Setelah beberapa hari dirawat dirumah sakit, Chaeng akhirnya diperbolehkan untuk pulang.
"Mommy, dimana dede bayinya?" Tanya Chaeng setibanya dimansion.
"Aerin ada sama Oma Opa tapi dia sudah dijemput kok sama Tante Nini" sahut Jisoo.
Chaeng mengangguk faham dan beralih menatap Jero "Papa tidak mau menginap ditini? Chaeng takit loh. Chaeng mau tama Papa" ujarnya sedih.
Jero berjongkok menyamakan tingginya dengan Chaeng "Maaf ya sayang. Papa harus pergi karena Papa akan mencari kerja"
"Mommy~" rengek Chaeng meminta bantuan Jisoo.
"Jer, sudah aku bilang bukan. Kamu bisa bekerja di perusahan aku" ujar Jisoo.
"Aku merasa tidak enak Jisoo-ya. Sudah banyak kesalahan yang aku lakukan kepada kamu. Aku tidak pantas untuk kembali keperusahan kamu" ujar Jero yang masih merasa bersalah atas kejadian yang dulu.
"Anggap saja semuanya demi Chaeng. Aku juga sudah tidak peduli soal masa lalu itu. Jangan merasa sungkang lagi Jer. Besok kamu bisa bekerja diperusahan aku dan hari ini kamu menginap disini. Aku tidak menerima bantahan!" Tegas Jisoo diakhir kata.
Jero tersenyum tipis "Terima kasih Jisoo-ya" ujarnya dibalas senyuman oleh Jisoo.
Bersamaan dengan itu, mobil yang dikendarai oleh Sean akhirnya tiba dimansion mereka. Jennie keluar dari mobil dengan menggendong Aerin.
"Hey anak Mommy" Jisoo langsung mengambil Aerin dari gendongan Jennie dan dia mencium pipi sang anak berkali kali" Mommy rindu sama kamu sayang" gumamnya.
"Kak, aku sama Sean punya kabar loh" ujar Jennie melirik sang suami yang terus tersenyum.
"Kabar apa?" Tanya Jisoo.
"Istri aku ini lagi hamil Nuna" sahut Sean merangkul Jennie.
"Jjinja!? Akhirnya" sahut Jisoo antuasis.
"Tante Nini hamil? Nanti Chaeng bakalan punya adek bayi lagi?" Timpal Chaeng polos.
"Iya Chaeng. Nanti Chaeng bakalan punya adek bayi lagi" sahut Jennie mencubit pipi gembul Chaeng.
Chaeng dengan polosnya menatap kearah Jero "Papa kapan punya adek bayi?"
Jero tersenyum tipis "Papa sudah punya kamu, bayi gembul kesayangan Papa"
"Eheheh" Chaeng tersenyum malu membuatkan yang lain tertawa.
*
Malam harinya, setelah menikmati makan malam, Jero langsung mengganti perban dikepala Chaeng. Jisoo pula lagi menyusui Aerin yang masih belum tidur.
"Apa kepala Chaeng masih terasa sakit?" Tanya Jero.
Chaeng mengangguk "Takit Pa"
"Nanti bakalan sembuh kok. Tapi Chaeng harus rutin minum obat ya"
"Alleosso Papa" sahut Chaeng patuh.
*
Hari demi hari berlalu dan kini Chaeng sudah berusia 4 tahun. Dia tumbuh menjadi bocah yang cukup menggemaskan bahkan dia sosok anak yang cukup peka. Aerin juga sudah berusia 8 bulan dan dia sudah bisa merangkak.
"Tahh!" Pekik Aerin merangkak mendekati Chaeng.
"Heheh ayo kesini" panggil Chaeng merentangkan kedua tangannya.
"Bwah~" Aerin merangkak dan duduk diatas pangkuan Chaeng. Dia memang cukup manja dengan sang Kakak.
"Muahh!!" Chaeng langsung mencium pipi sang adek berkali kali membuatkan Aerin tertawa dengan liurnya yang mengalir keluar.
Dengan segera Chaeng mengambil sapu tangan bayi dan mengusap bibir sang adek. Jisoo yang melihat interaksi keduanya hanya tersenyum bahagia. Dia fikir hubungan keduanya tidak akan akrab karena tiada ikatan darah namun ternyata dia salah. Aerin bahkan lebih manja kepada Chaeng berbanding dirinya.
"Papa datang!" Jero memasuki mansion dan langsung menghampiri sang anak.
"Papa!" Pekik Chaeng senang.
"Papa ada bawakan biskut untuk Chaeng" ujar Jero menyerahkan biskut kepada Chaeng.
"Kesini sama Papa sayang. Kakak kamu mau makan" Jero mengambil Aerin dari gendongan Chaeng membuatkan Chaeng bisa bernafas lega. Sekarang bocah itu bisa menikmati biskutnya tanpa gangguan dari sang adek.
"Jer, kamu sudah sarapan?" Tanya Jisoo.
"Belum si. Kebetulan hari ini libur makanya aku bangun telat. Pas bangun aku langsung mampir kesini" jelas Jero.
"Mau aku siapkan sarapan?"
"Boleh deh"
Jisoo tersenyum dan berganjak kedapur untuk menyiapkan sarapan kepada Jero.
"Bumm tahhh~" Aerin dengan gemasnya menggigit pipi Jero membuatkan cowok itu terkekeh geli.
Chaeng? Lagi sibuk makan biskut jadi tidak bisa diganggu🙏
"Papa, apa bisa nanti sole kita jalan jalan?" Tanya Chaeng pada akhirnya.
"Bisa dong. Nanti Papa bawa Chaeng ke mall. Kita jalan jalan sekalian beliin mainan baru untuk Chaeng" sahut Jero.
"Apa Mommy tama Aelin bisa ikut?"
"Bisa kok"
"Holey!!"
"Ada apa hurm, senang banget?" Tanya Jisoo menghampiri mereka.
"Mom, nanti sole Papa mau bawa kita jalan jalan. Mommy tama Aelin halus ikut!" Ujar Chaeng.
Jisoo terkekeh kecil "Baiklah baiklah" sahutnya beralih menatap Jero "Aku sudah selesai masak. Kamu makan saja Jer" ujarnya mengambil Aerin dari gendongan Jero.
"Siap! Makasih Jisoo-ya" dengan segera Jero bangkit dan berganjak kemeja makan untuk mengisi perutnya yang kosong.
"Enak hurm?" Tanya Jisoo mengusap sudut bibir Chaeng.
Dengan pipi yang menggembung gara gara biskut, Chaeng mengangguk "Biskutnya enak!" Sahutnya.
"Nanti sikat gigi ya"
"Alleosso Mommy!" Sahut Chaeng patuh.
COACHELLA 💗Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Chu✅
FanfictionKisah Jisoo yang mengadopsi balita yang berusia 3 tahun di sebuah panti asuhan. Chaesoo📌 Family📌 Fanfiction📌