-34-

1.8K 315 63
                                    

Setelah tiba dirumah sakit, Chaeng langsung dilarikan keruangan UGD. Jisoo bersama yang lain hanya mampu menunggu diluar dengan perasaan khawatir mereka.

"Oppa, tolong gendong Aerin" Jennie menyerahkan Aerin kepada Sean karena dia harus menghubungi Jero dan Lisa.

*

Disisi lain, terlihatlah Jero yang fokus mengerjakan pekerjaannya. Sebagai karyawan biasa, sudah pasti pekerjaannya itu cukup banyak namun dia tetap saja berusaha untuk menyelesaikan semuanya agar bisa menghabiskan waktunya bersama Chaeng.

Drtt drtt

"Tumben" walaupun bingung, Jero tetap saja mengangkat panggilan dari Jennie.

"Helo Oppa"

"Ada apa Jen?"

"Apa Oppa sibuk?"

"Sedikit sibuk si. Kenapa?"

"Chaeng ditabrak mobil. Sekarang sudah dibawa kerumah sakit"

"Mwo!?! Oppa kesana sekarang!" Setelah panggilan di matikan, Jero buru buru menyimpan pekerjaannya itu.

"Mau kemana bro?" Tanya Jinan, teman kerja Jero.

"Gue punya urusan" sahut Jero berganjak keruangan atasannya. Dia harus meminta izin dari sang atasan.

Tok tok tok

Setelah menerima sahutan, dia langsung masuk dan menghampiri Naya, atasannya itu.

"Permisi Bu"

"Eoh Jero, ada apa?" Sahut Naya

"Saya harus izin untuk pergi Bu"

"Pergi? Kemana?"

"Kerumah sakit. Anak saya ditabrak mobil"

Dahi Naya mengernyit "Sejak kapan kamu punya anak?"

"Anak saya tinggal sama mantan istri saya" jelas Jero.

Raut wajah Naya berubah. Dia kesal. Sejujurnya, dia jatuh cinta kepada Jero makanya dia tidak suka kalau Jero peduli sama mantan istrinya.

"Tidak bisa. Ini lagi jam kerja" sahut Naya dengan datar.

"Bu, saya mohon. Anak saya butuh saya saat ini" Jero terus saja memohon agar atasannya itu merasa iba.

"Saya bilang tidak ya tidak! Sana lanjutkan pekerjaan kamu! Lupakan saja soal anak dan mantan istri kamu itu! Tidak penting juga!"

"Maksud Ibu apa!?! Siapa yang Ibu bilang tidak penting hah!?!" Marah Jero.

"Kamu berani sama saya hah!?! Kalau kamu mau pergi, silakan saja tapi jangan pernah kamu kembali lagi!" Ancam Naya.

"Okay fine! Mulai hari ini saya tidak akan kembali kesini lagi!" Sahut Jero serius. Tanpa berlama lama lagi, dia langsung pergi dari sana.

"Arghh sial!" Naya bergumam kesal. Dia fikir ancamannya itu akan membuatkan Jero tidak pergi menemui anak dan mantan istrinya namun dia salah.

*

Setibanya dirumah sakit, Jero langsung menghampiri yang lain didepan ruangan UGD "Gimana sama Chaeng!?" Tanya nya dengan nafas ngosan ngosan.

"Masih diruang tindakan" sahut Jennie.

Jero mengusap wajahnya dengan kasar "Gimana Chaeng bisa ditabrak?"

"Semuanya salah aku. Aku membiarkan Chaeng bermain sendirian di halaman. Ternyata dia keluar dari gerbang terus ditabrak" jelas Jisoo dengan suara seraknya.

Ingin sekali Jero marah namun dia sadar kalau Jisoo juga tidak bersalah.

"Jen" Lisa dan Yeri berjalan menghampiri mereka.

"Dimana Chaeng?" Tanya Yeri.

"Masih didalam. Dokter belum keluar" sahut Jennie dengan mata sembabnya.

"Lis, mendingan kamu sama Yeri tolong jagakan Aerin ya" ujar Sean menyerahkan Aerin kepada Lisa.

"Baiklah, Kak Jisoo tidak perlu khawatir. Aku akan meminta bantuan yang lain juga untuk menjaga Aerin" ujar Lisa.

"Terima kasih Lisa, Yeri" ujar Jisoo.

Kedua yeoja itu mengangguk dan berpamitan pergi dari sana. Mereka akan membawa Aerin kembali ke mansion Jisoo dan menjaga bayi itu disana.

Ceklekk

Secara tiba tiba pintu ruangan UGD dibuka dan keluarlah seorang Dokter yang menghampiri mereka "Dengan keluarga Kim Chaeyoung?"

"Kami Dok" sahut Jisoo dengan cepat.

"Kondisi Chaeyoung kritis. Sistem sarafnya sedikit terganggu gara gara benturan keras yang terjadi"

"Ya Tuhan" Jero mengusap wajahnya dengan kasar.

"Dia kehilangan banyak darah dan rumah sakit ini sudah kehabisan stock darah yang sama sepertinya. Apa dari kalian ada yang mempunyai golongan darah B yang sama seperti Chaeyoung?"

Jisoo terbeku. Apa yang harus dia lakukan? Chaeng hanya anak angkatnya jadi sudah pasti mereka tidak mempunyai golongan darah yang sama.

"Ambil darah saya saja Dok" ujar Jero pada akhirnya.

"Golongan darah kamu sama seperti Chaeng?" Tanya Jisoo kaget.

"Iya" sahut Jero.

"Baiklah, sila ikut saya masuk" Dengan segera Jero menyusul sang Dokter untuk masuk kedalam ruangan UGD.

"Golongan darah mereka bahkan sama" ujar Jennie.

"Dan nanti darah Jero Hyung akan berada didalam diri Chaeng. Ikatan mereka semakin kuat deh" lanjut Sean.

Jisoo hanya terdiam dengan perasaan yang sulit diartikan. Melihat Jero yang sanggup mendonorkan darahnya kepada Chaeng membuatkan dirinya sadar kalau Jero memang benar benar menyayangi Chaeng walaupun Chaeng bukan anak kandung mereka.

*

20 menit telah berlalu dan Chaeng sudah dipindahkan keruang inap. Bocah itu dinyatakan koma dan ianya cukup membuatkan mereka semua terpukul.

"Hyung istirahat saja" ujar Sean menepuk pundak Jero yang lemes setelah mendonorkan darahnya.

"Aku khawatir sama Chaeng" lirih Jero menatap kearah Chaeng yang masih terbaring lemes itu.

"Kita doakan saja yang terbaik untuk Chaeng" hanya ini yang mampu Sean katakan karena dia juga sedih atas apa yang terjadi kepada ponakan kesayangannya itu.








Tekan
👇

Mommy Chu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang