Sudah hampir 2 jam Chaeng terus menangis didalam dakapan Jisoo membuatkan Jisoo mula merasa pusing. Dia sudah kehabisan cara untuk membujuk anaknya itu.
"Chaeng sayang, jangan menangis lagi ya. Muka Chaeng sudah merah nih" bujuk Jisoo.
"Hiks mau tupai Chaeng" isak Chaeng.
"Iya sayang, nanti kita beli yang baru ya" sahut Jisoo.
"Huaaa tidak mau!!" Teriak Chaeng. Pokoknya dia hanya mau bonekanya yang dulu.
Jennie yang duduk disofa pula hanya mampu menatap Chaeng dengan tatapan bersalahnya "C-Chaeng, maafin Tante" lirihnya namun Chaeng tidak peduli.
"Sekarang apa kamu puas Jennie!?!" Marah Jisoo.
Jennie hanya menunduk. Sedari tadi juga dia terus dimarahin oleh sang Kakak dan dia memang sadar kalau semuanya adalah salahnya "Maaf Kak" cicitnya dengan pelan. Tadi, dia sudah kembali ke tong sampah untuk mengambil boneka Chaeng namun sayangnya boneka itu sudah tidak ada dan sepertinya ianya sudah dibawa pergi oleh petugas kebersihan.
"Kenapa kamu jahil banget Jen! Kasian Chaeng! Dia masih kecil, kenapa kamu dendam banget sama dia?!" Jisoo kembali mengeluarkan emosinya.
"Aku hanya bercanda Kak" jujur Jennie.
"Bercandaan kamu keterlaluan! Pokoknya kamu harus mencari boneka itu dengan segera!" Tegas Jisoo. Dia bangkit dan membawa Chaeng kekamar.
"Bego Jen bego!" Umpat Jennie yang memang menyesalinya.
Dia akhirnya memutuskan untuk ke mall dan mencari boneka yang sama persis seperti boneka tupai Chaeng.
Didalam kamarnya pula, Chaeng sudah tertidur gara gara capek menangis. Perlahan lahan Jisoo membaringkan anaknya itu diatas kasur dan menyelimutinya. Dihapusnya sisa air mata di pipi Chaeng dan dikecupnya kedua mata Chaeng secara bergantian "Maafkan Mommy" bisiknya pelan.
Setelah mengambil ponselnya, Jisoo berganjak kebalkon kamarnya dan menghubungi Jiho, pemilik panti asuhan yang dulunya menjaga Chaeng.
"Helo Jiho-ssi"
"Nyonya Kim. Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya hanya mau nanya sama Ibu, apa Ibu tahu soal boneka tupai yang selalu ada sama Chaeng itu? Kalau bisa saya tahu, dimana Ibu membeli boneka itu?"
"Ah, boneka tupai itu. Sebenarnya boneka itu sudah bersama Chaeng sejak Chaeng masuk ke panti asuhan. Boneka itu tidak ada dijual dimana mana. Boneka itu dibikin oleh Mama kandung Chaeng"
"Ouh begitu. Baiklah Jiho-ssi. Terima kasih dan maaf karena mengganggu"
"Tidak apa apa Nyonya"
Panggilan akhirnya berakhir. Jisoo menghela nafasnya dengan kasar. Apa yang harus dia lakukan saat ini? Boneka itu tidak dijual dimana mana jadi sudah pasti mereka tidak akan menemukan gantinya.
Hah~
Adeknya itu memang benar benar memancing emosinya.
*
*Di mall, Jennie bersama teman temannya sudah memasuki semua toko boneka namun mereka masih belum menemukan boneka yang sama seperti boneka Chaeng.
"Gila, sulit banget si" keluh Lisa.
"Gue sudah capek" keluh Yeri
"Gue harus gimana!!?" Panik Jennie.
"Lagian lo si Jen. Nyari gara gara sama bocah" ujar Nayeon.
"Gue hanya bercanda. Gue tidak kefikiran kalau boneka itu bikin Chaeng nangis histeris seperti itu" sahut Jennie.
"Kalau lo mau bercanda, seharusnya lo taruh saja bonekanya dikamar lo Jenita!!!" Kesal Joy.
"Gue tidak kepikiran si. Lagian boneka itu sudah buluk, memang harus dibuang deh" Duh mbak Jen masih saja tidak terima dipersalahkan.
Ke5 temannya itu menggelengkan kepala mereka. Mereka juga sudah bingung memikirkan cara untuk mencari boneka yang persis seperti punya Chaeng.
"Gimana kalau kita mencari bonekanya di tempat pelupusan sampah saja? Mungkin boneka itu masih ada disana" usul Jihyo.
"Nah, bagus tuh! Kita kesana sekarang!" Sahut Jennie bergegas berlari kearah mobil membuatkan yang lain langsung menyusulnya.
Didalam ruangan kerjanya, terlihatlah Jisoo yang fokus menjahit satu boneka untuk Chaeng. Ini pertama kalinya dia menjahit boneka dan dia menyadari kalau ianya cukup sulit namun dia akan melakukan segalanya untuk anaknya itu.
Dengan melihat tutorial diponsel, Jisoo fokus menjahit boneka tupai untuk sang anak. Semoga saja anaknya akan menyukai boneka yang dibikin olehnya.
"Kak" pinta ruangan kerjanya dibuka dan masuklah Jennie yang menghampiri Jisoo.
"Apa?" Cuek Jisoo. Dia masih kesal sama ulah jahil sang adek.
"Maafin aku" lirih Jennie "Aku sudah mencari boneka ganti yang sama persis tapi tidak ada. Aku juga sudah ke tempat pelupusan tapi boneka tupainya sudah dilupuskan. Hiks maaf Kak" dia mula terisak kecil.
"Asal kamu tahu, boneka itu dibikin oleh Mama kandung Chaeng. Gara gara itu juga Chaeng sayang sama boneka itu" ujar Jisoo membuatkan Jennie semakin merasa bersalah.
"Hiks aku harus gimana Kak" isak Jennie.
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar. Dia juga merasa kasian si kalau harus cuek sama Jennie. Lagian adeknya itu juga sudah merasa menyesal.
"Sudahlah. Sekarang Kakak lagi menjahit boneka untuk Chaeng. Semoga saja dia suka deh" ujar Jisoo.
"Kakak maafkan aku?" Tanya Jennie masih menunduk.
"Minta maaf sama Chaeng, bukan sama Kakak"
"Dimana Chaeng? Aku akan meminta maaf sama dia"
"Dia lagi tidur dikamar. Kamu kesana saja"
Jennie mengangguk dan bergegas memasuki kamar Jisoo. Tatapannya berubah menjadi sendu ketika melihat jejak air mata dipipi Chaeng "Chaeng, maafkan Tante" lirihnya mengelus pipi itu. Namun sedetik kemudian, dahinya mengernyit ketika menyadari sesuatu.
Dia bergegas kembali keruangan kerja Jisoo "Kak, Chaeng demam!"
"Mwo!?"
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Chu✅
FanfictionKisah Jisoo yang mengadopsi balita yang berusia 3 tahun di sebuah panti asuhan. Chaesoo📌 Family📌 Fanfiction📌