-9-

2.5K 380 17
                                    

Setelah selesai makan malam bersama sang adek, Jisoo akhirnya berganjak kekamarnya dengan membawa nampan yang berisi nasi putih dan juga sup ayam. Tidak lupa juga dengan segelas air putih bersama obat.

"Chaeng sayang" panggilnya meletakkan nampan makanan diatas meja makan.

Dahinya mengernyit ketika melihat sang anak kelihatan gelisah "Sayang" panggilnya menghampiri Chaeng. Diusapnya keringat yang membasahi dahi Chaeng dan sedetik kemudian matanya melotot ketika menyadari kalau suhu badan sang anak semakin tinggi "Chaeng, kamu dengarin Mommy?" Dia menepuk pipi Chaeng dengan pelan, berharap agar sang anak membuka matanya.

"Mommy" rengek Chaeng yang masih gelisah.

Jisoo bergegas mengambil hoodie dan memakaikannya kepada sang anak. Dia menyambar tasnya sebelum menggendong Chaeng "Kita kerumah sakit ya" bisiknya khawatir.











"Jennie!" Teriakan dari sang Kakak membuatkan Jennie yang lagi bersantai diruang tamu bergegas menghampirinya.

"Ada apa Kak?" Tanya Jennie.

"Ambil kunci mobil kamu. Kita harus kerumah sakit!" Ujar Jisoo.

"Chaeng kenapa?" Bingung Jennie.

"Suhu badannya semakin tinggi Jen"

Nafas Jennie seakan tercekat. Dia semakin merasa bersalah saat ini. Tidak ingin sang Kakak menunggu dengan lebih lama, dia bergegas kekamarnya untuk mengambil tas bersama kunci mobilnya.




























"Hiks takit Mommy" isak Chaeng ketika Dokter Wendy memasangkan infus ditangannya.

"Tahan sebentar sayang" bisik Jisoo mengelus punggung Chaeng yang berada di gendongannya itu.

"Chaeng harus dirawat dirumah sakit karena suhu badannya cukup tinggi. Untung saja kamu membawa dia dengan segera. Dia mungkin bisa mengalami kejang kalau telat mendapatkan pertolongan" jelas Dokter Wendy.

"Baiklah Dok. Lakukan lah yang terbaik untuk anak saya ya" pinta Jisoo.

"Itu sudah pasti Nyonya Kim" sahut Dokter Wendy dengan ramahnya.

Setelah itu, Dokter Wendy berpamitan pergi dari sana.

Baru saja Jisoo ingin membaringkan Chaeng diatas kasur, anaknya itu malah mengeratkan pelukannya dileher Jisoo "Sayang, kamu harus istirahat" bujuk Jisoo.

Chaeng menggeleng. Dia menenggelamkan mukanya diceruk leher Jisoo "Hiks mau pulang. Chaeng tidak tuka tinggal dicini" isaknya.

"Chaeng harus menginap dirumah sakit. Tenang saja, Mommy juga akan menginap disini kok"

Chaeng mendongak menatap Jisoo dengan air mata yang membasahi pipi gembulnya "Hiks benalan? Mommy tidak akan tinggalin Chaeng?"

"Iya sayang. Mommy tidak mungkin tinggalin Chaeng" sahut Jisoo.

"Tante juga akan menginap disini untuk menjaga Chaeng" timpal Jennie yang sedari tadi diam.

Akhirnya Chaeng setuju untuk menginap dirumah sakit namun Jisoo harus ikut tidur diatas kasur disampingnya.

Dapat Jisoo rasakan hembusan nafas hangat Chaeng di lehernya itu membuatkan dirinya sedih "Cepat sembuh tupainya Mommy" bisik Jisoo mengecup kepala sang anak.

Jennie pula memilih untuk tidur disofa. Dia tahu kalau nanti pagi pinggangnya akan sakit namun dia tidak peduli. Yang penting dia ingin menemani Chaeng sebagai permintaan maaf atas ulah jahilnya yang malah menyebabkan Chaeng terpaksa dirawat dirumah sakit.





















*
*

Pagi harinya, Chaeng sudah bangun dan sekarang dia hanya rebahan diatas kasur dengan mulutnya yang mengemut dot. Jisoo juga setia berbaring disamping Chaeng dengan tangannya yang mengelus kepala sang anak.

"Tante Nini kemana Mom?" Tanya Chaeng melepaskan dotnya.

"Tante Nini sudah pulang. Nanti dia kesini" sahut Jisoo.

"Mommy" panggil Chaeng.

"Iya sayang?" Sahut Jisoo.

"Chaeng mau pulang. Chaeng tidak betah tidul dicini. Tangan Chaeng juga takit" adunya menunjukkan tangannya yang dipakaikan infus itu.

"Chaeng belum sembuh jadi Dokter belum mengizinkan Chaeng untuk pulang. Sabar ya" ujar Jisoo.

Mata Chaeng berkaca kaca dan Jisoo menyadarinya "Jangan menangis sayang" ujar Jisoo menepuk pantat Chaeng dengan pelan.

Chaeng hanya diam. Dia masuk kedalam dakapan Jisoo dan menenggelamkan mukanya didada sang Mommy.

Jisoo tahu kok kalau anaknya itu lagi ngambek makanya Jisoo langsung mengambil ponselnya dan menghubungi sang adek.

Beberapa menit berlalu, sosok yang dihubungi oleh Jisoo akhirnya tiba.

"Selamat pagi Chaeng!!" Bukan hanya Jennie yang datang, namun sahabat Jennie juga ikut bersama.

Mereka membawa banyak balon yang mempunyai pelbagai warna.

"Wahh ada balon!!" Seru Chaeng antuasis.

"Ini semua untuk Chaeng loh" ujar Lisa mewakili yang lain.

"Benalan?" Tanya Chaeng.

"Iya Chaeng" sahut Nayeon mencubit pipi gembul Chaeng dengan pelan.

"Jen, apa kamu membawanya?" Tanya Jisoo.

"Ini Kak" sahut Jennie.

Jisoo berganjak turun dari kasur dan mengambil bungkusan yang dibawa oleh Jennie. Dia berganjak duduk disofa dan membiarkan sang anak bermain bersama sahabat Jennie. Itu memang rencananya. Dia lah yang meminta Jennie bersama yang lain untuk datang dan menghiburkan sosok Chaeng yang bosen.

"Kakak masih lanjut?" Tanya Jennie ikut duduk disamping Jisoo.

"Iya. Kakak ingin memberikannya kepada Chaeng" sahut Jisoo fokus menjahit boneka untuk sang anak.

"Apa Kakak butuh bantuan aku?" Tanya Jennie "Semuanya salah aku jadi biar aku saja yang bertanggungjawab Kak" lanjutnya.

"Tidak apa apa kok Jen. Kakak ingin menyiapkan semuanya sendirian. Ini khusus untuk Chaeng" sahut Jisoo antuasis ketika membayangkan kalau sang anak akan menyukai boneka yang dijahit olehnya.

























Ku kira O ternyata F

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ku kira O ternyata F... Tapi gakpapa, tetap happy!!

FLOWER 🌺 ♥️

  Tekan
    👇

Mommy Chu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang