Jero kembali bangkit dan menatap Jisoo "Haein? Kamu punya hubungan sama dia!?"
"Memangnya itu urusan kamu?" Sahut Jisoo datar.
"Ingat Ji, kamu itu milik aku! Tidak ada siapa siapa yang bisa mendapatkan kamu termasuklah Haein!" Tegas Jero. Dia beralih menatap Chaeng "Dan lo anak kecil, lo harus ingat kalau Mommy lo ini milik gue!"
Chaeng yang takut sontak berlari pergi dari sana.
"Memangnya kamu siapa mau marah marah sama anak aku hah?!" Marah Jisoo yang tidak terima mantan suaminya memarahi anaknya.
"Siapa pun yang mengganggu aku untuk mendapatkan kamu, aku akan pastikan orang itu menyesal! Aku tidak peduli siapa pun orangnya termasuklah bocah pungut itu!" Sahut Jero.
"Jaga omongan kamu! Anak aku bukan anak pungut!" Marah Jisoo.
Chaeng berlari memasuki kamar Jennie. Dia langsung menghampiri Jennie yang rebahan diatas kasurnya "Hiks Tante Nini" isaknya.
Jennie sontak bangkit "Waeyo gembul? Siapa yang bikin kamu menangis!?"
"Hiks Om dibawah jahat! Dia malah malah sama Chaeng" adu Chaeng.
"Om? Itu pasti Jero!" Gumam Jennie kesal "Ayo kita bikin perhitungan sama dia!" Jennie menggendong Chaeng dan membawa ponakannya itu turun kebawah. Walaupun dia sering menjahili Chaeng, dia menyayangi ponakannya itu dan dia tidak akan pernah membiarkan siapa siapa pun menyakiti Chaeng! Hanya dia yang bisa menjahili ponakannya!
"Cukup Jero!" Sentak Jennie menghampiri mereka.
"Lo tidak perlu ikut campur!" Marah Jero.
Jisoo mengambil Chaeng dari gendongan Jennie "Anak Mommy tidak apa apa hurm?" Bisik Jisoo mengusap punggung Chaeng.
Chaeng hanya mengangguk dengan menenggelamkan mukanya diceruk leher Jisoo.
"Lo mau apa lagi hah!? Apa belum puas lo menyakiti Kakak gue!?" Marah Jennie.
"Gue sudah berubah dan sekarang gue mau kembali sama Jisoo!" Sentak Jero.
"Lo fikir Kakak gue itu barang yang bisa seenaknya saja lo ambil setelah lo mau terus lo buang setelah lo bosan!?" Sahut Jennie menatap Jero dengan tajam "Dan tadi juga lo sudah bikin ponakan gue nangis! Lo fikir lo siapa? Tidak ada yang bisa bikin ponakan gue menangis kecuali gue! Siapa siapa yang sudah menyakiti dia, harus berdepan sama gue!"
Jero terkekeh sinis "Apa si yang kalian lihat dari anak pungut itu!? Dia hanya anak yang dibuang! Dasar bocah tidak punya orang tua!"
Jisoo langsung membawa Chaeng pergi dari sana walaupun dia tahu Chaeng sudah mendengarkan segalanya.
"Jaga omongan lo!" Bentak Jennie "Siapa yang bilang Chaeng tidak punya orang tua!? Kak Jisoo adalah Mommy Chaeng!"
"Sampai kapan Jisoo mau menjaga anak itu!? Anak itu hanya beban untuk dia!"
Plakkkk
Jennie yang sudah terlanjur emosi langsung melayangkan tamparan dipipi Jero. Dia lagi pms dan sekarang cowok ini sudah memancing emosinya jadi dapat dipastikan kalau sekarang cowok ini tidak akan pulang dengan selamat.
"Sialan!" Jero mengumpat marah. Baru saja dia ingin menampar Jennie, cewek itu menendangnya.
Brughhh
"Arghhh!!" Jero menjerit tertahan setelah Jennie menendang masa depannya. Sial! Ngilu sekali.
"L-Lo lihat saja nanti!" Ancam Jero menahan ngilunya. Dengan rasa malu, dia bergegas pergi dari sana.
"Ck!" Decak Jennie berganjak mengunci pintu gerbang setelah mobil Jero pergi meninggalkan perkarangan mansionnya.
Setelah itu, dia menghampiri Jisoo yang lagi menenangkan Chaeng diruang tamu.
"Sudah ya, jangan menangis sayang" ujar Jisoo mengusap air mata Chaeng.
"Hiks Chaeng anak pungut" isak Chaeng. Walaupun dia tidak memahami artinya, namun dia tahu kalau ianya adalah sesuatu yang buruk.
"Tidak sayang! Chaeng bukan anak pungut, Chaeng anak Mommy" sangkal Jisoo mengelus punggung Chaeng.
"Chaeng, jangan dengarin omongan Om itu ya. Dia punya masalah jiwa makanya omongannya ngelantur" ujar Jennie menatap Chaeng dengan iba.
Chaeng mendongak menatap Jisoo "Hiks jadi Chaeng bukan anak pungut?" Tanya nya sesenggukan.
"Bukan. Chaeng anak Mommy" sahut Jisoo "Sekarang Chaeng jangan sedih lagi ya" lanjutnya kembali menghapus air mata Chaeng "Sekarang ayo mandi"
"Kak, biar aku saja yang memandikan Chaeng" ujar Jennie.
Jisoo menatap Jennie dengan curiga "Benaran nih? Jangan bikin dia nangis ya"
Jennie terkekeh kecil "Aku tidak tega bikin dia nangis lagi. Santai saja" sahutnya "Chaeng, ayo mandi" dia menggendong Chaeng dan membawanya kelantai atas.
Didalam kamar mandi, Chaeng kelihatan antuasis memainkan busa yang ada didalam bathtub. Sepertinya bocah itu sudah melupakan kejadian yang sudah membuatkan dirinya menangis tadi.
"Woahh ada balon!" Pekik Chaeng antuasis.
Jennie terkekeh kecil "Mau bebek?" Tanya nya.
"Mau!" Sahut Chaeng.
Jennie bergegas mengambil bebek mainan dan memasukkannya kedalam bathtub Chaeng. Dia tidak mandi bersama, hanya saja dia menunggu disamping bathtub.
"Tante tidak mandi?" Tanya Chaeng.
"Tidak. Tante baru saja mandi tadi" sahut Jennie.
Chaeng mengangguk faham namun secara tiba tiba dia menciprakkan air kepada Jennie membuatkan baju cewek itu basah "Chaeng!!!" Teriak Jennie menggema didalam kamar mandi.
Jisoo yang mengintip didepan pintu kamar mandi itu hanya terkekeh kecil. Dia senang melihat anak dan adeknya kembali akur.
Pawangnya Chaeng galak loh, jangan macam macam😼
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Chu✅
FanfictionKisah Jisoo yang mengadopsi balita yang berusia 3 tahun di sebuah panti asuhan. Chaesoo📌 Family📌 Fanfiction📌