Sudah 2 hari Jennie mengalami demam namun yeoja itu masih tidak ingin dibawa kerumah sakit walaupun Jisoo terus saja memaksanya.
Sekarang, sahabat Jennie sudah datang ke mansion untuk melihat kondisi yeoja bermata kucing itu.
"Aneh ya rasanya pas ngelihat lo sakit seperti ini" ujar Nayeon.
"Aneh apaan jir!" Sahut Jennie.
"Heh, lagi sakit tidak boleh ngomong kasar" sambar Jihyo melotot kearah Jennie membuatkan yeoja itu memutar bola matanya dengan malas.
"Ngomong ngomong gimana sama tugasan gue? Apa Bu Susy tidak marah?" Tanya Jennie.
"Sebelum lo demam, tugas lo sudah lo selesaikan bukan? Jadi gue sebagai sahabat yang baik langsung saja menyerahkan tugas lo itu sama Bu Susy dan dia juga bilang semoga cepat sembuh untuk lo" sahut Lisa.
"Lo memang tidak mau kerumah sakit Jen?" Tanya Joy
"Gue baik baik saja kok" sahut Jennie.
"Baik apaan huh? Tuh hidung lo merah sudah seperti badut" sambar Yeri.
"Memangnya ada badut secantik gue?" Sahut Jennie.
"Halu njirr!" Balas Nayeon.
"Ponakan lo kemana si Jen?" Tanya Yeri.
"Memangnya tadi sebelum kalian masuk kekamar gue, kalian tidak melihat dia?" Tanya Jennie.
"Tidak ada si. Tadi kita hanya ketemu sama Kak Jisoo terus Kak Jisoo membawa kita kekamar lo" sahut Yeri.
"Palingan dia lagi tidur. Lagian ini memang jam tidur dia si" sahut Jennie.
"Ngomong ngomong, gue masih merasa aneh ya sama lo yang tiba tiba jatuh sakit. Lo biasanya jatuh sakit pas lagi banyak fikiran. Apa ada apa apa yang lo sembunyikan dari kita?" Tanya Nayeon menatap Jennie dengan curiga.
Jennie tersenyum tipis "Kalian memang tidak bisa dibohongi ya"
"Nahkan! Sudah gue duga!" Sambar Nayeon "Sekarang, jujur sama kita! Apa masalah lo?"
Jennie menghela nafasnya dengan kasar "Kalian juga tahu bukan kalau akhir akhir ini gue sibuk sama tugas kuliah gue? Kai, dia juga sibuk sama kerjanya. Kita tidak ada waktu dan itu bikin gue sama dia seakan menjauh. Terus waktu itu dia mengajak gue ketemuan dan kita bikin keputusan untuk putus"
"Putus? Heol! Kalian saling mencintai bukan?!" Heboh Lisa.
Jennie mengangguk singkat "Gue sama dia tidak saling memahami. Lagian dia juga harus ke Italy untuk beberapa tahun dan gue juga memang tidak sanggup untuk LDR. Jadi akhirnya kita sepakat untuk putus"
Joy yang memang duduk disamping Jennie langsung saja mengelus punggung Jennie "Lo yang sabar ya"
Jennie terkekeh kecil "Santai saja. Gue baik baik saja kok. Mungkin memang tidak ada jodoh antara gue sama dia"
Secara tiba tiba Chaeng berjalan memasuki kamar Jennie "Tante Nini" panggilnya.
"Eh, gembul sudah bangun?" Sahut Jennie.
Chaeng mengangguk dan berusaha menaiki kasur Jennie. Lisa langsung membantuh bocah itu "Telima katih Tante" ujar Chaeng
"Berasa tua gue dipanggil Tante" ujar Lisa
"Lo kan memang sudah tua Li" sahut Yeri.
"Gue lo? Apaan itu?" Polos Chaeng.
"Chaeng" panggil Jennie "Jangan dengarin omongan mereka. Mereka memang suka sesat orangnya" ujarnya.
Chaeng mengangguk polos dan merangkak mendekati Jennie. Tangan mungilnya menyentuh dahi Jennie "Tudah tidak hangat" ujarnya.
"Chaeng perhatian banget ya sama Tante Nini" ujar Joy membuatkan perhatian Chaeng tertuju kepadanya "Apa Chaeng sayang Tante Nini?"
Chaeng mengangguk "Chaeng tayang tama Tante Nini walaupun Tante Nini galak"
Sahabat Jennie itu tertawa kecil "Tante Nini memang galak loh. Dia juga suka gigit" ujar Nayeon tanpa mempedulikan Jennie yang sudah melotot kearahnya.
"Gigit?" Polos Chaeng.
"Iya, nanti pas Chaeng tidur, Tante Nini bakalan gigit pipi Chaeng" ujar Nayeon.
"No!!" Pekik Chaeng menjauh dari Jennie "Tante Nini tidak boleh gigit pipi Chaeng"
"Lo bilang gue jahil tapi lo juga sama bambank!" Ujar Jennie menyentil dahi Nayeon.
"Tante Nini tidak boleh cepelti itu" ujar Chaeng membela Nayeon.
"Tuh dengarin Tante Nini" ledek Nayeon.
Jennie mendengus sebal dan beralih menatap ponakannya "Mommy Chu kemana?"
"Mommy lagi dibawah. Ada tamu" sahut Chaeng.
Dahi Jennie mengernyit "Tamu? Siapa? Apa Om Jero?"
Chaeng menggeleng "Bukan Om Jelo"
"Lucu ihh.. Jero dipanggil Jelo" ujar Lisa tertawa bersama Yeri.
"Kalau bukan Om Jero, siapa? Tante Irene?" Tanya Jennie.
Chaeng menggeleng lagi "Om Haein" ujarnya.
Jennie mengangguk faham "Sepertinya Om Haein suka sama Mommy Chu. Apa Chaeng tidak marah kalau Om Haein menjadi Daddy Chaeng?"
"Chaeng tidak malah kok. Chaeng cenang kalena bita punya Daddy. Telama ini Chaeng tidak pelnah punya Daddy"
Mereka semua sontak bungkam. Ada perasaan iba yang muncul dihati mereka.
"Jadi Chaeng setuju kalau Om Haein menjadi Daddy Chaeng?" Tanya Lisa mengelus kepala Chaeng.
"Cetuju! Om Haein baik. Nanti Chaeng mau jalan jalan tama Om Haein. Chaeng mau tahu gimana lasanya punya Daddy" ujar Chaeng.
Dapat Jennie lihat kalau ponakannya itu benar benar membutuhkan sosok yang bisa dipanggil Daddy. Apa kalau Jisoo menikah sama Haein, itu adalah pilihan yang tepat? Lagian semua itu juga untuk kebahagiaan Chaeng.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Chu✅
FanfictionKisah Jisoo yang mengadopsi balita yang berusia 3 tahun di sebuah panti asuhan. Chaesoo📌 Family📌 Fanfiction📌