Pagi harinya, dengan langkah yang terburu buru Jisoo bersama yang lain berlari memasuki rumah sakit. Tadi, dia mendapat panggilan dari pihak polisi yang mengatakan kalau Haein mengalami kecelakaan.
"Dok, gimana sama suami saya!?" Tanya Jisoo ketika seorang Dokter keluar dari ruangan UGD.
"Apa anda istri Tuan Haein?" Tanya Dokter itu.
"Iya Dok, saya istrinya" sahut Jisoo.
Dokter itu menghembuskan nafasnya dengan kasar "Maaf Nyonya, suami anda tidak dapat diselamatkan. Kecelakaan yang terjadi membuatkan organ dalamannya rusak"
Nafas Jisoo seakan tercekat. Tidak mungkin! Semua ini pasti mimpi bukan?
"Kak" Jennie memeluk Jisoo dengan erat. Tidak butuh waktu yang lama, Jisoo menangis didalam dakapan sang adek.
"Hiks semuanya salah Kakak Jen. Andai saja pertengkaran antara Kakak sama dia tidak terjadi, dia pasti tidak akan kecelakaan" isak Jisoo.
"Kak, ini semua sudah takdir, bukan salah Kakak" ujar Jennie mengelus punggung Jisoo.
"Hiks ini semua salah readers. Mereka yang mau seperti ini" isak Jisoo semakin keras.
"Om, ini ada apa? Kenapa Mommy nangic?" Tanya Chaeng.
Sean yang menggendong Aerin langsung saja berjongkok menyamakan tingginya dengan Chaeng "Chaeng, Daddy Haein kecelakaan. Dia meninggal" jelasnya.
"Meninggal?" Bingung Chaeng.
"Meninggal itu kembali kerumah Tuhan. Tuhan sudah menjemput Daddy Haein pulang" jelas Sean berharap agar Chaeng mengerti.
"Pulang kelumah Tuhan?" Ulang Chaeng "Tama tepelti olang tua kandung Chaeng?" Lanjutnya sendu.
"Iya Chaeng" sahut Sean.
Mata Chaeng berkaca kaca. Dia mendekati Jisoo "Mommy" lirihnya.
Jisoo berjongkok dan bergegas membawa Chaeng kedalam pelukannya "Hiks Chaeng jangan tinggalin Mommy ya. Mommy sudah tidak punya siapa siapa"
"Chaeng tidak akan tinggalin Mommy kok. Mommy jangan tedih ya" ujar Chaeng menghapus air mata Jisoo dengan jari mungilnya.
Bersamaan dengan itu, Hyunji bersama Clara datang menghampiri mereka "Jisoo Sayang. Gimana keadaan Haein?" Tanya Clara.
Jisoo bangkit dan menatap mertuanya "Hiks Ma. Oppa sudah meninggal"
"Hiks andwae" lutut Clara seakan lemes. Dia hampir jatuh namun untung saja sang suami menahannya "Hiks anak kita Yeobbo" isaknya.
Mata Hyunji berkaca kaca "Sudahlah sayang. Kita ikhlaskan saja dia pergi" bujuknya walaupun dia juga tidak rela untuk kehilangan sang anak.
Sudah 3 jam berlalu setelah acara pemakaman selesai diadakan dan keadaan dimansion Jisoo juga sudah menjadi sepi. Hanya para kerabat bersama sahabat Jennie yang masih berada disana. Tidak lupa juga dengan keberadaan Jero yang ingin memberikan penghormatan terakhir.
"Jisoo-ya. Papa sama Mama percaya kamu bisa menjaga Aerin dengan baik. Mama sama Papa akan sering kesini kok. Jangan terlalu sedih. Ini semua sudah takdir" ujar Hyunji.
"Baiklah Papa. Papa sama Mama bisa datang kapan saja kesini. Walaupun Oppa sudah meninggal, Aerin tetap cucu kalian" sahut Jisoo.
Hyunji mengangguk "Papa sama Mama pulang dulu ya. Mama butuh istirahat" pamitnya membawa sang istri pergi dari sana.
"Untuk sementara waktu aku sama Sean akan menginap disini untuk membantu Kakak mengurus Aerin sama Chaeng. Aku tidak yakin Kakak bisa mengurus mereka dengan kondisi Kakak yang masih sedih ini" ujar Jennie.
Jisoo tersenyum tipis "Terima kasih Jen"
"Kak, aku sama yang lain pulang duluan ya" pamit Jihyo mewakili yang lain.
"Iya. Terima kasih karena sudah datang" sahut Jisoo.
"Iya Kak" sahut Lisa dan dia berganjak pergi bersama sahabatnya.
"Chaeng, Papa juga harus pulang ya" pamit Jero kepada Chaeng yang berada dipangkuannya.
"Tidak boleh. Chaeng mau tama Papa" balas Chaeng memeluk leher Jero dengan erat.
"Chaeng, Papa harus pulang. Papa janji besok Papa kesini lagi ya" bujuk Jero.
Chaeng menggeleng. Dia menenggelamkan mukanya diceruk leher Jero bahkan tangannya masih memeluk leher Jero.
"Apa kamu sibuk?" Jero menatap Jisoo yang bertanya kepadanya itu.
"Ah, tidak" sahut Jero kaku.
"Menginap saja disini. Masih ada kamar tamu kok" ujar Jisoo.
"Tapi Ji. Aku merasa tidak enak" tolak Jero.
"Chaeng butuh kamu. Aku tidak mau dia semakin sedih. Lagian Jennie sama Sean juga akan menginap disini jadi kamu tidak perlu khawatir"
"Apa tidak apa apa?" Ragu Jero.
"Iya" sahut Jisoo.
"Chaeng, Papa pulang dulu ya. Nanti malam Papa kesini lagi" ujar Jero.
Chaeng mendongak menatap Jero "Papa janji akan kembali telus menginap disini?"
"Papa janji" sahut Jero.
"Alleosso. Chaeng pelcaya tama Papa"
Jero tersenyum dan menurunkan Chaeng dari pangkuannya. Setelah itu, dia berpamitan untuk pulang dan akan kembali nanti malam untuk menginap dimansion sang mantan.
"Mommy" Chaeng menghampiri Jisoo dan mengecup pipi sang Mommy "Telima katih kalena membialkan Papa menginap dicini"
Jisoo tersenyum tipis "Chaeng suka?"
"Chaeng tuka banget! Chaeng bita melasakan kehadilan Papa kandung Chaeng dengan kehadilan Papa Jelo" sahut Chaeng.
Jisoo mengangguk "Sekarang Chaeng mandi ya"
"Alleosso Mommy" sahut Chaeng "Tante, ayo mandi" lanjutnya mengajak Jennie.
"Loh, kok Tante juga harus mandi?" Tanya Jennie.
"Toalnya Tante bau. Kacian tama Om Cean yang halus mencium bau Tante"
Sean sontak tertawa ketika mendengar pengakuan polos bocah kesayangannya itu. Hal itu pula malah membuatkan sang istri cemberut.
Aku kembali menunaikan keinginan kalian😭
Buat yang penasaran sama sosok Jero👇
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Chu✅
FanfictionKisah Jisoo yang mengadopsi balita yang berusia 3 tahun di sebuah panti asuhan. Chaesoo📌 Family📌 Fanfiction📌