.

Mendengar keributan yang terjadi, Jennie dan Sean langsung buru buru keluar dari mansion mereka "Chaeng!"

"Apa yang terjadi Nuna?" Tanya Sean

"Hiks Chaeng ditabrak mobil" isak Jisoo.

"Chaeng, buka mata kamu Chaeng" Jennie juga berusaha membangunkan Chaeng namun tidak ada tanda tanda kalau Chaeng akan segera membuka matanya.

"Kita harus segera kerumah sakit" Sean bergegas menyiapkan mobilnya.

Jisoo menggendong Chaeng dan membawa bocah itu masuk kedalam mobil Sean. Jennie pula bergegas ke mansion Jisoo dan menggendong Aerin. Dia terpaksa ikut membawa Aerin kerumah sakit karena tidak ada siapa siapa yang akan menjaga bayi itu.















Stay strong Aroha 🤍🕊️





  Tekan
    👇

Mommy Chu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang