Maaf, aku tidak bisa membalas komen kalian soalnya banyak banget🤣 tapi kalian tenang saja, aku membaca semuanya kok dan jujur saja komen kalian itu dapat mengembalikan mood aku🥺 jadi jangan berhenti komen ya walaupun aku tidak membalas komen kalian💓
*
*Sudah seminggu Chaeng tinggal dimansion Jennie dan dia cukup merasa bahagia karena diperlakukan dengan baik oleh Jennie dan juga Sean. Dia tidak kehilangan kasih sayang sejak tinggal disana karena sahabat Jennie sering datang untuk menemani Chaeng. Jero juga datang setiap hari dan dia akan membawa Chaeng keluar ketika sore untuk menghabiskan waktu bersama ditaman.
"Chaeng, kenapa Chaeng kelihatan sedih?" Tanya Sean mengelus kepala Chaeng.
"Chaeng lindu tama Mommy" sahut Chaeng sedih.
Sean melirik Jennie "Bawa saja Chaeng kemansion Jisoo Nuna. Kasian sama Chaeng"
"Terus mau biarin Chaeng dimarahin sama Haein Oppa lagi?" Sahut Jennie.
"Yang marahin Chaeng itu Haein Hyung, bukan Jisoo Nuna. Lagian aku yakin Jisoo Nuna juga kangen sama Chaeng tapi dia tidak sempat kesini karena harus menjaga Aerin. Jisoo Nuna baru saja melahirkan, kita harus menjaga perasaan dia" ujar Sean yang cukup peka.
Jennie menghela nafasnya dengan kasar "Arreosso" dia beralih menghampiri Chaeng "Chaeng mau kembali kemansion Mommy Chu?"
"Apa tidak apa apa?" Tanya Chaeng. Dia memang ingin kembali namun dia takut sama sang Daddy.
"Tidak apa apa kok. Kalau Daddy marahin Chaeng lagi, Chaeng ngomong saja sama Tante. Nanti Tante kembali marahin dia" sahut Jennie.
"Alleosso Tante. Chaeng mau kembali tama Mommy"
"Sebentar ya" Jennie berganjak kekamar. Tidak butuh waktu yang lama, dia kembali bersama tas yang berisi baju serta barang barang Chaeng "Ayo" dia menggendong Chaeng dan langsung membawa bocah itu kembali kemansion Jisoo.
Setibanya dimansion, Jisoo langsung menghampiri Chaeng dan memeluk anaknya itu dengan erat "Chaeng. Maafin Mommy. Mommy rindu banget sama Chaeng" lirihnya.
"Chaeng juga lindu tama Mommy" sahut Chaeng
"Chaeng kembali ke sini ya. Jangan tinggalin Mommy lagi" pinta Jisoo mengusap kedua pipi gembul sang anak "Mommy tidak akan membiarkan Daddy marah sama Chaeng lagi" lanjutnya.
Chaeng mengangguk "Baiklah Mommy"
"Dimana Aerin?" Tanya Jennie celingak celinguk.
"Diruang tamu. Tadi dia rewel banget. Sepertinya dia kangen juga sama Chaeng" sahut Jisoo menggandeng Chaeng menuju keruang tamu.
Jennie menyusul keduanya "Terus Haein Oppa?"
"Jam segini dia masih di perusahan" sahut Jennie.
"Kakak sudah makan?" Tanya Jennie lagi.
"Belum Jen" sahut Jisoo.
Jennie menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 1 petang itu "Tunggu disini. Biar aku masak" dia berganjak kedapur dan mencari bahan makanan yang bisa dimasak.
"Chaeng, kesini sayang" panggil Jisoo agar Chaeng mendekati Aerin.
Chaeng menggeleng "Nanti dedenya nangis" ujarnya takut.
Jisoo terkekeh kecil "Tidak nangis kok. Kesini"
Perlahan lahan Chaeng mendekati Aerin. Matanya terus menatap kearah sang adek dengan tatapan polosnya "Hihi imut"
"Chaeng juga imut makanya adek Chaeng imut" sahut Jisoo mencubit pipi Chaeng dengan gemes.
Aerin menggeliat kecil dan membuka matanya.
"Halo dede bayi" sapa Chaeng
"Coba Chaeng elus pipinya" ujar Jisoo.
"Apa tidak apa apa?" Ragu Chaeng.
"Tidak apa apa sayang. Ayo dicoba" sahut Jisoo.
Tangan mungil Chaeng mula mengelus pipi Aerin. Bayi itu tidak menangis bahkan dia hanya menatap kearah Chaeng "Hehe pipinya tama tepelti pipi Chaeng" ujar Chaeng malu malu.
Jisoo terkekeh kecil. Tidak bisa dipungkiri kalau apa yang dikatakan oleh Chaeng ada benarnya. Walaupun Chaeng tidak ada hubungan darah dengannya, tetap saja Aerin mempunyai ciri ciri yang persis seperti Chaeng.
"Chaeng?" Badan Chaeng menegang ketika mendengar suara Haein.
"Daddy" gumamnya pelan.
Haein menghampirinya "Chaeng, tolong maafkan Daddy ya. Daddy benar benar tidak sengaja. Daddy merasa bersalah banget"
"Tidak apa apa Dad. Chaeng mengelti" sahut Chaeng.
Haein tersenyum dan beralih menatap sang istri "Maafin juga kata kata aku waktu itu. Aku tidak sadar sama omongan aku"
"Tidak apa apa Oppa. Tapi aku harap Oppa bisa menyayangi Chaeng seperti Oppa menyayangi Aerin" ujar Jisoo.
"Pasti. Chaeng juga anak Oppa" sahut Haein.
"Eoh Oppa sudah pulang" Jennie menghampiri mereka.
"Jen? Kamu disini?" Sahut Haein.
"Aku menghantar Chaeng pulang terus sekalian masak makan siang disini. Kak Jisoo belum makan" ujar Jennie.
"Sayang, kamu belum makan?" Tanya Haein.
"Aerin rewel. Ditinggal sebentar saja langsung nangis" adu Jisoo.
Haein mengelus kepala Jisoo "Ya sudah, kamu makan bareng Chaeng. Biar aku yang menjaga Aerin"
"Kamu sudah makan?" Tanya Jisoo.
"Sudah, tadi aku makan siang bareng client" sahut Haein.
Jisoo mengangguk faham "Chaeng, ayo makan siang"
"Okay Mommy" sahut Chaeng patuh.
"Jen, ayo" ujar Jisoo.
"Kalian makan saja. Aku harus kembali ke mansion. Lagian Sean sendirian dimansion. Kasian tuh anak" ujar Jennie terkekeh kecil.
"Ya sudah. Nanti malam kamu sama Sean kesini ya. Kita makan malam bersama"
"Baiklah" Jennie berjongkok menyamakan tingginya dengan Chaeng "Tante pulang dulu ya. Kalau Chaeng butuh Tante, datang saja kemansion Tante"
"Okay Tante" sahut Chaeng mengecup pipi Jennie.
Cup
Setelah itu, Jennie bergantian mengecup pipi Chaeng sebelum dia kembali kemansionnya.
Mood aku kembali🤭
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Chu✅
FanfictionKisah Jisoo yang mengadopsi balita yang berusia 3 tahun di sebuah panti asuhan. Chaesoo📌 Family📌 Fanfiction📌